13.07.2015 Views

RISTt::K - KM Ristek

RISTt::K - KM Ristek

RISTt::K - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

• lO...,-----­LAPORAN KEMAJ UAN (Tahap II) OISEMINASI TEKNOLOGI PROOUKSI STEK BENIH SEBAR KRISAN YANG SEHAT (BEBAS CENOAWAN > 90 %), MURAH (Rp. 200,-/Stek) DAN SERAGAM MELALUI OEMPLOT TERKENOALI (SCREEN HOUSE) 01 JATIM, OAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN BAL! (60.000 BENIH) PROGRAM INSENTIF PERCEPATAN DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEKTahun Anggaran 2010Peneliti Utama:Dr. Ir. Muchdar Soedarjo, MSc.<strong>RISTt</strong>::K BAOAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS Jln. Raya Ciherang-Segunung, Pacet-Cianjur 43253 PO. Box 8 Sindanglaya, Telp/Fax: 0263-514138 E-mail: balith i@ litbangdeotan.go.id 15 Nopember 2 C)


.. LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANJudul PenelitianDISEMINASI TEKNOLOGI PRODUKSI STEK BENIH SEBAR KRISAN YANGSEHAT (BEBAS CENDAWAN > 90 %), MURAH (RP. 200,-/STEK) DAN SERAGAMMELALUI DEMPLOT TERKENDALI (SCREEN HOUSE) DI JATIM, DAERAHISTIMEWA YOGYAKARTA DAN BALI (60.000 BEt\IIH)Fokus Bidang PrioritasKetahanan PanganKode Produk Target 1.12.04Kode KegiatanLokasl PenelitianJatim, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan BaliKeterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola PenelitianNama Koordinator/Peneliti Dr. Ir. lV1uchdar Soedarjo, MSc.UtamaNama Lembaga/lnstitusiPusat Penelitian dan Pengembangan HortikulturaUnit OrganisasiBalai Penelitian Tanaman Hias,:... a at Jln. Raya Ciherang-Segunung, Pacet-Cianjur 43253PO. Box 8 Sindanglaya~ epon/HP/Faksimile/e-mail Telp/Fax: 0263-514138balithi@litbanq.deptan.qo.id1 ta hun:::l ~ ,__ a \ N aktu Keglatan- : :a Biaya Rp 311 .818.182,00" sg a~a BaruDr Ir. Muchdar Soeda(o MSc.N P: 19620401 .1 98603.1.001Mengetahui,Kepala Puslitbang Hortikultura~:Dr. Ir. Yusdar Hilm an MS . kt\IIP: 19560424198303. 1r£":fii


