13.07.2015 Views

LAPORAN AKHIR PENELITIAN - KM Ristek - Kementerian Riset dan ...

LAPORAN AKHIR PENELITIAN - KM Ristek - Kementerian Riset dan ...

LAPORAN AKHIR PENELITIAN - KM Ristek - Kementerian Riset dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>LAPORAN</strong> <strong>AKHIR</strong> <strong>PENELITIAN</strong> Judul: ASPEK FITOGEOGRAFI DAN POLA PENGGUNAAN LAHAN SEBAGAIINDIKATOR KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMBUDIDAYAAN TANAMAN OBAT Peneliti: Kris Sunarto Antonius Bambang Wijanarto Sumartoyo Lalitya Narieswari Stella Sinaga Tatit Kurniasih Ba<strong>dan</strong> Koordinasi Survei <strong>dan</strong> Pemetaan Nasional(BAKOSU RTANAL)2010


ABSTRAK Hasil kajian dari topik: ASPEK FITOGEOGRAFI DAN POLA PENGGUNAAN LAHAN SEBAGAIINDIKATOR KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMBUDIDAYAAN TANAMAN OBAT, khususnya 5jenjs tanaman obat terpilih telah selesai <strong>dan</strong> diperoleh hasil penelitian sesuai maksud,tujuan <strong>dan</strong> sasaran. Kelima jenis yang tercantum dalam produk target adalah: temulawak, jahe, kencur, pegagan, <strong>dan</strong> sambiloto yang merupakan jenis tanaman penghasilbahan obat herbal unggulan. Untuk mengembangkan masing-masing jenis tanamantersebut sangat diperlukan kajian lanjutan, agar produktivitasnya meningkat. Denganpeningkatan produksi, baik kuantitas maupun kualitas, maka akan te~adi peningkatanstok guna kecukupan bahan obat herbal yang lebih te~amin. Pokok masalahnya adalahbahwa habitat dari kelima jenis tersebut berbeda satu sama lain, sehingga perlu dikajimasing-masing. Sifat atau karakter masing-masing tanaman komoditas obat herbalyang berbeda ditambah dengan beragamnya model pemilikan lahan, penguasaan <strong>dan</strong>kemauan serta bukti penggunaan lahan sangat bervariasi merupakan kendalapenentuan kesesuaian lahan non fisiko Perihal yang demikian memerlukan kelengkapandata <strong>dan</strong> kecermatan dalam penentuan kriteria kesesuaian habitat yang sesungguhnya.Dengan demikian kajian ini menggunakan pendekatan aspek fitogeografi <strong>dan</strong>penggunaan lahan/penutup lahan sebagai indikatornya. Untuk memperjelas keterkaitanaspek fitogeografis, maka perlu diawali dengan kajian pustaka, proses SIG d~:m cekinglapangan. Berdasar pada kajian pustaka, maka kelima jenis tanaman obat tersebutperlu dikaji syarat hidup <strong>dan</strong> pertumbuhan berdasarkan lokasi sebaran, habitat ataskondisi fisik lahan serta asosiasi tanaman lindung maupun bukan lindung serta watakmasing-masing jenis tanaman obat. Menurut dasar literatur yang diperoleh ternyatajenis temu lawak, jahe <strong>dan</strong> kencur punya sifat lingkungan yang sangat berbeda. Dasarperbedaan kondisi geografis masing-masing jenis tersebut lebih didasari ataskebutuhan sinar maupun tanaman pelindungnya. Untuk jenis pegagan <strong>dan</strong> sambilotolebih bersifat liar tumbuh di hampir segala kondisi lahan <strong>dan</strong> sangat peka terhadap sifatpengelolaan lahannya <strong>dan</strong> jenis tanah serta kelembabannya. Setelah kriteriakesesuaian habitat ditemukan maka proses overlay dalam SIG dilakukan hinggamenemukan tingkat kesesuaian masing-masing tanaman. Untuk memperoleh tingkatketelitian yang lebih baik, dilakukan ceking lapangan guna mengetahui validitas hasilkajian. Setelah kajian berhasil menemukan beberapa lokasi yang sesuai, ternyatapeneliti menemukan aspek penting yang perlu ditambahkan dalam kajian lebih lanjut,yaitu aspek pasca panen <strong>dan</strong> agribisnisnya. Kajian lanjutan akan terkait dengan suplaibahan baku obat herbal <strong>dan</strong> sebagai barang dagangan serta ketersediaan bahan bakuobat bagi para pengguna terutama kalangan industri obat <strong>dan</strong> jamu tradisional. Kajianni baru merupakan tema awal dalam kajian jalinan kemitraan hingga sistemagribisnisnya sesuai produk target yang dicanangkan oleh <strong>Kementerian</strong> RISTEK.Kata kunci: Aspek Fitogeografi, kesesuaian lahan, budidaya tanaman obat herbal.


PRAKATA Pujisyukurkehadirat Tuhan Allah yang tetah me~mpahkan berkah <strong>dan</strong> rahmatNyasehingga penelitian boleh be~alan dengan baik serta laporan tahap awal yangmerupakan laporan kemajuan peke~aaninidapat dibuat sesuai dengan target waktuyang tersedia. Kegiatan penelitian ini diawali dengan kajian pustaka, penyiapan data<strong>dan</strong>peta. Set-elah itu dilakukanpenyusunan tabet kriteria kesesuaiatl Jahan untukbudidaya dengan teknik scoring, serta proses inti kajian yaitu overlay peta-peta sesuaikriteria kesesuaian yang telah disusunserta dtujicobakan beberapa kali. Berdasarkandiagram alir, tahapan proses ini menghasilkan peta sementara kesesuaian lokasi yanglangkah selanjutnya adalah survei lapangan. Setelah dilaksanakan sesuai proposalyang -diajukan, temyatapeneJru l-ebih tertarikkesatu langkah Jebih maIu, yaitum-engkaiipasca panen <strong>dan</strong> agribisnisnya, agar apabila pekerjaan penelitian ini berlanjut, makadapat menuju proses kemitraan<strong>dan</strong> mampu ·menjadi kajian yang dapat diterapkanhingga tahap yang diharapkan oleh <strong>Kementerian</strong> RISTEK. Sebagian peke~aanlapangan terkendaJa <strong>dan</strong>a SUf'Jeiyaitup-encairan tahapkedua yang tenambat turun.Pekerjaan pokok yang telah terlaksana adalah m-enemukan lokasi yang diindikasikans-ebagai lahan yangmempunyai empat tingkatkes-esuaian.,mulai-dari kelaslokasi yangsangat sesuai, sesuai, kurang sesuai <strong>dan</strong> yang tidak sesuai. Setelah itu dilakukankajian Pasca panen <strong>dan</strong> Agribisnis kelima jenis tanaman obat sesuai topik kajian.<strong>Riset</strong> ini merupakan satu sisi Penelitian BAKOSURTANAL pada bi<strong>dan</strong>g GeoOptimayangdiharapkan berguna bagi pengembangan agribrsnis bahan baku obat herbalsesuai produk target <strong>Kementerian</strong> RISTEK, sehingga mampu mencukupi kebutuhanstok nasional <strong>dan</strong> bahkan syukur mampu untuk kepentingan peningkatan eksportnya.Kamr mengucapkan terimakasin-kepada- para peneHtf <strong>dan</strong>- pihak-pihak lain- yang terlibatsecara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan penelitian ini. Semogapenelitian ini dapat memberikan sedikit kontribusi bagi semakin meningkatnya manfaatdata geospasial dari BAKOSURTANAL, serta bermanfaat untuk membuka cakrawalabagt para peneHti- bi<strong>dan</strong>g- sumberdaya naban khususnya tanaman- ohat serta bergunabagi para pelaku agribisnis tanaman bahan obat herbal.Cibinong, 22 Nopember 2010PtIsat Petayanan- JasaDan- tnformasi BAKOSURTANAL Kepala, ~~~~sc.195905131984032001


DAFTAR 151ABSTRAK PRAKATADAFTAR lSIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARII iii IV V BABI PENDAHULUAN 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Isu Permasalahan 3 2.2. Aplikasi Teknologi 4 2.3. Nama <strong>dan</strong> Kasiat Tanaman Obat 4 BAB III TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT 12 BAB IV DATA DAN METODOLOGI 12 4.1. Data 12 4.2. Metodologi 16 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 24 5.1. Hasil Analisis SIG 24 5.2. Pembahasan Kesesuaian Lahan 29 BAB VI PASCA PANEN DAN AGRIBISNIS 31 6.1 Pasca panen 31 6.2. Agribisnis Produk tanaman bahan baku Obat Herbal 32 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 35 7.1. Kesimpulan 35 7.2. Saran 36 DAFTAR PUSTAKA37 iii


DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Tabel Halaman2.1. Ikhtisar Syarat tumbuh Tanaman Obat 114.1.4.2.4.3.4.4.4.5.4.6.4.7.4.8.4.9.4.105.1.Daftar Skor Kesesuaian Lahan PembudidayaanTanaman TemulawakKunci Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk TanamanTemulawakDaftar Skor Kesesuaian Lahan PembudidayaanTanaman JaheKunci Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk TanamanJaheDaftar Skor Kesesuaian Lahan PembudidayaanTanaman KencurKunci Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk TanamanKencurDaftar Skor Kesesuaian Lahan PembudidayaanTanaman PegaganKunci Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk TanamanPegaganDaftar Skor Kesesuaian Lahan PemblJdidayaanTanaman SambilotoKunci Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk TanamanSambilotoDaftar Luas Kesesuaian Lahan untuk BudidayaTanaman Obat di Wilayah Kabupaten Bogor1818191920202121222230iv


