2. Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK)Definisi• SOPK merupakan kumpulan gejala, bukan merupakan suatu penyakit.• Penyebab pasti belum di ketahui.• Perlu di bedakan antara ovarium polikistik (OPK), tanpa sindrom; dansindrom ovarium polikistik (SOPK).Prinsip Dasar• SOPK berkaitan dengan anovulasi kronik.• Gangguan hormonal merupakan penyebab terbanyak.• Pemeriksaan hormon sesuai dengan keluhan yang dimiliki pasien.• Setiap wanita gemuk perlu dipikirkan adanya resistensi insulin.• SOPK merupakan faktor risiko kanker payudara, endometrium danpenyakit jantung koroner.Diagnosis• Amenorea, oligomenorea, infertilitas, adipositas, hirsutismus(pertumbuhan rambut berlebihan di muka, di atas bibir, dada, linea alba),akne, seborrhoe, pembesaran klitoris , pengecilan pajudara.• USG dan atau laparoskopi merupakan alat utama untuk diagnosis. DenganUSG, hampir 95 % diagnosis dapat dibuat. Terlihat gambaran seperti rodapedati, atau folikel-folikel kecil berdiameter 7-10 mm. Baik dengan USG,maupun dengan laparoskopi, ke dua, atau salah satu ovarium pastimembesar.• Wanita SOPK menunjukkan kadar FSH, PRL, dan E normal, sedangkan LHsedikit meninggi (nisbah LH/FSH>3). LH yang tinggi ini akanmeningkatkan sintesis T di ovarium, dan membuat stroma ovariummenebal (hipertikosis). Kadar T yang tinggi membuat folikel atresi.• LH menghambat enzim aromatase.• Bila di temukan hirsutismus, perlu diperiksa testosteron, dan umumnyakadar T tinggi. Untuk mengetahui, apakah hirsutismus tersebut di berasaldari ovarium, atau kelenjar suprarenal, perlu di periksa DHEAS.100
• Kadar T yang tinggi selalu berasal dari ovarium (> 1,5 ng/ml), sedangkankadar DHEAS yang tinggi selalu berasal dari suprarenal (> 5-7ng/ml).• Indikasi pemeriksaan T maupun DHEAS dapat di lihat dari ringan beratnyapertumbuhan rambut. Bila pertumbuhan rambut yang terlihat hanyasedikit saja (ringan), maka kemungkinan besar penyebab tingginyaandrogen serum adalah akibat gangguan pada ovarium, berupa anovulasikronik, sedangkan bila terlihat pertumbuhan rambut yang mencolok, makapeningkatan androgen kemugkinan besar berasal dari kelenjar suprarenal, berupa hiperplasia, atau tumor.ManajemenPengobatan pada wanita yang belum ingin anak• Pada wanita yang belum menginginkan anak dapat di berikan pilkontrasepsi yang mengandung estrogen-progesteron sintetik. Pilkontrasepsi menekan fungsi ovarium, sehingga produksi testosteronmenurun. Selain itu, pil kontrasepsi menekan sekresi LH, sehingga sintesistestosteron pun berhenti. Estrogen sintetik memicu sintesis SHBG di hati,dan SHBG ini akan mengikat lebih banyak lagi testosteron dalam darah.• Pada wanita dengan hirsutismus lebih efektif pemberian anti andorogen,seperti siprosteronasetat (SPA). SPA menghambat kerja androgenlangsung pada target organ. SPA yang termasuk jenis progesteronalamiah, juga memiliki sifat glukokortikoid, sehingga dapat menghambatACTH, dan dengan sindirinya pula menekan produksi androgen disuprarenal. Bila belum tersedia sediaan SPA, maka dapat di gunakan pilkontrasepsi yang mengandung SPA. Prognosis pengobatan dengan SPAsangat tergantung dari:o Wanita dengan kadar T yang tinggi, memiliki respon yang baiko Bila hirsutismus sudah berlangsung lama, prognosis jelek.o Wanita muda keberhasilannya lebih baiko Rambut/bulu di daerah dada dan perut memiliki respon baik.• SPA diberikan 1-2 tahun. Bila ternyata hirsustismus tetap juga tidakhilang, maka perlu di pikirkan adanya kelainan kongenital adrenal. Dianjurkan untuk pemeriksaan hormon 17 alfa hidroksiprogesteron. Kadaryang tinggi, menunjukkan adanya defisiensi enzim 21 hidroksilase.• Dewasa ini mulai di gunakan Gn-RH Analog (agonis atau antagonis) untukmenekan fungsi ovarium101
- Page 1 and 2:
REVISIStandar Pelayanan MedikObstet
- Page 3 and 4:
Kontributor 2003Dr (Med) Ali Baziad
- Page 5 and 6:
PrakataMerupakan suatu keharusan un
- Page 7 and 8:
Daftar IsiEDITOR ..................
- Page 9 and 10:
21. PLASENTA AKRETA ...............
- Page 11 and 12:
MANAJEMEN .........................
- Page 13 and 14:
KANKER KORPUS UTERI ...............