·­RINGKASAN Krisan merupakan salah satu komoditas tanaman hias penghasil bunga potong yangmempunyai segmen pasar besar di Indonesia. Selain areal pertanaman bunga potongkrisan yang masih relatif sempit, jumlah dan kualitas benih rendah menjadi kendala dalampeningkatan produktifitas bunga krisan. Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) sebagaiinstitusi penyelenggara penelitian dan pengembar.gan tanaman hias nasional mempunyaimandat untuk membantu mengatasi kendala produksi benih sebar melalui programdiseminasi teknologi, inisiasi penangkar dan produksi benih sebar di tingkat petani. Sejaktahun 1998, Balithi telah melepas lebih dari 15 varietas krisan unggul (bunga novelty)adaptif di daerah tropis dan m8mpunyai ketahanan terhadap penyakit karat, yangerupakan penyakit dominan tanaman krisan. Sebagian besar varietas-varietas krisanl telah terdiseminasi melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balithi dan mendapat:a 9 apan positif dari petani dan pengusaha krisan. Para penangkar benih sebar krisan: ! daerah sentra produksi sangat diperlukan untuk menghasilkan benih sebar krisan.uan kegiatan diseminasi teknologi produksi benih sebar krisan adalah meningkatkan2 ~ psi teknologi produksi benih sebar krisan sesuai SOP, menumbuhkan dan membina:s:a i penangkar benih sebar krisan dan rnenginisiasi produksi benih sebar krisan dari_s.a I penangkar untuk mensuplai kebutuhan benih krisan di tingkat petani produksi9a dengan pengawasan standar mutu benih yang telah ditetapkan. Kegiatan:: ssmlnasi ini mencakup sosialisasi kegiatan ke BPTP dan institusi yang terkait untuk~s peroleh dukungan kebijakan dan pengembangan rencana kegiatan yang akan: 2 ~ 1 kan. Sosialisasi ini juga dilakukan terhadap kelompok petani di lokasi target. Dalam~:~ alisasi ini membicarakan hal teknis yang berkaitan dengan rencana kegiatan."'e; 3 ~ an diseminasi ini juga melibatkan unsur pelatihan dasar dan demplot teknologi: _:: : aya benih sebar krisan ke penyuluh dan kelompok petani serta pembinaan: e- 2 ; ,ar benih sebar ditingkat kelompok petani, dan pengawasan mutu produksi benih___,_ . isan. Diseminasi teknologi produksi benih sebar krisan di lakukan pada bulan_:: - _2 1 sampai Desember Tahun 2010. Pelaksanaan kegiatan ini dllakukan di sentra:-: :: L\ si krisan di Jawa Timur, D. I. Yogyakalia and Bali. Rangkaian kegiatan yang: :: 0' _


pengawalan teknologi, pemeliharaan tanaman induk, produksi dan distribusi stek hasilpenangkaran di ketiga lokasi, terutama di Tabanan Bali hingga berakhirnya siklus panenstek yang ditargetkan.IV


.. PRAKATASalah satu permasalahan dalam industri dan agribisnis krisan di Indonesia adalahfaktor benih. Ketergantungan terhadap benih impor dan dan ketidaksediaan benih yangdibutuhkan tepat waktu, jumlah dan jenis sering kali menjadi kendala peningkatanroduktifitas pertanaman di skala petani tradisional. Penelitian berbasis PercepatanDifusi dan Pemanfaatan IPTEK mengetengahkan langkah terobosan dalam menginisiasi:ian membangun produsen benih sebar" di tingkat petani untuk meningkatkan distribusi:a ih di skala petani. Program diseminasi ini berjudul "Diseminasi Teknologi ProduksiBenih Sebar Krisan Melalui Demplot dan Field Day di J~wa Timur, Daerah Istimewaogyakarta dan Bali", dibiayai dari pendanaan Program Insentif untuk menjawab: 2 .. asalahan ketergantungan industri florikultura nasional terhadap penyediaan benih. = ~ s:as unggul krissan dari luar negeri. Impor benih yang meningkat setiap tahun-sn;;akibatkan penurunan daya saing komoditas yang diiringi dengan penurunan:s-:apatan petani. Oleh karena itu sejak tahun 1998 Balai Penelitian Tanaman Hias telah-s-] i lisiasi kegiatan pemuliaan dan hingga periode tahun 2005-2010 telah melepas lebih__ 2 varietas unggul krisan. Untuk mengembangkan varietas terse but diperlukan: ~- : s....iaan benih sebar bermutu dalam jumlah massal melalui penerapan program:~ -:" pi ngan petani produsen benih sebar di lokasi sentra-sentra tanaman hias diPada kesempatan ini Tim Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar­: ~:: ~.' 2 kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kepala Pusat=~ - ~ :2, dan Pengembangan Hortikultura, dan Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias atas= ':; :,,3 ~a l aksanaan penelitian ini untuk menghasilkan output sesuai yang diharapkan.- - ;~3 :ahap pertama kegiatan, telah banyak kegiatan yang telah dicapai, namun demikian- - =~ 1 e l iti menyadari bahwa tahapan kegiatan yang telah dilakukan masih banyak. ~. _~-9 an. Oleh karena itu kami mengharapkan kiranya para pembaca dapat memberikan. ' . :an saran bagi penyempurnaan keberlajutan tahapan penelitian ini.Seg unung , 80 Nopember 2010Koordinator/Peneliti Utama,Ttd.Dr Ir. Muchdar Soedarjo, MSc.NIP 19620401.198603.1.001v