• BAB I. PENDAHULUAN Temu lawak, Jahe, Kencur, Pegagan , <strong>dan</strong> Sambiloto , merupakan tanaman bahan. obat herbal yang punya beberapa keunggulan dalam khasiatnya , karena itu kelimajenis tanaman obat tersebut ditetapkan sebagai produk target 2.04.03 dalam <strong>Riset</strong>Insentif RISTEK <strong>dan</strong> terangkum dalam buku pedoman riset insentive RISTEK(<strong>Ristek</strong>,2009). Kelima jenis tanaman tersebut merupakan andalan bahan baku obatyang dapat digunakan secara universal, baik untuk memenuhi kebutuhan domestikmaupun kebutuhan luar negeri. Untuk menjaga kecukupan stok <strong>dan</strong> bahkanpeningkatan kuantitas maupun kualitas prod uk, peneliti harus melakukan berbagaikajian, salah satunya adalah mengkaji kesesuaian lahan untuk pembudidayaannya .Dalam pembudidayaan tanaman bahan baku obat sesuai topik kajian ini, adabeberapa tahap kajian mulai dari tahap paling awal yaitu kajian pustaka , aspeksebaran tanaman secara geografis yang disebut sebagai aspek fitogeografis ,potensi wilayah pertumbuhan , pembudidayaan, pasca panen, perdagangan sertaindustri hilirnya.Dalam kajian ini peneliti membatasi diri pad a kesesuaian lahan pada sifat fisik lahanyang terkait dengan habitat <strong>dan</strong> syarat tumbuh tanaman, mengingat keterbatasandata, waktu <strong>dan</strong> <strong>dan</strong>a untuk wilayah kabupaten. Tahapan yang lebih rincimemerlukan biaya, tenaga <strong>dan</strong> waktu serta <strong>dan</strong>a yang relative cukup. Tahapankajian ini dibuat untuk memberikan gambaran <strong>dan</strong> masukan bagi langkah kajianselanjutnya maupun pengarahan pembudidayaan yang iebih memperhatikanpentingnya aspek sebaran lahan yang memiliki tingkat kesesuaian terhadap masingmasingtanaman obat.Sistematika Penulisan kajian ini adalah terdiri dari beberapa Bab, tepatnya Bab Ihingga Bab VII secara berturutan menjelaskan langkah demi langkah penelitianhingga memperoleh kesimpulan. Adapun susunan bab demi bab adalah sebagaiberikut ini :Bab I., Menjelaskan atau menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:1. Apakah yang mendasari pelaksanaan kajian ini ? Sekedar memenuhi produk


target 2.04.03 Aspek fitogeografi menyeluruh tumbuhan/tanaman oba! herbalTemulawak , Jahe, Kencur, Pegagan <strong>dan</strong> Sambiloto ?? Siapakah inisiator kajian ?~ Mengapa ada kajian tentang perlunya mencari lokasi yang sesuai untuk(d(laman obat herbal ?Tinjauan Pustaka, yang isinya antara lain:'A"'njelaskan isu permasalahan mengenai kepentingan kajian tanaman bahanobat herbal pada tingkat nasional maupun internasional, serta bahayamembanjirnya bahan baku obat kimiawi yang dominan impor._ 3elain itu juga diungkap dalam sub bab berikutnya adalah substansi teknisyaitu aplikasi teknologi , yang menjawab bagaimana kajian ini dilakukan.Masing-masing tanaman komoditas perlu diungkapkan: nama-nama daerah,nama latin <strong>dan</strong> kasiatnya. Perihal yang sangat penting digali adalah syarattumbuh masing-masing tanaman, sehingga dapat dituangkan kedalam teknikskor maupun criteria untuk proses SIG . Dalam bab ini penting jugamengungkapkan Sifat Kimiawi <strong>dan</strong> Efek Farmakologis, melalui karya tulisBtaupun pustaka yang tersedia.Bah III Adalah Tujuan <strong>dan</strong> manfaatMengenai tujuan ada 3 tujuan, yaitu melakukan kajian sebaran habitat,rY1pngupayakan data spasial kesesuaian secara fisik lahan <strong>dan</strong> melakukankajian tingkat kesesuaian masing-masing tanaman obat yang dinyatakan dalam"uk peta. Adapun iY,anfaat kajian tentunya bayi iflstitusi terkait i stakehoider,~j ~ l< u agribisnis bahan baku obat herbal, kalangan akademisi <strong>dan</strong> para penelitiKhususnya bi<strong>dan</strong>g terkait).O:ln 1\/ Data <strong>dan</strong> Metodologi yang diterapkan, menjelaskan tentang data apa sajaJigunakan, serta bagaimana data diperoleh, diolah, distandarkan,;:;o;;hlngga dapat diproses melalui cara overlay pada Sistem Informasi Geografik.3IG). Melalui proses ini dapat dihasilkan peta sementara yang kemudian dicekl


<strong>dan</strong> digunakan dalam proses overlay.Bab V. HASIL KAJIAN, merupakan judul bab yang menjelaskan bahwa kajian telahselesai dengan hasil yang nyata apakah sesuai atau tidak sesuai dengan tujuan<strong>dan</strong> sasaran. Bagian penting dari Bab ini adalah Pendeskripsian hasil kajian.Melalui pendeskripsian maka apa yang dihasilkan dapat dijelaskan keterkaitanaktivitas kajian, demikian juga kija ditemukan kegagalan, peneliti harusmenemukan penyebabnya.Bab VI. PASCA PANEN DAN AGRIBISNIS, sebetulnya tidak termasuk tujuan darikajian ini, namun selama kerja lapangan peneliti menemukan beberapainformasi yang sangat berhubungan dengan masalah pasca panen <strong>dan</strong>agribisnis. Peneliti menyadari bahwa hal ini ternyata terkait erat dengan kasuspembudidayaan <strong>dan</strong> daya serap dari hasil karya para petani.Bab VII. KESIMPULAN DAN SARAN, merupakan hasil akhir kajian yang disankanatas segala proses yang telah dilakukan agar lebih tegas tentang pernyataanhasil kajian sehingga dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang memerlukanatau yang berkepentingan.Demikianlah isi pendahuluan yang diharapkan dapat menghantar pembaca dalammemahami gambaran isi kajian ini.BAB II TINJAUAN PUST AKA2.1. Isu permasalahansu global "back to nature" telah berdampak pad a peningkatan pasar produk herbal.t-


• pendidikan, perencanaan wilayah <strong>dan</strong> partisipasi masyarakat. Menurut hasil kajianterdahulu menyatakan bahwa omset penjualan biofarmaka Indonesia masih sangatkecil, yaitu baru berkisar 0,22 %, yang berarti punya peluang peningkatan yangsangat besar. (Kintoko,2006).2.2. Aplikasi teknologiKesesuaian lahan untuk pembudidayaan tanaman obat dapat menggunakanteknologi Sistem Informasi Geografik (SIG) sebagai dasar konsep teknikpewilayahan secara geografik, atas dasar kondisi fisik lahan. Konsep ini bertujuanuntuk menentukan kawasan-kawasan konservasi sekaligus potensi pengembanganareal untuk tanaman obat. Kajian ini mendasarkan pendekatan sistem lahan yangjuga pernah diaplikasikan untuk hasil eksplorasi terhadap 5 jenis tanaman obatterpilih yang terdapat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah baik lahan keringmaupun lahan basah. (Galingging,2000).2.3. Nama <strong>dan</strong> Kasiat Tanaman Obat2.3.1. Temu LawakTemulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) merupakan tumbuhan tahunan ataumusiman, yang hidup membentuk rumpun umbi batang, dalam bahasa Jawa disebut(rimpang) <strong>dan</strong> berbatang semu berupa gabungan beberapa pangkal daun yangferpadu. Tiap batang memiliki 2-9 helai daun, bunganya berukuran pendek <strong>dan</strong>lebar, warna putih atau kuning tua <strong>dan</strong> pangkal bunga berwarna ungu. Nama-namadaerah dari temu lawak adalah sebagai berikut ini Temu lawak (bhs. Jawa) Temolabak atau temu lobak (Bhs. Madura),<strong>dan</strong> Koneng gede (Bhs, Sunda). Tumbuhan inidapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun (secara bergantian keluar daririmpangnya). Rimpang induk rata-rata dapat memiliki 3-4 anak rimpang. Warna kulitrim pang cokelat kemerahan atau kuning tua, se<strong>dan</strong>gkan warna daging rimpangoranye atau kuning tua. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah padakedalaman sekitar 16 cm. Cara hidup tumbuhan temulawak pada umumnyamembentuk rumpun. Tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua <strong>dan</strong> 5buah rimpang muda. Temulawak berkhasiat untuk mencegah <strong>dan</strong> mengatasi4