- Page 15 and 16:
1. Pemeliharaan KehamilanDefinisi
- Page 17 and 18:
Khan-Neelofur D, Golmezoglu M, Vill
- Page 19 and 20:
Tan BP, Hannah ME. Prostaglandins v
- Page 21 and 22:
2. Hiperemesis Dalam KehamilanDefin
- Page 23 and 24:
3. AbortusDefinisi• Abortus adala
- Page 25 and 26:
• Pada keadaan inkompletus, apabi
- Page 27 and 28:
5. Mola Hidatidosa dan Penyakit Tro
- Page 29 and 30:
saat tindakan evakuasi sebaiknya di
- Page 31 and 32:
6. Kehamilan dengan TuberkulosisPen
- Page 33 and 34:
7. Malaria Dalam KehamilanPRINSIP D
- Page 35 and 36:
9. HIV/AIDS dan Penyakit MenularSek
- Page 37 and 38:
11. Diabetes Dalam KehamilanDefinis
- Page 39 and 40:
12. Kehamilan dengan AsmaDefinisiAs
- Page 41 and 42:
13. Edema paruDefinisiEdema paru ia
- Page 43 and 44:
14. Nefritis dalam kehamilanDEFINIS
- Page 45 and 46:
15. Thalasemia Dalam Kehamilan (bel
- Page 47 and 48:
17. Bekas Seksio SesareaDefinisi•
- Page 49 and 50: 18. Hipertensi, Pre-Eklamsia, dan P
- Page 51 and 52: Prinsip Dasar• Sudah terjadi endo
- Page 53 and 54: • Tokolisis: β mimetic, Ca chann
- Page 55 and 56: • Malpresentasi• USG, plasentog
- Page 57 and 58: • Reseksi lokal dan repair• Kur
- Page 59 and 60: • Pada solusio ringan dapat dilak
- Page 61 and 62: Prognosis• Bervariasi, tergantung
- Page 63 and 64: 25. KhemoterapiPrinsip Dasar• Pem
- Page 65 and 66: Kanker OvariumNama obat(singkatan)D
- Page 67 and 68: 26. SungsangDefinisi• Janin denga
- Page 69 and 70: • Mencegah komplikasi yang mungki
- Page 71 and 72: 29. Emboli ParuDefinisi• Emboli p
- Page 73 and 74: 30. Hidrosefalus (belum terisi)73
- Page 75 and 76: 32. Persalinan Pre-termDefinisi•
- Page 77 and 78: 33. Kehamilan Post-DateDefinisi•
- Page 79 and 80: Seksi II. Ginekologi79
- Page 81 and 82: vitium kordis, trombositopenia, ter
- Page 83 and 84: • Beratnya virilisasi sangat terg
- Page 85 and 86: Hipo/Agenesis GonadPengertian• Di
- Page 87 and 88: Amenorea sentralAmenorea hipotalami
- Page 89 and 90: Sindroma Amenorea GalaktoreaPrinsip
- Page 91 and 92: Amenorea ovariumPengertian• Kedua
- Page 93 and 94: penurunan/penambahan berat badan, o
- Page 95 and 96: menit setelah pemberian LH-RH, dila
- Page 97 and 98: Manajemen• Pada pertengahan siklu
- Page 99: MetroragiaDefinisi• Perdarahan ta
- Page 103 and 104: 3. MenopauseDefinisi• Pramenopaus
- Page 105 and 106: o Hasil ensitometer berupa T-score
- Page 107 and 108: • Wanita di minta datang rutin se
- Page 109 and 110: histerektomi. Pada hiperplasia atip
- Page 111 and 112: • Alendronat/bifosfonat bukan dig
- Page 113 and 114: HipertrikosisDefinisi:• Pertumbuh
- Page 115 and 116: 6. Terapi Sulih Hormon (HRT)Definis
- Page 117 and 118: 7. EndometriosisDefinisi• Jaringa
- Page 119 and 120: analgetika/antiprostaglandin. Proge
- Page 121 and 122: 8. Infeksi Traktus Reproduksi, term
- Page 123 and 124: • Tes provokasi:Mengevaluasi stre
- Page 125 and 126: 10. Inkontinensia UriDefinisi• In
- Page 127 and 128: Genuine stress incontinence dan mix
- Page 129 and 130: 11. Tumor Jinak GinekologikMIOMA UT
- Page 131 and 132: Manajemen• Perlu ditentukan apaka
- Page 133 and 134: Padanan hasil Pelaporan Tes PapDera
- Page 135 and 136: Prognosis• Pada tahap lesi pra ka
- Page 137 and 138: Manajemen Wanita dengan hasil Tes P
- Page 139 and 140: Manajemen Wanita dengan hasil Tes P
- Page 141 and 142: Bila fungsi uterus mas ih diperluka
- Page 143 and 144: indurasi teraba licin, tidak berben
- Page 145 and 146: • Batasan Stadium (Surgical Stagi
- Page 147 and 148: pada stadium yang sangat lanjut (st
- Page 149 and 150: Segera/jangka pendek : penanganan p