~..DAFTAR IS!JudulLEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANRINGKASANPRAKATADAFTAR lSIDAFTAR TABELJAFTAR GAMBARHalamanII iii v vi vii viii BABIPENDAHULUAN3':',8 II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Aspek Fisioklimatik Tanaman Krisan 4 2.2 Budidaya Tanaman Krisan 6 2.3 Fisiologi Stek sebagai Bahan Tallam 8 TUJUAN, KELUARAN DAN MANFAAT10 3.1 Tujuan 10 32 Keluaran yang Diharapkan 10 3.3 Pemanfaatan Hasil 10 =':"3 IV METODOLOGI 12 HASIL DAN PEMBAHASAN16 51 Sosialisasi Program Kegiatan Diseminasi Inisiasi Produksi Benih Sebar Kisan16 5 2 Survey Pemilihan Lokasi dan Petanl Eksekutor Program Diseminasi Benih Sebar17 5.3 Pembuatan Konstruksi Rumah Lindung dan Penanaman 19 5A Pemeliharaan Tanaman Induk, Monitoring dan Pemanenan Stek21 5.5 Pengakaran dan Pengemasan Stek 25 5.6 Produksi dan Distribusi Stek 28 5.7 Kegiatan Field day Inovasi Teknologi Benih Sebar Krisan 30 _ • ..l KESIMPULAN DAN SARAN 32 6.1 Kesimpulan 32 6.2 Saran 32 34VI


DAFTAR TABEL No. Judul Halaman1. Persentase serangan penyakit layu Fusarium pada 3 varietaskrisan yang diamati di lokasi pertanaman induk Poncokusumo, 23Malang, Jawa Timur hingga 12 minggu setelah tanam2 Produksi dan distribusi stek dari pertanaman induk krisan varietasBalithi di kelompok tani SKAAR, Malang d8n KWT SEMI-KulonProgo serta kelompok tani Kary Sari, Bedugul, Tabanan, Bali,hingga periode awal November 201029oVII


DAFTAR GAMBARNo. Judul HalamanI .Sosialisasi program diseminasi produksi benih sebar di kantorPemerintah Daerah Kabupaten Malang , Jawa Timur, KabupatenKulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dan KabupatenTabanan, Bali.162. (a) Pertanaman krisan di kelompok tani SKAAR , Poncokusumo,Malang , Jawa Timur dan (b) pertanaman krisan di kelompok tanikrisan Dusun Nglambur, Desa Sidohardjo, Kecamatan Samigaluh,Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta(a) Konstruksi rumah plastik yang dibangun di lokasi Kulon Progo,Daerah Istimewa Yogyakarta, (b) di Poncokusumo, Malang, Jawatimur dan (c) rumah plastik yang masih dalam proses konstruksi didi Tabanan, Bali.8edengan siap tanam di lokasi (a) Poncokusumo, Malang, JawaTimur dan (b) Kulon Progo, D. I. Yogyakarta dan (c) Tabanan, Bali.= (a) Kegiatan penanaman dan (b) bedengall yang telah tertanami~ ada kegiatan di Poncokusumo, Malang , Jawa Timur; (c) kegiatanoenanaman dan (d) bedengan yang telah tertanami pada kegiatanOi Kulon Progo, D. I. Yogyakarta; dan (e) kegiatan penanaman~ s a (f) bedengan yang telah tertanami pada kegiatan di Tabanan,:: ali .. ng an lapang sebagai langkah pendampingan terhadap.:; cmpok Praktek pemanenan dan penanganan stek pra:2'gakaran bersama-sama dengan (a) anggota kelompok taniSE I di Kulon Progo dan (b) SKAAR di Malang, (c) monitoring,I isi kesehatan pertanaman induk dan (d) pengakaran dan: .3 usi dengan anggota kelompok tani perihal kendala teknis9 , likasi teknologi produksi benih sebar di kelompok tani SKAAR­'.:a.ang.3' suk pangkal batang Pythium sering menyerang stek pad a saat:- -oses pengakaran dan tanaman muda di lapang.a) Interaksi langsung pengunjung dengan narasumber dari Balithi:eri hal budidaya tanaman induk krisan produksi stek dan (b):engunjung yang berinteraksi dan melakukan praktek langsung: engakaran stek bersama anggota kelompok tani SKAAR pada acara Field Day Inovasi Teknologi Produksi Benih Sebar di ?oncokusumo, Malang, 2 Oktober 2010 18192021242631viii