• beraneka macam penyakit: gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkanproduksi cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi ra<strong>dan</strong>g kandungempedu, ra<strong>dan</strong>g lam bung <strong>dan</strong> gangguan ginjal. Selain itu, temulawak juga bisamenurunkan Kadar kolesterol tinggi, anemia/kurang darah, melancarkan peredarandarah, gumpalan darah , malaria, demam, campak, pegal linu, rematik, sakitpinggang, peluruh haid , keputihan, sembelit, ambeien , menambah nafsu makan,batuk, asma, ra<strong>dan</strong>g tenggorokan, ra<strong>dan</strong>g saluran nafas, ra<strong>dan</strong>g kulit, eksim ,jerawat, meningkatkan stamina, ra<strong>dan</strong>g kandung empedu <strong>dan</strong> batu empedu.Khasiat nyata temulawak layak menyan<strong>dan</strong>g predikat tanaman obat unggulannasional , sehingga wakil presiden R.I mencanangkan Gerakan Nasional MinumTemulawak (GNMT). Oi antara tumbuhan obat Indonesia temulawak memang yangpaling banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional, ada sekitar 50 jenis jamumengandung temulawak baik untuk menjaga kesehatan <strong>dan</strong> mengobati penyakit.Syarat tumbuhTanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil tanpa memanfaatkanteknik budidaya standar, karena lebih mudah hidup, bertumbuh <strong>dan</strong> berkembang.Oalam hal itu berdampak sulit menentukan dimana sentra penanaman temulawak diIndonesia. Jika diusahakan, maka hampir di setiap daerah pedesaan terutama didataran se<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong> tinggi, dapat ditanam temulawak terutama di lahan yang teduh.(Fitofarmaka, 2009).Rimpang Temu lawakHamparan tumbuhan Temu lawakOak.. Kris Sunarta 201 0Gambar 2.1. Temu lawak5


.. 2.3.2. JaheJahe (Zingiber officina/e), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagairempah-rempah <strong>dan</strong> bahan obal Rimpangnya berbentuk jemari yang• menggembung di ruas-ruas tengah . Rasa dominan pedas disebabkan senyawaketon bernama zingeron.Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan olehWilliam Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sansekerta, singaberi.ASPEI< FrrOGEOGRAFI DAN POLA DENGGUNAAN LAHAN SEBAGAI INDIKATOR KESESUAIAN LAHAN U rul


.. Syarat tumbuhJahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut,kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. (Ishwara H., 2002) .• Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm pertahun, kelembapan 80% <strong>dan</strong> tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 <strong>dan</strong> unsurhara tinggi dengan syarat : Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidakboleh tergenang.2.3.3. KencurKencur (Kaempferia galanga, Linn.)Sinonim: Familia: ZingiberaceaeUraian : Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae <strong>dan</strong>digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buahpaling lunak <strong>dan</strong> tidak berseratTanaman muda, masa pertumbuhanHamparan kebun kencurDok .: Kris Sunarto 2010Gambar 2.3. KencurNama Lokal: Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor(Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); Asauli, sauleh, soul, umpa(Ambon), Cekir (Sumba); Sebenarnya kencur bukanlah asli tanaman Indonesia,diyakini berasal dari India, namun demikian penyebaran kencur telah merambah keseluruh Asia sejak lama. Dari sinipun sebenarnya dapat ditarik kesimpulan , bahwakencur banyak dikenal di masyarakat Banyak dikenal berarti atau dapat pastinyakava akan manfaat <strong>dan</strong> khasiat7


Bagi kuliner tradisional klta, rimpang kencur sering dimanfaatkan sebagai bumbuaneka masakan, sebut saja yang paling terkenal , pecel <strong>dan</strong> karedok. Sementara itu,daun kencur sering dimanfaatkan sebagai campuran urap - urap atau sebagailalapan. Satu hal yang tidak asing dimasyarakat kita, kencur dijadikan sebagaiminuman segar, Beras Kencur. Beras kencur telah lama dipergunakan masyarakatIndonesia sebagai jamu penambah daya tahan tubuh <strong>dan</strong> menghilangkan masukangin serta kelelahan.Penyakit Yang Dapat Diobati: Ra<strong>dan</strong>g Lambung, Ra<strong>dan</strong>g anak telinga, Influenzapada bayi; Masuk angin, Sa kit Kepala, Batuk, Menghilangkan darah kotor; Diare,Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, <strong>dan</strong> lelah.2.3.4. PegaganNama latinnya Centella asiatica (L) Urban, Nama lokal : pegagan (Indonesia), regedeg atau gagan-gagan (Jawa), kerok batok / Kostekosan (Madura), Antanan atau antanan rambat (Sunda), antanan gede (Ternate Kolotidi), menora (Halmarera Kori-kori), pagaga (lVIakasar) <strong>dan</strong> gogauke / san<strong>dan</strong>an (Irian). Ada juga yang menyebut daun kaki kuda, Bahasa Bugis adalah Dau tungke Pegagan (Centella asiatica I [Ll Urb.) telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun yang sudah dalam bentuk ramuan Uamu). Tumbuhan pegagan, sejenis rumputOak .. Kris Sunarta 2010Gambar 2.4. Tanaman liar Pegagan8


• KhasiatOi Australia telah dibuat obat dengan nama "Gotu Kola" yang bermanfaat sebagaianti pikun <strong>dan</strong> juga sebagai anti stress. Oi Indonesia pegagan telah banyakdimanfaatkan sebagai obat untuk penyembuhan penyakit HIV melalui peningkatan. ketahanan tubuh pasien. Secara empirik, pegagan bermanfaat sebagai penyembuhluka, ra<strong>dan</strong>g, reumatik, asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam <strong>dan</strong>penambah selera makan. Oi Cina, pegagan bermanfaat untuk memperlancarsirkulasi darah, bahkan dianggap lebih bermanfaat dibandingkan dengan ginkobiloba atau ginseng yang berasal dari Korea.Menurut Haryanto pad a Buku Ensiklopedi Tanaman Obat di Indonesia, (Haryanto. S,2009), menyatakan bahwa Pegagan merupakan jenis tanaman atau tumbuhan liaryang hampir tumbuh diseluruh wilayah NKRI terutama di daerah lembab atausebagian kena naungan. Ketinggian tempat dari dataran rendah hingga mencapai2500 meter.2.3.5. SambilotoNama lain Sambiloto adalahLamk. =J.paniculata, Burm. =J.latebrosa, Russ.Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta,Nama lokal : Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda), bidara / sadilata /sambilata, takila(Jawa), pepaitan (Sumatra), Chuan xin lian, yi jian xi, Ian he lian (China), xuyen tamlien, cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta,halviva, kariyat (Inggris). (Aidi Y., dkk.,1996). Oaerah tumbuh sambiloto ternyatasangatlah terse bar ke berbagai benua, sehingga nama lainnya sangat banyak.9


... Gambar 2.5. SambilotoFamilia: Aeanthaeeae


..ifat Kimiawi <strong>dan</strong> Efek Farmakologis:rba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar <strong>dan</strong> usus'~il.KANDUNGAN KIMIA : Daun <strong>dan</strong> percabangannya mengandung laktone yangTabel 2.1. Ikhtisar syarat tumbuh tanaman obatI!II~IMATRIKS GAMBARAN UMUM SYARAT TUMBUH TANAMAN OBAT:Temulawak, Jahe, Kencur, Pegagan <strong>dan</strong> Sambiloto' ~ ~rl iri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14­J ksi-11-12-didehidroandrografolid , <strong>dan</strong> homoandrografolid. Juga terdapatIe '/onoid, alkane, keton, aldehid , mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik,damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon,Il)grafin, pan.ikulin, mono-O- metilwithin, <strong>dan</strong> apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif1,1clrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari' ~ ~') ksik). (Aidi Y., dkk.,1996).Kualilas lallahKeli·I I Ke'I,i-Namanggian Penggunaan Cu rah I Tutupan/ringan1111 Jenis TebalTeks- Orai - Kesu­ hUJan NaunganTanaman solum pH tempat lahanle rengtur nase buran (mm/lh)(%)(em)(m) (%).-La<strong>dan</strong>g. tegal.TakTemu­ seda se<strong>dan</strong>g­ 4.5 - tanaman 1500­ anlara 2­ an lara 10 -I>30 lersubur5.5eampuran. 4000 25 4050-1500lawaknggenangkp.bun buahTanahliat. Takse<strong>dan</strong>g - 6.8 - 3[IIJ - terbuka. 25[1[1­ an ta ra 2­ an tara 10 -2 Jahe >30 se- Iersubur7.4 BOD la<strong>dan</strong>g. 4000 25 20<strong>dan</strong>g genangsem ak. _. .- .- .TanahTak.'Sese<strong>dan</strong>g­4.5 -lerbuka. 2500­ antara 2­ anlara 0 -Kencur >3 0ter­50-600I<strong>dan</strong>g subur 6.5 la<strong>dan</strong>g. 4000 15 20gcmmg..semakLa<strong>dan</strong>g. legal.Tak KurangI.Se-lanaman 1500­ anlara 8­ anlara 20I Pegagan


BAB III TUJUAN DAN MANFAAT3.1. Tujuan• Melakukan kajian habitat <strong>dan</strong> sebaran wilayah tumbuh yang dijumpai dilapangan, khususnya: temu lawak, jahe, kencur, pegagan, <strong>dan</strong> sambiloto.• Mengupayakan data <strong>dan</strong> informasi spatial atas lahan ataupun wilayah yangsecara fisik lahan sesuai untuk pembudidayaan tanaman bahan baku obat.• Menemukan tingkat kesesuaian lokasi untuk pembudidayaan lima jenistanaman obat: temu lawak, jahe, kencur, pegagan, <strong>dan</strong> sambiloto.3.2. SASARANPeta Kesesuaian lahan untuk lokasi pembudidayaan 5 tanaman: temu lawak,jahe, kencur, pegagan <strong>dan</strong> sambiloto. Terkait ketersediaan data, <strong>dan</strong>a <strong>dan</strong>waktu, maka tahapan ini baru mencapai kesesuaian secara fisik lahan,khususnya atas dasar kajian habitat di wllayah kajian maupun di luar wilayahkajian guna mendapatkan referensi yang lebih bagus <strong>dan</strong> lengkap.3.3. ManfaatManfaat kajian ini adalah untuk peningkatan produksi bahan baku obat herbal,baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan peningkatan produksi berartimenjaga ketersediaan stok nasional maupun untuk kepentingan ekspor. Dengandemikian hasH kajian ini juga bermanfaat bagi para pelaku agribisnis, mulai daripetani, pedagang , pengusaha bahan baku obat herbal, industri jamu <strong>dan</strong> obatherbal, para akademisi <strong>dan</strong> para peneliti sesuai bi<strong>dan</strong>g kajian.BABIV. DATA DAN METODOLOGI4.1. DataUntuk melaksanakan metodologi yang akan ditempuh, maka data yang1 dibutuhkan dalam menentukan tingkat kesesuaian lokasi untuk budidaya tanamanobat antara lain:12


1. Peta RBI Digital skala 1:25.000 produksi BAKOSURTANAL digunakan sebagaipeta dasar <strong>dan</strong> acuan referensi geografis.2. Peta Jenis Tanah3. Peta Kemampuan Tanah4. Peta Kemiringan Lereng5. Peta Curah Hujan6. Peta Penggunaan Tanah7. Peta Kawasan HutanPeta nomor 2 hingga peta nomor 7 memiliki format maupu skala peta yangberbeda dengan format maupun skala peta dasar. Oleh karenanya padabeberapa peta tersebut dilakukan format ulang dari skala 1 : 250.000 yangdisesuaikan dengan skala peta dasar BAKOSURTANAL dengan skala 1 :25.000. Melalui proses format ulang , maka akan mernpermudah proses anal isisdengan cara overlay. Hasil format ulang tersebut dapat dilihat pada beberapahalaman berikut ini.P'Io t"'"IIIJCI.'tANAH~"'T£N 9;«'0lIl ~• .aV" IIA,III"' T,. ~~ "-.------- - .--..... ~,-.• ->-"'-.. ..-­-- -.- .~- --.... . ­J-.- ........-~-_...... _.... [J, -':"--:.:-.:~. - ~ . .Gambar 4.1. Peta Jenis Tanah Wilayah Kabupaten Bogor13


.. t " O(,Ua"'~"' f"_ "~tthSOQ.(llt ~Sl J.w.8oUI'.f! . --~~..... ....-Gambar 4.2. Peta Kemampuan Tanah Wilayah Kabupaten Bogar-..Pft,l. II~"""""L£nl'IIiGIUoeUf'Art:N 1OGClII; f'1(ClPft.WNKlA aAAAl~ t L.----. jGambar 4.3. Peta Kem iringan Lereng Wilayah Kabupaten Bogar14


.. ......... ... .­__ .... t .1"I'''


... .;...... .­pcr"'~"" I1I,f~1olA.IRtP6 Tl: ..·tsOO()III~'liJI>NJI.&.UlA. 1DGambar 4.6. Peta Kawasan Hutan Wilayah Kabupaten Bogor4.2. MetodologiRangkaian kegiatan yang dilakukan dalam kajian ini dimulai dari pengumpulandata <strong>dan</strong> informasi serta kajian pustaka merupakan dasar informasi, yangkemudian ditambah dengan sampel lokasi habitat tentang masing-masingtanaman: temu lawak, jahe, kencur, pegagan, <strong>dan</strong> sambiloto. Dari hasil kajianpustaka khususnya syarat tumbuh tanaman dirangkum ataupun diikhtisarkankedalam bentuk table. Tabel tersebut digunakan sebagai dasar penyusunankriteria kesesuaian lahan. Dengan menggunakan beberapa sam pel habitat yangdijumpai di lapangan dilakukan pendokumentasian sebagai daerah pembandingbagi daerah kajian. Menyusun tabel kriteria kesesuaian lahan dengan carascoring menjadi langkah utama untuk menuju proses SIG. Dalam proses SIG~ yaitu mempertemukan antara persyaratan tumbuh, kriteria <strong>dan</strong> kenyataan datayang ada pada beberapa peta yang telah dipersiapkan, akan menghasilkaninformasi kesesuaian. Informasi kesesuaian yang diharapkan ada 4 tingkatan,16


yaitu mulai dari lahan atau lokasi yang sang at sesuai , sesuai, kurang sesuai <strong>dan</strong>lokasi atau lahan yang tidak sesuai. Hasil proses SIG melalui caratumpangsusun (overlay), menghasilkan peta sementara yang kemudiandilakukan pengecekan lapangan, analisis kesesuaian <strong>dan</strong> kemudian dilakukanpembuatan peta <strong>dan</strong> laporan akhir. Dalam kegiatan analisis digunakanlahindikasi fitogeografi <strong>dan</strong> pola penggunaan lahan, khususnya untukpembudidayaan kelima tanaman obat tersebut di wilayah kajian. Gambarberikut adalah diagram alir yang menunjukkan beberapa langkah yangditempuh, mulai dari persiapan pengumpulan bahan <strong>dan</strong> data, proses pekerjaanhingga hasil yang dicapai sesuai maksud <strong>dan</strong> tujuan kajian.Kriteria kesesuaian lahan untuk 5 jenis tanaman: temu lawak, jahe, kencur, pegagan<strong>dan</strong> sambiloto berbeda satu sama lain, walaupun ada yang hampir sama untuk jenistanah <strong>dan</strong> kondisi hidrologinya, namun ketinggian serta kebutuhan jenis naungannyaberbeda. Oleh karena itu masing-masing mempunyai tabel kriteria <strong>dan</strong> tabel skoring<strong>dan</strong> kunci klasifikasi kesesuaian tersendiri untuk menghasilkan peta kesesuaianlahan yang jelas. Setiap jennies tanaman diikhtisarkan kedalam dua tabel, yaitutabel tingkat skor <strong>dan</strong> table kriteria kesesuaian. Dengan demikian dari 5 Jenistanaman yang harus dinyatakan tingkat kesesuaiannya dalam peta, ditopangdengan 10 tabel. Tabel kriteria kesesuaian yang telah diuji-cobakan <strong>dan</strong> disimpulkanserta digunakan untuk proses overlay peta dapat dilihat pad a beberapa tampilanTabel4.1 sampai dengan Tabel 4.10. pada beberapa halaman berikut ini.17


..Tabel 4. 1.Daftar Skor Kesesuaian Lahan untuk Tanaman TEMU LAWAKINo Nama Peta Klasifikasi Skor1. PetaKemampuanTanah2PetaKetinggiantempat3. PetaPenggunaanLahan4. Peta CurahHujan5. PetaKemiringanLereng6 VegetasiPenutup lahanA2aT, B2aT, C2aT, 3A2aE, B2aE, C2aE,A3aT, B3aT, C3aT23A3aE, B3aE,C3aE 2D2aT, D2aE 1D3aT,D3aE 1A1aE, B1aE,C1aE,D1aE 0A1aE, B1aE, C1aE,01aT 00- 25 m dam!. 125 -50 250 - 100 3100 - 250 3250 - 500 3500 - 1000 21000 - 1500 21500 - 2000 1>2000 meter dam I 0Lahan terbuka <strong>dan</strong> Pa<strong>dan</strong>g Rumput, 0Rumput <strong>dan</strong> semak 1La<strong>dan</strong>g/tegal Ipekarangan/Tanaman campuran 3Hutan Industri, kebun buah, pekarangan 2Permukiman, Sawah, Hutan lindung 01500 - 2000 mm/tahun 12000 - 2500 mm/tahun 32500 - 3000 mm/tahun 2Lebih dari 3000 mm/tahun 00-2 % 02-8 % 28 -15 % 315 ­ 25 % 325 - 40 % 240 -100 % 1Lebih dari 100 % ( 45° ) 00-10 % 110 - 25 325 - 40 240 - 60 160 - 90 0>90 % 0Tabel 4.2. Kunci Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk tanaman Temu lawakNomor Tingkat Kesesuaian Nilai Total skor1. Sangat sesuai 15 - 182. Sesuai 10- 143. Kurang Sesuai 6-94. Tidak Sesuai Asalkan ada unsur utama ( 0 )18


Tabel 4.3. Daftar Skor Kesesuaian Lahan Pembudidayaan Tanaman JaheNo Nama Peta Klasifikasi Skor1.23.PetaTanahPetatempatPetaLahanKemampuanKetinggianPenggunaanA2aT, B2aT, C2aT,A2aE, B2aE, C2aE,A3aT, B3aT,C3aTA3aE, B3aE,C3aE02aT, 02aE03aT, 03aEA1aE, B1aE, C1aE, 01aEA1aE, B1aE, C1aE, 01aT0- 25 m dam!.25 -5050 ­ 100100 - 250250 - 500500 -10001000 - 15001500 - 2000>2000 meter damlLahan terbuka <strong>dan</strong> Pa<strong>dan</strong>g Rumput,La<strong>dan</strong>g/tegal/pekaranganSemak <strong>dan</strong> kebun campuranHutan IndustriPermukiman , Kebun, Sawah, Hutanlin dung3232110011223321032210III4.5.6Peta Curah HujanPeta KemiringanLerengVegetasi PenutuplahanKurang dari 1500 mm/tahun1500 - 2000 mm/tahun2000 - 2500 mm/tahun2500 - 3000 mm/tahunLebih dari 3000 mm/tahun0-2 %2-8 %8 -15 %15 ­ 25 %25 - 40 %40 -100 %Lebih dari 100 % ( 45° )0-10 %10 - 2525 - 4040 - 6060 - 90>9001321033-­2100321000Tabel 4.4. Kunci klasifikasi kesesuaian lalan untuk tanaman jaheNomor Tingkat Kesesuaian Nilai Total skor1. Sangat sesuai 15 ­ 182. Sesuai 10- 143. Kurang Sesuai 6-94. Tidak Sesuai Asalkan ada unsur utama ( 0 )19