BABI PENDAHULUAN Krisan (Dendranthema grandiflora [Ramat.) Kitam) merupakan salah satuoditas penghasil bunga potong yang sangat populer baik di luar maupun dalam negeri.: . a na dan bentuk bunga krisan yang. sangat beragam merupakan daya tarik tersendiri=:::_ i konsumen dan banyak digunakan sebagai penghias pada acara-acara seremonial::::- , eagamaan di masyarakat. Krisan yang awalnya hanya dius2hakan di Pulau Jawa, kini"'= 2- berkembang di hampir seluruh wilayah Indonesia. Pada industri florikutltura nasional,:: -:--: _.'si nasional bunga potong krisan mencapai lebih dari 63 juta tangkai pada tahun=~ ~ 3 , dan meningkat lebih dari 66 juta tangkai pada tahun 2007 (BPS, 2008) . Namun:~ - an, hingga kini produksi dalam negeri belum mencukupi permintaan yang terus-~ - - gkat dan diperlukan import sebesar 10 % dengan nilai US $ 1,563,464 (Direktorat. ~ - :s-81 Hortikultura , 2007).Prospek agribisnis yang masih terbuka lebar mengindikasikan bahwa upaya" =. - -; 1 atan produksi krisan perlu didukung oleh peningkatan kapasitas sarana dan" =.':- ::--:: ,3 produksi yang memadai dari hulu hingga hilir. Salah satu komponen produksi::. -,; ~s m punyai andil terbesar dalam usaha tani krisan adalah benih bermutu dari.:.. 'O'"=s unggul. Selama ini benih krisan ditingkat petani lebih banyak disuplai oleh: -= -~ :: -:Jan benih bermodal besar. Pola pembelian benih dengan sistem kontrak dalam== : :s :ukup lama membuat petani tradisional bermodal kecil mengalami kesulitan .:_ kultivar-kultivar yang ada merupakan varietas komersial introduksi yang sudah- _ '. arwoto et al. , 2004b). Petani-petani bermodal kecil sering kali mendaur ulang:anam untuk memproduksi benihnya sendiri. Kurangnya pengetahuan danan petani tentang teknologi produksi benih ini akan mengakibatkan penurunana yang dihasilkan hingga 60-70% (Marwoto et al. , 2004a). Hal ini mengakibatkan9 krisan yang diproduksi oleh petani menjadi rendah. Kerugian berantai ditingkati pada akhirnya menyebabkan banyak petani krisan yang gulung tikar karena_ _ =:> .. unga yang dihasilkan harganya tidak kompetitif (Nurmalinda et. af., 2004).':: - ':' :-:::5Salah satu aspek yang perlu dilakukan untuk mendukung ketersedian benih daringgul baru di tingkat petani adalah menumbuhkan petani benih krisan di sentraroduksibunga potong krisan . Selain itu introduksi kultivar-kultivar baru hasil- _.:> dalam negeri dapat dilakukan untuk mengurangi benih introduksi yang sudah- =-' -2miliki prospek pasar lagi. Seja.k tahun 1998, Ba l/lt'li telah melepas lebih dari 15