... Tabel 4.5.Daftar Skor Kesesuaian Lahan Pembudidayaan Tanaman KencurNo Nama Peta Klasifikasi.1. Peta Kemampuan A2aT, B2aT, C2aT,TanahA2aE, B2aE, C2aE,A3aT, B3aT, C3aTA3aE, B3aE, C3aED2aT, D2aED3aT, D3aEA1aE, B1aE, C1aE, D1aEA1aE, B1aE,C1aE,D1aT2 Peta Ketinggian 0- 25 m dam!.tempat 25 -5050 ­ 100100 - 250250 - 500500 ­ 10001000 - 15001500 - 2000>2000 meter daml3. Peta Penggunaan Lahan terbuka <strong>dan</strong> Pa<strong>dan</strong>g Rumput,ILahanLa<strong>dan</strong>~/te~al Ipekaran~anRumput <strong>dan</strong> semakHutan IndusiriPermukiman , Kebun, Sawah , HutanlindungI4. Peta Curah Hujan Kurang dari 1500 - 2000 mm/tahun1500 - 2000 mm/tahun2000 - 2500 mm/tahun2500 - 3000 mm/tahunLebih dari 3000 mm/tahun5. Peta Kemiringan 0-2 %Lereng 2-8%8 -15 %15 - 25 %25 -40 %_.40-100 %Lebih dari 100 % ( 45° )6 Vegetasi Penutuplahan0-10 %10 - 2525 - 40I 40 - 60I 60 - 90>90Skor3232110001333321032100013200321000321000-abel 4.6. Kunci klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kencurNomor Tingkat KesesuaianNilai Total skor1. Sangat sesuai15 - 18I 2. Sesuai 10 - 14I 3. Kurang Sesuai 6-9I 4. Tidak SesuaiAsalkan ada unsur utama ( 0 )20


• Tabel 4.7.Daftar Skor Kesesuaian Lahan Pembudidayaan Tanaman PegaganNama Peta Klasifikasi Skorr ..­~I I. Peta Kemampuan A2aT, B2aT, C2aT, 3TanahA2aE, B2aE, C2aE, 2A3aT, B3aT, C3aT 3A3aE, B3aE, C3aE 2D2aT, D2aE 1I D3aT, D3aE 1~ :A1aE, B1aE,C1aE, D1aE 0! A1aE, B1aE,C1aE,D1aT 0Peta Ketinggian 0- 25 m dam!. 0Itempat 25 -50 150 ­ 100 1100 - 250 2­­250 - 500 2I500 1000 31000 1500 31500 - 2000 2>2000 meter daml 0j Peta Penggunaan Lahan terbuka <strong>dan</strong> Pa<strong>dan</strong>g Rumput, 3Lahan La<strong>dan</strong>g/tegal/pekarangan 2Rumput <strong>dan</strong> semak 1Hutan Industri 0Permukiman, Kebun , Sawah, Hutanlin dung0014.IPeta Curah Hujan Kurang dari 1500 - 2000 mm/tahun1500 - 2000 mm/tahun2000 - 2500 mm/tahun 2l5.I2500 - 3000 mm/tahun 3Lebih dari 3000 mm/tahun 2Peta Kemiringan 0-2 % 0Lereng 2-8% 28 -15 % 315 - 25 % 325 - 40 % 240 -100 % 2Lebih dari 100 % ( 45 0 ) 1\/cgetasi Peilutup:in0-10 % 1I10 - 25 325 - 40 2- 40 - 60. .160 - 90 0I >90 0-·1.8. Kunci klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman PegaganI­Tingkat KesesuaianNilai Total skorI . Sangat sesuai 15 18r 2. Sesuai 10- 14~Kurang Sesuai 6-94. Tidak Sesuai Asalkan ada unsur utama ( 0 )21


..Tabel 4.9. Daftar Skor Kesesuaian Lahan Pembudidayaan Tanaman SambilotoNo Nama Peta Klasifikasi Skor.1. Peta Kemampuan A2aT, B2aT, C2aT, 3TanahA2aE, B2aE, C2aE, 2A3aT, B3aT,C3aT 3A3aE, B3aE, C3aE 2D2aT, D2aE 3D3aT,D3aE 2A1aE, B1aE, C1aE, D1aE 0A1aE, B1aE,C1aE, D1aT 02 Peta Ketinggian 0- 25 m daml. 0tempat 25 -50 150 ­ 100 3100 - 250 3250 - 500 3500 -1000 31000 - 1500 31500 - 2000 2>2000 meter daml 03. Peta Penggunaan Lahan terbuka <strong>dan</strong> Pa<strong>dan</strong>g Rumput, 2Lahan La<strong>dan</strong>g/tegal/pekarangan 3RUr:1put <strong>dan</strong> semsk 2Hutan Industri 1Permukiman, Kebun, Sawah, Hutanlin dung04. Peta Curah Hujan Kurang dari 1500 mm/tahun 11500 - 2000 mm/tahun 22000 - 2500 mm/tahun 32500 - 3000 mm/tahun 2Lebih dari 3000 mmltahun 15. Peta Kemiringan 0-2 % 0Lereng 2-8 % 28 -15 % 315 - 25 % 225 - 40 % 240 ­ 100 % 1Lebill dari 1 GG % ( 45 0 ) G6 Vegetasi Penutuplahan0-10 % 210 - 25 3I 25 - 40 240 - 60 1l 60 - 90 0I >90 0Tabel 4.10. Kunci klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman SambilotoNomor Tingkat Kesesuaian Nilai Total skor1. Sangat sesuai 15 - 182. Sesuai 10- 143. Kurang Sesuai 6-94. Tidak Sesuai Asalkan ada unsur utama ( 0 )22


..... ~Koleksi data, peta, citra Proses penyiapan<strong>dan</strong> kajian pustakadata <strong>dan</strong> format oeta~Kajian insitu habitattanaman obat Temulawak,Jahe, Kencur,Pegagan <strong>dan</strong>Sambiloto (SURVEI LAP.)t Kajian habitat tanaman obatberdasar literatur <strong>dan</strong> surveidaerah pembandingInformasipasca panen<strong>dan</strong>agribisnis~r+I+­Penentuan kriteria,nilai skor <strong>dan</strong> indekspembobotan~ Analisis SIG,scoringl matching<strong>dan</strong> OverlayPeta kesesuaian lokasi pembudidayaantanaman obat Temulawak, Jahe,Kencur,Pegagan <strong>dan</strong> SambilotoPeta-peta siap prosesoverlay: RBI sebagaipeta dasar, petaketinggian, Aministrasi,curah hujan,kemampuan tanah,kemiringan lereng <strong>dan</strong>oenaaunaantanahPeta Sementara,untuk pengecekanlapanganl Pengecekanlapangan <strong>dan</strong>kompilasi akhirGambar 4.7. Diagram Alir Jalannya Penelitian23


BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN , Hasil yang diperoleh dalam kajian yang berjudul "ASPEK FITOGEOGRAFI DANPOLA PENGGUNAAI'J LAHAN SEBAGAI INDIKATOR KESESUAIAN LAHANUNTUK PEMBUDI-DAYAAN TANAMAN OBAT" ini berupa beberapa nama daerahsuatu komoditas , khasiat produk tanaman, syarat tumbuhnya, <strong>dan</strong> sebaran habitatberdasarkan referensi kajian pustaka tentang kelima jenis tanaman obat. Untukselanjutnya peneliti mengkaji ketersediaan data <strong>dan</strong> peta daerah kajian , yangmelalui proses standarisasi format data dapat dilakukan overlay <strong>dan</strong> analisis SIGsehingga dengan menggunakan tabel skor <strong>dan</strong> tabel kriteria dapat menghasilkanpeta kesesuaian lahan masing-masing tanaman. Kajian ini mendapatkan informasipasca panen <strong>dan</strong> pol a perdagangan dari sumber petani ke pengguna prod uk hasilpertanian sehingga ada hasil yang membuka wawasan a<strong>dan</strong>ya kelanjutan kajianyang arahnya ke Geobisnis yaitu gambaran arah ke Kajian Kesesuaian lahan yangmengarah ke Agribisnis masing-masing komoditas tanaman obat herbal yangdiharapkan pengembangannya. Dalam waktu 10 bulan di tahun 2010 kajian ini telahdilaksanakan, dengan harapan hasil kajian ini dapat ditangkap oleh penggunamaupun penelitian lanjutan.5.1. Hasil Analisis SIG kesesuaian lokasi pembudidayaanHasil kajian kesesuaian lahan atau lokasi mulai dari aktivitas kajian pustaka hinggaproses analisis SiG adaiah sebagal berikut:1. Dengan studi literatur, dapat dihasilkan pembandingan informasi tentangtanaman obat, mulai dari nama ilmiah atau nama latin, nama daerah,kegunaan <strong>dan</strong> manfaat atau khasiat, sifat <strong>dan</strong> habitat. Kajian pustaka yanglebih penting dalam kajian ini adalah pengamatan syarat tumbuh serta sifatatau karakter masing-masing jenis tanaman, <strong>dan</strong> bahkan jika mung kin sampaispesiesnya. Dalam kajian ini ruang lingkupnya terlalu luas sehingga hanyasampai kajian syarat tumbuh atau habitat secara umum atau rata-rata.Sebagai contoh syarat tumbuh jahe komersial pabrikan digunakan sebagaistandard , se<strong>dan</strong>gkan macam jahe minimal ada 4: Jahe biasa, jahe merah,24