.-...3ri etas krisan unggul (bunga novelty) adaptif di daerah tropis dan mempunyai ketahanan:s·' adap penyakit karat, yang merupakan penyakit dominan pada tanaman krisan .:: s::lagian besar varietas-varietas krisan ini telah terdiseminasi melalu i Unit Pengelola=s ih Sumber (UPBS) Balithi dan mendapat tallggapar. positif dari petani dan pengusaha. sa n.Dalam tiga tahun terakhir Balithi telah melakukan diseminasi dengan kegiatan PIT::- Gelar teknologi budidaya bunga potong krisan . Kegiatan mendapat respon posit if di~ 5-: 3;ai tempat seperti 01. Jogjakarta, Pagar Alam, Bandungan , Bali, Jawa Timur dan-z- :' _ng. Respon positif terlihat berkembangnya sentra produksi bunga potong baru di:'3 S - :tersebut. Pengembangan sentra produksi ini perlu didukung dengan rantai pasokan~"=- - ,"3 9 memadai untuk menjamin kelangsungan benih di daerah tersebut.-(eg iatan diseminasi teknologi produksi benih sebar krisan bertujuan untuk=-. =-:: 3 1 an dan mendiseminasikan teknologi budidaya tanaman induk krisan untuk_ e ih krisan dengan cara menumbuhkan dan membina kelompok petani benihkasi target. Sistem kerja yang dibangun dalam tahapan ini ditujukan untuk-= - - ~. ,, :-: 3 pengetahuan dan ketrampilan kelompok petani benih krisan di sentra__ . _ _ __gga petani mampu membudidayakan tanaman induk dan memproduksi stek>; _ =-.-o:a ~ j engan mengaplikasikan teknologi yang diintroduksikan oleh Balithi denganenih dengan mutu yang ditetapkan, diantarnya memiliki kemurnian genetikebas penyakit terutama patogen sistemik) , tidak mengalami gangguan- Sol punyai daya tumbuh kuat dan memiliki nilai Komersial di pasaran (Ranu,: sa - )1 nya , seiring dengan rangkaian tailapan program, inisiasi produksi benih: : "'.g. at kelompok petani dibangun guna mensuplai kebutuhan benih krisan di: -=. ' : =-::"'i produksi bunga dengan pengawasan standar mutu benih . Oari rangkaian- ~:-a - :s,'n s ini diharapkan kesinambungan produksi benih guna mensuplai kebutuhan;:. - =.- -=_.:::- ~fOduksi di tingkat anggota atau skala yang lebih luas dapat terlayani secara- : - = :-' :0 s- :epat waktu, jumlah dan mutu, sehingga dapat dijadikan usaha agribisnis baru- - : - ~ :_ k si bunga potong.::'-':; ;':'am diseminasi teknologi produksi benih krisan mencakup rangkaian kegiatan- _= = ::: :5 a'isasi teknologi budidaya produksi benih krisan , demplot, pembinaan= _ -: _ :3 ;- i, pelatihan teknis budidaya induk krisan dan peng awasan mutu benih yang2


: - 35 kan dan evaluasi pertanaman krisan bunga potong yang menggunakan benih krisan~ _ elompok tani yang dibina dalam program ini.raktor-faktor teknis yang menjadi fokus pembinaan petani benih krisan meliputi.: _ - :3: 3 tanaman induk produksi stel