jahe emprit <strong>dan</strong> jahe gajah. Dari keempat jenis tersebut syarat tumbuh rataratayang digunakan. Dari kajian syarat tumbuh tersebut akhirnyamenghasilkan kisaran kondisi fisik sebagai habitat yang dapat dimasukkankedalam sistem klasifikasi terkait dengan klasifikasi peta tersedia. Peta yangdihasilkan adalah peta yang dibuat atas dasar syarat tumbuh yang di-overlaykandengan sifat kondisi fisik lahan berdasarkan data peta tersedia yangformatnya telah distandarkan. Adapun nilai skor maupun kriteria kesesuaianyang dimaksud telah diujicobakan, disimpulkan untuk digunakan dituangkankedalam sepuluh nomer tabel , yaitu Tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.10.2. Survei pendahuluan atau survey insitu khususnya daerah habitat, hasilnyaadalah pendokumentasian kondisi fisik lahan, pengambilan sampel tanahserta sam pel bentanglahan dalam kaitan vegetasi berasosiasi yangmencerminkan kondisi fitogeografi setempat.3. Pada survey pendahuluan dapat diketemukan lokasi habitat: temu lawak,jahe. <strong>dan</strong> kencuL se<strong>dan</strong>gkan habitat pegagan <strong>dan</strong> sambiloto justru sulitditemukan dalam hamparan yang luas hingga sang at luas.4. Dalam hal koleksi data <strong>dan</strong> citra , maka data peta sumber informasi fisik lahancukup tersedia, walaupun skalanya relatif kecil yaitu skala 1 : 250.000. PetaRupabumi skala 1 : 25.000 <strong>dan</strong> peta penggunaan lahan 1 : 100.000 dari BPN.5. Untuk kepentingan kajian fitogeografi <strong>dan</strong> penutupan lahan terbaru ternyatatidak tersedia data citra penginderaan jauh. Data tersedia ternyata berskalakecil yang tingkat interpretabilitasnya sangat terbatas. Namun demikian Timtetap berusaha seoptimal mungkin untuk melakukan interpretasi citra ,khususnya presentase tutupan vegetasi.6. Setelah tersedia peta-peta, table kriteria <strong>dan</strong> rumus overlay, maka denganmelakukan beberapa kali ujicoba akhirnya menghasilkan peta sementara(tentative) kesesuaian lahan untuk budidaya. Peta ini kemudian di lakukanpengecekan ke lapangan.7. Survei Utama adalah melaksanakan pengecekan lapangan, sehingga dapatmenghasilkan keyakinan secara fisik lahan, apakah sesuai dengan kenyataandi lapangan. Data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan antara daerah yang mungkin ataupun tidak mung kindikembangkan untuk pembudidayaan tanaman obat, sesuai tingkatkesesuaiannya.25


__!lti:J,~8. Ada 5 peta hasil kesesuaian masing-masing jenis tanaman obat terkaitproduk target, yaitu peta kesesuaian budidaya untuk: temu lawak, jahe,kencur, pegagan <strong>dan</strong> sambiloto. (Lihat Gambar 5.1. ; 5.2. ; 5.3. ; 5.4. ; 5.5.)dimulai pada halaman berikut.9. Hasil diskusi dengan beberapa pemangku kepentingan, dapat meyakinkanpeneliti bahwa peran tanaman obat, sistem perdagangan, sirkulasi barangyaitu bahan baku obat herbal, kebutuhan stok nasional serta kebutuhanpengembangan, mulai dari pembudidayaan hingga sistem agribisnis pascapanen , semua masih sangat memerlukan kajian yang lebih lanjut <strong>dan</strong>mendalam sehingga mampu menjembatani antara produsen primer atautingkat hulu yaitu petani, para pedagang mulai dari pengepul kecil hinggajuragan atau pengepul besar <strong>dan</strong> bahkan sampai hilir yaitu para eksportir,pihak industri <strong>dan</strong> pengguna produk akhir atau konsumen jamu maupun obatherbal.8eberapa gambar berikut ini adalah Peta Kesesuaian Lahan hasil kajian .,"-e ~~----~----~------~----~----~---=~----~----~--~;)~ ~2 L-~____~____-.-=____.­ ____.­ ____+=____.­ ____~____~__~aaa .. ~ _ 'S.JtIQ.M:,...., · "+o_~='=0 35__==.000 20k mPETA TINGKAT KESESUAJAN LOKASI BUDIDAYA TANAMAN TEMULAWAK WlLAYAH KABUPATEN BOGaRGambar 5.1. Peta Kesesuaian Lahan atau lokasi untuk budidaya Temu lawak26


~~~--~~~~~--~~1~i}L---_r--------,---------r-------~--------_r--------T=~----_,r_------_r--------._----~ ~!i,{:::u';~,....a.~ "M.rw~ _ ~ >


, ,L----r--------.--------,.--------~.--------r_------~==------,_--------r_------_r----~~PETA TINGKAT KESESUAIAN LOKASI BUOIOAYA TANAMAN PEGAGAN WlLAYAH KABUPATEN BOGOR -i- O ' '~ ~____-====____-=====,O~--.... ~ : -:::-::'=::.-'~~~ ...---. --...-­~ -=-:~':-.--Gambar 5.4. Peta Kesesuaian Lahan untuk Budidaya PegaganLagiMda :....-- ...~ ~-..-...I!-.~ . _ ~w._l"___------PETA nNGKAT KESESUAJAN LOKASI BUDlOAYA TANAMAN SAMBILOTO WlLAYAH KABUPATEN BOGOR .-l 0 1 ''''' 000 '"1- ~-=~-==..,..'-----­=-=----......--:.-­~~ f~ · :=::~'Gambar 5.5. Peta Kesesuaian Lahan atau lokasi untuk Budidaya Sambiloto28


5.2. Pembahasan Kesesuaian LahanDengan menggunakan data dasar beberapa peta fisik lahan maupun petapendukung yang tersedia <strong>dan</strong> dengan menggunakan teknik Sistem Informasi• Geografis (SIG), maka penelitian dapat terlaksana dengan baik. Dengan telahselesainya pekerjaan penelitian ini <strong>dan</strong> secara kesesuaian lahan atau lokasipembudidayaan tanaman obat herbal yang diketemukan di beberapa tempat atauIOf\dSI, dapat dikatakan bahwa wllayah Kabupaten Bogor terdapat banyak lokasi.gan luasan lahan yang sangat prospektif untuk pembudidayaan tanaman obatsesuai produk target dalam fokus kajian. Kesesuaian lahan secara fisik lahan belumIp maka perlu a<strong>dan</strong>ya kajian yang lebih mendalam, sehingga mampumenggandeng mitra usaha , baik pemodal maupun pihak industri dengan komunitas. etani ataupun pengusaha pembudidaya tanaman obat. Peta yang dihasilkansebanyak 5 peta yang menunjukkan lokasi kesesuaian untuk budidaya . Selainmenunjukkan sebaran secara spasial juga dikalkulasi sekalian luasannya dalamhektar, untuk masing-masing tingkat kesesuaian <strong>dan</strong> masing-masing jenis tanamanobat sesuai produk target yang ditentukan. Data luasan masing-masing tanamanpada 2 tingkat kesesuaian yaitu sangat sesuai <strong>dan</strong> sesuai dapat dilihat pada Tabelno. 5.1. halaman 30 berikut.t29


Tabel 5.1. Daftar luas kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman obat di wilayah Kabupaten Bogarluas lahan yang sesuai (Ha)Jahe Kencur Pegagan Sambiloto TemulawakKecamatanSangatsangatsangat sangat sangatGrandSesuaisesuaisesuai sesuai sesuaisesuaisesuaisesuaisesuai sesuaiTotalKec. Bojonggede 628 2631 1148 630 15 845 400 460 752 105 5887Kec. Caringin 987 1464 31 1979 17 3740 363.9 1 1435 7757Kec. Cariu 78 8758 1512 6429 4881 6639 3316 8203 2056 7017 23458Kec. Ciampea 1184 594 830 732 88 1687 68 1706 728 1007 6980Kec. Ciawi 239 1229 103 1198 143 1033 32 2000 9 1435 4717Kec. Cibinong 92 2642 701 2033 85 841 90 836 105 821 4581Kec. Cigudeg 2593 13593 1012 1lS40 192 1862~ 138 19041 890 15752 29226Kec. Cijeruk 2828 1788 1200 26M) 275 5193 271 5184 677 3745 9579Kec. Cileungsi 1127 8226 5425 3308 4238 2927 4721 2442 2336 4364 16575Kec. Cimbungbulang 566 233 580 209 685 25 661 513 185 3393Kec. Ciomas 1893 218 1719 354 45 2325 405 1966 1315 690 5717Kec. Cisarua 283 3231 358 25561 616 4044 317 3897 3474 7412Kec. Cite rep B M 314 682 868 125 130 489 448 170 441 178 1380Kec. Citeureup 4681 5255 5603 3293 4186 5904­ 5934 4155 6062 3319 14725Kec. Dramaga 580 126 617 126 581 35 546 507 75 2565Kec. Gunungputri 917 2871 3533 228 504 1198 408 1294 1262 440 6057Kec. Gunungsindur 645 1673 2204 121 17 1146 239 924 938 194 4908Kec. Jasinga 2235 11575 159 11368 51 11062 52 12481 533 12786 18643Kec. Jonggol 603 12647 1909 9646 88:n 7015 10529 5320 3833 9668 31276Kec. Kemang 1387 1571 2163 946 15 1496 72 1440 1396 116 5654Kec. Leuwiliang 2329 4298 1250 3724 49 6803 116 6737 1415 5584 12806Kec. Manggung 599 727 78 887 60 4008 0 4068 13 1479 5409Kec. Megamendung 247 2482 311 2009 769 3260 260 3435 28 2730 6241Kec. Nanggung 1699 2341 616 2231 65 5266 34 5297 577 4022 9650Kec. Pamijahan 2590 1594 1560 1771 192 6607 55 6744 671 3766 12880Kec. Parung 511 1929 18.25 637 46 979 122 903 883 130 6719Kec. Parungpanjang 32 3205 182 3080 1472 27 1971 197 1800 7090Kec. Rumpin 1363 6511 2502 4745 55 6988 357 6809 2375 3336 13986Kec. 5ukaraja 644 2613 1356 1810 1195 1259 399 2055 171 2lTl 4379Kec. Tenjo 4558 8 4518 981 2531 49 2458 8227Kec. Tigaraksa 137 137 369Grand Total 33874 111504 42961 86020 26764 116098 28870 116916 30732 95396 298245Keterangan Kolom dengan warna merah merupakan 5 luasan terbesar per-kecamatan (diurutkan berdasarkan kolom) ·t30


BAB VI. PASCA PANEN DAN AGRIBISNIS6.1. Pasca PanenPasca panen dari kelima jenis tanaman obat tersebut diatas ternyata punyaperlakuan yang berbeda. Perbedaan kelimanya dicirikan oleh sifat atau wataktanaman maupun pengaruh iklim <strong>dan</strong> musim . Uraian tentang hal itu dapatdideskripsikan sebagai berikut :Temulawak, tergolong tanaman semusim yang dapat dipanen sekali dalam satutahun. Masa tumbuh dimulai pada awal musim penghujan, masa pertumbuhanselama 8 bulan <strong>dan</strong> masa panen pertengahan hingga akhir musim kemarau ataubulan ke 9 hingga ke 12 dari masa tunas masa pertumbuhan. Jika panen dikeloladengan cara yang baik dengan pengolahan lahan yang baik pula , makapertumbuhan tahun berikutnya menjadi baik pula. Sebaliknya jika cara panenasalan, maka pertumbuhan <strong>dan</strong> hasil panen tahun berikut juga akan merosot secaratajam. Jika suatu tahun seperti tahun 2010 tidak ada musim kemarau, maka masaraya panen mengalami gangguan berat. Dampak nyata bagi para petani tidak dapatmenjemur hasil panen atau bahkan ada yang rela untuk tidak melakukan panen.Jahe, ada 4 jenis jahe yang masing-masing punya pangs a pasar berbeda antarajahe biasa, jahe gajah, jahe merah <strong>dan</strong> jahe emprit. sehingga para petani menanamjahe terpengaruh pasaran yang menampung hasi! panen. Jahe tanaman musimanyang lebih pendek umur, sehingga dapat dipanen sesuai kebutuhan pasar. Suatuwaktu jahe diperlukan pada usia umbi relatif muda untuk kepentingan bumbu dapur,se<strong>dan</strong>gkan untuk industri jamu <strong>dan</strong> obat herbal diperlukan rimpang yang lebih tua.Dengan demikian masa panen dapat diatur sesuai kebutuhan pasar. Jahemerupakan tanaman yang harus di iklim lembab, namun drainase bagus.Kencur atau cikur, termasuk tanaman musiman yang berbeda juga jikadibandingkan dengan temulawak <strong>dan</strong> jahe. Tanaman kencur tanaman musimanyang dapat dipanen pada saat umbi sangat muda, umbi usia agak tua, usia umbi tua<strong>dan</strong> bahkan dapat dipanen tahun berikut yang berarti sangat tua hingga bertumbuh31


anak cucu rimpang baru, tanpa rusak. Dengan demikian musim panen sangatmung kin untuk dikendalikan oleh petani, khususnya siap dipanen pada musim <strong>dan</strong>harga yang sesuai. Kencur usia sangat muda dipanen untuk kebutuhan pasar bahanlalap , usia umbi muda untuk kebutuhan bumbu dapur, usia tua hingga sangat tuauntuk industri obat maupun bumbu dapur. Selain menghasilkan umbi, kencur dapatmenghasilkan daun muda.Pegagan, merupakan tanaman liar yang akan tumbuh dengan subur pada musimpenghujan ditempat yang terbuka maupun sebagian ternaungi peneduh. Semakintanah diolah, maka bibit pegagan semakin berkembang menjalar. Namun demikianpegagan hidup berkoloni dengan rerumputan lainnya. Pegagan hamper tidak kenaimusim, karena daun dapat dipanen sewaktu-waktu. Hingga kini pegagan masihmerupakan tumbuhan liar <strong>dan</strong> belum dibudidayakan secara masal. Panen daunpegagan pada umumnya langsung dikeringkan <strong>dan</strong> dipasarkan dalam kondisi kering.Sambiloto. meruoakan tanaman liar yang tumbuh pada umumnya di lahan terbukaatupun terkena naungan secukupnya , hampir sama dengan pegagan . Sambilototanaman musiman yang masa hidupnya tergolong sangat pendek, sehingga dalamsatu tahun dapat dipanen beberapa kali. Biasanya sambiloto dijual dalam keadaansetelah dijemur kering. Namun demikian ada juga penampung yang menerimapetikan daun basah. Panenan sambiloto dapat diseragamkan musimnya jikaditanam secara masal atau hamparan luas. Jenis tanaman Ini sangat mudahdibudidayakan, walaupun masih jarang peminat pembudidaya.6.2. Agribisnis Produk tanaman bah an baku Obat HerbalSelain 5 jenis tanaman yang telah ditetapkan dalam produk target oleh <strong>Kementerian</strong>RISTEK, dipasaran ada jenis rempah-rempah lain yang serapan bagi industri obatjuga tergolong sangat diperlukan <strong>dan</strong> ramai dipasarkan antara lain: kunyit, lengkuas,kapulogo, pala <strong>dan</strong> cengkeh. Dalam kajian ini akan diungkapkan aliran barang sertasistem dagang masing-masing kelima jenis tersebut di atas. Dari kelima jenistanaman obat yang menghasilkan bahan baku obat herbal: temulawak, jahe, kencur,pegagan <strong>dan</strong> sambiloto dapat diungkapkan agribisnisnya sebagai berikut :Temulawak, pada umumnya dipanen oleh petani, kemudian dirajang serta dijemurbiasa dibawah tering matahari langsung. Jika rajangannya rapih bagus <strong>dan</strong>32