BAB"TINJAUAN PUSTAKA2.1 Aspek Fisioklimatik Tanaman KrisanKrisan atau yang juga disebut seruni (Dendranthema grandiflora [RamaL] Kitam)adalah salah satu tanaman hias bunga potong utama di dunia. Krisan dilaporkan pertamakali ditanam di China sebagai herba bel"bunga penghias taman sejak abad ke 15 SM.Dalam bahasa China, krisan juga disebut 'Chu' dan nama ini diabadikan sebagai namasalah satu kota di negara tersebut 'Chu Hsien' yang berarti Kota Krisan. Selain karenabunganya yang indah dan variatif, tanaman ini juga digunakan sebagai obat-obatan kalaitu. Akar tanaman krisan dipercaya dapat menyembuhkan sakit kepala, pucuk muda danpetalnya dapat dikonsumsi sebagai salad dan bahk:ln daunnya digunakan sebagai bahanminuman seperti layaknya teh.Pada abad VIII, krisan mulai dikenal di Jepang. Bunga ini sering digunakansebagai penghias ruangan acara-acara kebesaran kerajaan kala itu. Hingga kini, krisanjuga digunakan dalam acara ritual keagamaan. Tanaman ini dikenal dengan nama'Kikumon'. Oleh kekaisaran Jepang bunga ini menempati prioritas penghormatan yangpenting hingga diberikan peringatan khusus untuk bunga ini dalam bentuk Hari NasionaiKrisan atau yang lebih dikenal sebagai 'Festival of Happiness'.Tanaman ini diintroduksi ke wilayah Eropa sejak abad ke 17 dan menyebar hamp:rke seluruh wilayah Eropa sejak itu. Tahun 1753, seorang botanist dari Sweidia yang jugadikenal sebagai pendiri cabang ilmu taksonomi tumbuhan termasuk pengetahuanklasifikasi dan identifikasi, Karl Linnaeus, memberikan nama 'Chrysanthemum' untuktanaman krisan ini. Chrysanthemum diambil dari kombinasi bahasa Yunani 'Chrysos' yangberarti emas dan 'Anthemon' yang berarti bunga.Dalam klasifikasi botani, tanaman ini dimasukkan dalam family Asteraceae(Compositae) bersama-sama dengan dahlia, bunga matahari dan marigolds. Sistematikalengkap dari krisan adalah sebagai berikut:Kingdom PlantaeDivisiSpermatophytaSub-divisi AngiospermaeKelasDicotyledonaeOrdoAsterales4


generatif adalah 16 sampai 18 DC Pada temperatur lebih dari 18 DC, bunga yangdihasilkan cenderung berwarna kusam, pucat dan memudar. Kelembaban udara jugaberpengaruh pada pertumbuhan bunga krisan. Tanaman krisan membutuhkankelembaban 90 - 95% pad a awal pertumbuhan untuk pertumbuhan akar. Sedangkanpada tanaman dewasa, pertumbuhan optimai tercapai pad a kelembaban udara sekitar 70 ­85%.2.2 Budidaya Tanaman KrisanOi daerah tropis seperti Indonesia, budidaya krisan umumnya diusahakan di bawahkondisi rumah lindung. Tujuan rumah lindung adalah lIntuk melindungi tanaman darikondisi cllaca dan lingkungan yang ekstrim dan organisme pengganggu tanaman yangdapat memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman, seperti intensitascahaya matahari yang ter{a{u tinggi dan terpaan air hujan secara {angsung, sehinggadiperoleh ling kung an tempat tumbuh yang optimal.Krisan adalah tanaman yang menghendaki media tanam dengan persyaratan fis ikdan kimia yang tetap terjaga selama proses produksi, sehingga. media tanam yangdigunakan selain untuk tempat tumbuh dan tegaknya tanaman, juga berfungsi sesuaidengan persyaratan tumbuh tanaman krisan yang telah dijelaskan di atas dan dapatmemberikan kondisi fisik, kimia dan biologi yang kondusif sehingga dapat mendukungpertumbuhan akar pada khususnya dan tanaman secara keseluruhan.Seeara umummedia tanam yang banyak digunakan adalah berupa bahan yang mempunyai kapasitasmenahan air yang besar dan mempunyai aerasi serta drainase yang baik.,Pembentukan bedengan dapat dilakukan dengan menggunakan eangkul denganmengolah tanah seeara sempurna terlebih dahulu sedalam kira-kira 30 em.Proses inidimaksudkan selain untuk memperbaiki sifat fisik tanah, juga sebagai langkah penyianganterhadap gulma.Gulma yang terkumpul sebaiknya diangkutldibuang keluar dari rumahlindung untuk mengurangi kemungkinan gulma dapat tumbuh lagi dan sebagai tempatinang hama dan penyakit.Setelah tanah digemburkan, tanah dikering-anginkan se!ama 2 minggu. Selama 2minggu ini, sangat dianjurkan tanah tidak diberi air atau terbasahi untuk mengurangikemungkinan gulma tumbuh dan berkembangnya hama penyakit.Setelah 2 minggudikering-anginkan, tanah diolah kembali dengan membe :uk bedengan setinggi 25 - 30 emdengan lebar 1 meter dan memanjang secr2ce gan panjang rumah lindung atau6


disesuaikan dengan kondisi lahan. Hal ini dimaksudkan selain untuk mempersiapkanpetakan tanam, juga membersihkan sisa gulma yang maslh tumbuh pada lahanpertanaman. Bersamaan dengan itu, pupuk SP 36 dengan dosis 300 kg/ha sebagaipupuk dasar dapat ditambahkan dan diaduk merata. Setelah bedengan terbentuk,bedengan disterilisasi dengan menggun.akan Basamid sesuai dosis anjuran danselanjutnya bedengan ditutup dengan penutup kedap udi::lra selama 15 hari.Seperti yang telah dijelaskan di atas, krisan tergolong tanaman berhari pendekfakultatif (facultative-Short Day Plant). Karakteristik ini berimplikasi bahwa tanaman krisanakan terinduksi untuk masuk ke fase generatif dan berbunga bila panjang hari yangditerima tanaman lebih pendek dari Critical Oaylenght (CDL)-nya. Apabila panjang hariyang diterima tanaman krisan pada periode juvenil lebih panjang dari CDL-nya, makatanaman krisan akan mempertahankan fase vegetatifnya.Dengan dasar karakteristik tanaman krisan tersebut, maka untuk memperoleh tinggistandar tanaman (panjang tangkai bunga) pada bung'a potong , tanaman krisandipelihara/dipertahankan pada fase vegetatif selama waktu tertentu agar tumbuh hinggameneapai tinggi tertentu dengan aplikasi pemberian eahaya lampu tambahan (untukmenambah panjang hari yang diterima tanaman) selama 4 jam/hari pada mal am hari.Intensitas peneahayaan optimal berkisar 70 - 100 lux atau setara dengan intensitaseahaya lampu pijar 75 - 100 watt atau TL 40 watt dengan ketinggian lampu sekitar 1.5meter dari tajuk dan dengan jarak antar titik lampu sekitar 2 m.Pemberian eahaya tambahan selama fase vegetatif dapat dilakukan denganmetode nite-break (siklik) dengan pOla (5-1 )x5 (5 menit lampu menyala diikuti 1 menitlampu dimatikan dalam satu siklus), 15-15x6, (6-24)x8 atau penyinaran terus menerusselama 3 - 5 jam tergantung varietas yang ditanam, Pemberian eahaya tambahandilakukan dari pukul 22,00 - 02.00 atau 23,00 - 03.00 setiap hari, Pemberian eahayatambahan dihentikan setelah tanaman berumur 30 hingga 35 hari tergantung tipe bungakrisan atau bilamana rata-rata tanaman telah meneapai ketinggian 55 - 65 em,Setelah 15 hari, tutup bedengan dibuka dan tanah diolah ringan denganmeneampurkan pupuk kandang yang sudah matang dengan oosis 30 ton/ha dan humusbambu dengan dosis 10 ton/ha. Pupuk kimia buatan sebagai pupuk dasar juga diberikandengan dosis 200 kg /ha Urea dan 350 kg/ha KCI.Pada tanah-tanah yang memiliki ti gkat kemasaman tinggi hingga dibawah pH