keringnya tuntas kuning bersih, maka harganya akan bag us. Jika rajangannya kasar<strong>dan</strong> keringnya kurang sempurna apalagi kotor <strong>dan</strong> berjamur, maka harga di levelpetani akan jatuh Temulawak yang pengeringannya memalui cara oven listrik olehlevel pengusaha, harganya sangat bagus. Temulawak ada yang dijual dalam bentuk"bubuk kering oleh pengusaha bahan baku obat herbal <strong>dan</strong> ditampung oleh peracikjamu kelas menengah maupun industry besar jamu <strong>dan</strong> obat herbal. Jurang pemisahharga temu di level petani dengan level pabrik obat sangat jauh, sehingga mediatorpedagang pengepul sang at berperan dalam kesempatan ini. Pedagang pengepultemulawak merupakan penghubung bertingkat <strong>dan</strong> merupakan media terbaik antarapetani dengan pengusaha jamu atau obat level menengah maupun level industribesar. Harga di level petani sangat dipengaruhi oleh iklim <strong>dan</strong> musim . Jenis temuyang bernilai sebagai bahan obat herbal tingkat industri adalah temulawak,se<strong>dan</strong>gkan untuk level jamu tingkat masyarakat atau lokal ada temugiring, temuireng <strong>dan</strong> temu putih. Harga btemulawak dilevel petani terrendah di Jawa Tengahantara Rp. 300.- hingga Rp. 1000.-/kg basah. Harga rajang kering mencapai Rp4.000,- pada hal di level industry mencapai Rp. 8.000,-/Kg kering .Jahe, yang telah disebut pad a butir 6.1. ada 4 jenis jahe, masing-masing punyapangsa pasar berbeda sebagai berikut:Jahe biasa yang banyak ditanam oleh petani Jawa Tengah, pangs a pasarnya untukindustri jamu <strong>dan</strong> kebutuhan bumbu dapur maupun bahan minuman segar. Olehkarenanya sebagian masuk ke industri <strong>dan</strong> sebagian ke pasar lokal. Harga jahe initergolong stabil pada kelas menengah. Jahe gajah, tingkat pedasnya relativerendah, sehingga merupakan jahe yang paling banyak dimanfaatkan untuk bahanpangan yaitu masakan khas restoran sebagai bumbu rajang untuk daging <strong>dan</strong> ikanataupun bumbu dapur. Jahe gajah dipasarkan di supermarket maupun pasartradisional dengan harga di atas Rp . 20.000,-/kg.Jahe merah, dicirikan kulit rimpang hingga batang semunya berwarna merah, tingkatpedasnya sangat keras sehingga paling diminati <strong>dan</strong> ditampung pihak industri jamuataupun pedagang jamu sebagai bahan obat maupun jamu tradisional. Harga jahemerah paling tinggi di antara jenis jahe linnya, lebih dari Rp. 2S.000,-/kg . Jaheemprit, hampir mirip dengan jahe merah dalam postur rimpang maupun33


pe rtumbuhan di lapangan. Beda yang jelas kulitnya putih, tingkat pedasnyaterqolong sangat pedas, sehingga sangat diminati oleh pedagang jamu. KarenaU:k rim pang kurang menarik <strong>dan</strong> kecil-kecil, maka harga jahe emprit relative leblh, , dibanding jenis lainnya. Harga jahe di pasar pada bulan September -h)oer 2010 sangat melambung, paling murah jahe emprit Rp . 16.000,-. Harga~ gajah <strong>dan</strong> jahe merah berkisar Rp. 25.000,- atau bahkan lebih tinggi tergantungan kondisi pasar.LJr, mempunyai pangsa pasar sangat luas, karena kencur digunakan untuk1..;t3'I-uagai kepentingan, mulai dari warung makan, bumbu dapur, minuman segar, I J industri obat. Seperti telah disebut di atas bahwa kencur dapat dipanen padasaat umbi sangat muda, umbi usia agak tua, usia umbi tua <strong>dan</strong> bahkan dapatIi )"'nen tahun berikut yang berarti sangat tua . Masing-masing tingkatan umur panenpunya pangsa pasar <strong>dan</strong> harga yang sangat bervariasi. Harga kencur relatif mahal ,c.i pasaran berkisar Rp. 25.000,- karena teknis pemeliharaan tanaman <strong>dan</strong> modalbertani <strong>dan</strong> pemeliharaan tanaman lebih rum it.Pegagan, pada umumnya dipanen dari tanaman liar oleh para petani sebagai panen:-:,~m bilan. Panen pegagan pad a umumnya dalam jumlah kecil <strong>dan</strong> setelah dijemurI(\:,ri 19 baru disetor ke pengepul ataupun pengepul mengambil ke kampungkRmpungberdasarkan pesanan. Harga pegagan kering berkisar Rp . 30.000,-/kg .Sambiloto, sepertihalnya pegagan, dipanen daun kemudian dijemur kering <strong>dan</strong> baru( : p~- 3 a rkan ke pedagang pengepul ataupun model pesanan akan dijemput setelah\ . 1formasi cukup sesuai volume pesanan maupun gambaran harga yanq telah'· !ti antar pihak penyedia bahan dengan pedagang pengepul. Harga daun,! ~ a n kering berkisar Rp . 20 .000,- di level petani.) -;I dasarkan data yang masuk dari beberapa pabrik jamu <strong>dan</strong> obat, atas daftarr>,.., rt ~·waan yang diajukan oleh peneliti, maka daya serap pada level hilir masih-.' ngat rendah . Sumber informasi dari PT Mustika ratu , PT Air Mancur,.Tled , Pengepul jamu Sabda palon, Koperasi jamu Cilacap. Oaya serap~ u s adalah jamu gendong yang menurut Oinas perindustrian , pedagang jamuge<strong>dan</strong>g di Jabodetabek ribuan orang dengan daya serap sekitar 20 botal perorang,(' " -ri , jauh melebihi pabrik obat ataupun industri jamu terbesar di Indonesia. Untukl; "'p ri Ll dikaji lebih jauh <strong>dan</strong> lebih mendalam lagi.34


.. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN7.1. Kesimpulan. Terkait dengan tujuan penelitian, maka sesuai tujuan pertama hasil kajian tentang 5jenis tanaman obat sesuai prod uk target yang ditentukan, maka peneliti IeBfficenderung mengatakan aspek fitogeografi telah memudar, karena jenis naungan dilapangan khususnya di lokasi pembanding, ternyata sangat heterogen <strong>dan</strong> lahanyang sesuai belum tentu sebagai habitat. Berdasarkan tujuan yang kedua tentanginformasi spasial, peneliti mengembangkan kajian , yang semula hanya dalam kajianhanya masalah kesesuaian lahan secara fisik <strong>dan</strong> dapat ditemukan, ternyata adaaspek lain yang mendukung informasi kesesuaian lahan secara non fisik. Untukpengembangan pembudidayaan, perlu kajian pustaka guna mengawali denganbeberapa pengertian, manfaat, syarat tumbuh hingga dapat disarikan kriteria syarattumbuhnya . Syarat tumbuh masing-masing tanaman obat dituangkan kedalam tabel<strong>dan</strong> kemudian juga dibuat skor kunci untuk menentukan tingkat kesesuaian secarafisik lahan. Untuk menjawab tujuan yang ketiga , peneliti berhasil meningkatkankajian ini menjadi lebih hidup <strong>dan</strong> bermakna ketika dilanjutkan dengan sedikit masukke kajian informasi pasca panen <strong>dan</strong> agribisnisnya. Dengan cara demikian makadapat lebih dipahami tentang perlakuan pasca panennya, sistem dagang <strong>dan</strong>penyerapan pasca panen oleh konsumen, baik masyarakat maupun pabrik jamu <strong>dan</strong>industri obat herbal.Kesimpulan terkait masalah teknis kajian Fitogeografi adalah sebagai berikut:1. Aspek Fitogeografi terhadap habitat alami 5 jenis tanaman obat: temu lawak,jahe, kencur, pegagan, <strong>dan</strong> sambiloto, ternyata di lapangan sangat beranekaragam kondisi sehingga agak mempersulit kesimpulan habitat.2. Karena luasnya cakupan syarat tUlTlbuh, dengan kata lain sangat liar, makapegagan <strong>dan</strong> sambiloto adalah jenis yang paling sulit dipahami habitatnya.3. Kajian penginderaan jauh terbentur pada skala citra tersedia, sehingga.\dijumpai kesulitan melakukan identifikasi jenis tutupan. Persentase tutupandapat diperoleh walaupun dengan beberapa keterbatasan. Dengan demikianaspek fitogeografi kurang mengindikasikan sebagai faktor penentu tingkatkesesuaian secara jelas. Hingga laporan ini disusun informasi persentase35


tutupan vegetasi telah selesai dikerjakan, namun belum dapat ditampilkankarena kendala teknis maupun non teknis, sehingga akan bermanfaat padakajian lanjutan.4. Melalui SIG , indikasi fisik lahan <strong>dan</strong> pola penggunaan lahan dapat digunakansebagai indikator kesesuaian lahan pembudidayaan ke lima jenis tanamanobat, sesuai produk target yang ditentukan, dengan 4 tingkat atau kelaskesesuaian, yaitu: sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai <strong>dan</strong> tidak sesuai.5. Hasil kajian dalam bentuk peta ada 5 peta masing-masing jenis tanaman obat<strong>dan</strong> satu buku laporan yang berisi deskripsi kelima peta kesesuaian lahan.6. Dari sisi perdagangan produk bahan baku obat kelima jenis ternyata adasaling pengaruh <strong>dan</strong> kesenjangan antar masing-masing level petani,pedagang <strong>dan</strong> pabrikan obat herbal.7. Kajian agribisnis bahan obat herbal sangat menarik untuk semakindikembangkan pada tahap selanjutnya , mulai dari upaya <strong>dan</strong> kepentinganpembudidayaan, proses pasca panen, sistem perdagangan maupun serapanoleh pihak industri, yang semua akan berpengaruh terhadap pendapatan parapetani.7.2. Saran1. Untuk mendapatkan tingkat kesesuaian yang lebih akurat, diperlukan datayang lebih rinci , seperti halnya peta skala yang lebih besar, serta referensikajian habitat tanaman obat yang lebih lengkap.2. Kajian ini sebaiknya dikembangkan dengan menjalin kemitraan ataupundengan sistem Perkebunan Inti Rakyat (PI R) ataupun a<strong>dan</strong>ya bantuan modalbergulir yang dilakukan oleh Pemerintah, sehingga mampu meningkatkankecukupan stok maupun kualitas prod uk.36


DAFT AR PUSTAKAAidi Y., dkk.,1996, Sambiloto, Warta Tumbuhan Obat Indonesia vol. 3 No.1, 1996)Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Bandung.Fito Farmaka, 2006, Temu Lawak, FITOFARMAKA - Edisi Desember 2006 (Vo1.6No.5) unduhan google Sun, 19 Jul 2009Galingging R. Y, <strong>dan</strong> Bhermana A, 2007, Pewilayahan Plasma Nutfah TanamanObat berbasis SIG di Kalimantan Tengah, Balai Pengkajian TeknologiPertanian Kalimantan Tengah.Haryanto S., 2009, Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, Penerbit PALMALL,Yogyakarta.Ishwara H., 2002, Tanaman Berkhasiat, Penerbit PT Intisari Sediatama.Kintoko, 2006, Prospek pengembangan tanaman obat, Prosiding, U<strong>KM</strong> Bangi 26-27Desember 2006.<strong>Ristek</strong>,2009, Buku Pedoman <strong>Riset</strong> Insentive, <strong>Kementerian</strong> <strong>Riset</strong> <strong>dan</strong> Teknologi, vol5, Jakarta 2009.Soenanto H, Kuncoro S, 2009, Obat Tradisional untuk Pasangan Suami Istri,Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasHarmono <strong>dan</strong> Andoko A, Budidaya <strong>dan</strong> Peluang Bisnis Jahe, Penerbit AgromediaPustaka, 2005.Lemlit UNDANA, 2006, Analisis Komoditas Unggulan <strong>dan</strong> Peluang Usaha TanamanJahe, Universitas Nusa Cen<strong>dan</strong>a , Kupang, Desember 200637

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!