erupa dolomite, kalsit atau zeagro . Dosis pemberian kapur disesuaikan dengankemasaman tanah, sebagai eontoh untuk dolomite pad a tanah dengan pH sekitar 5, dapatdiberikan kapur sebanyak 5,02 ton/ha, pH = 5,2 diberikan 4.08 ton/ha , pH = 5,3 sebanyak3,6 ton/ha dan ph = 5,4 sebanyak 3,12 ton/ha. Pemberian kapur dilakukan denganmenamburkan kapur pada permukaan media. bedengan dan diaduk ringan. Selanjutnya, 1hingga 2 hari sebelum tanam, bedengan diberi air (di-Ieb) hingga kapasitas lapang dandibuat lobang tanam sesuai jarak tanam.Untuk tanaman produksi bunga, bahan tanam berupa stek berakar dapat ditanampada lahan bedengan dengan jarak tanam 10 x 10 em (kerapatan tanam 100 tanaman/m 2 ),setelah sebelumnya lobang tanam telah dibuat dengan menggunakan bambu atau kayupenugal. Sedangkan untuk kebun tanaman induk produksi stek, stek berakar ditanamdengan jarak tanam 20 x 20 em atau dengan kerapatan tanaman 25 tanaman/m 2 . Sangatdianjurkan apabila pada saat tanam juga diberikan Furadan 3G sebanyak 6 - 10butir/lubang untuk meneegah serangan organisme pengganggu tanaman pada awalpertumbuhan.Pemberian air dimaksudkan untuk mensuplai kebutuhan air untuk proses fisiologistanaman dan menjaga stabilitas suhu serta kelembaban media dan lingkungan tanam.Pemberian air dapat dilakukan dengan metode splingkler, trikle, drip atau siraman .Pemberian air hendaknya dilakukan dengan jumlah yang eukup sampai kapasitas lapang.Pemberian air dapat dilakukan 2 hingga 4 kali seminggu tergantung kondisi tanaman danlingkungan. Pemberian air tambahan juga dapat dilakukan melalui penyemprotanbersama-sama dengan pemberian pupuk daun atau aplikasi pestisida.2.3 Fisiologi Stek sebagai Bahan TanamKrisan umumnya diperbanyak dengan menggunakan stek pueuk berakar (Karlsson,et. al., 1989). Beberapa sumber literatur menyebutkan bahwa kualitas stek sebagai bahantanam sangat berhubungan dengan kualitas pertumbuhan tanaman induk yangmenghasilkannya, seperti kapasitas dan kapabilitas pengakaran dari stek. Selain faktorgenetik tanaman, beberapa fa ktor lingkungan seperti eahaya, suhu dan ketersed iaan unsurhara diduga turut berpengaruh terhadap kua litas perturnbuhan tanaman induk yang pad agilirannya mempengaruhi mutu stek yang dihasilkan (Van de Pol, 1988). Beberapa gejalapenundaan inisiasi dan pertumbuhan akar la jut sering te rjadi pada stek yang dihasilkan8


· .. dari tanaman induk yang mengalami ekstrimitas cahaya (baik kekurangan maupunkelebihan) dan pada tanah yang kekurangan nitrogen (KhaUak et. al. , 1999).Status frekuensi panen stek juga turut mempengaiuhi kualitas stek yang didugaberhubungan dengan tingkat umur dan strata percabangan lokasi tunas stek muncul (DeRuiter, 1997). Ketika tunas pucuk dipinching atau terpanen, dominansi apikal sebagaitarget akumulasi fotosintat akan terdiversi pad a tunas-tunas aksiler untuk tumbuhmembentuk tunas/dominansi apikal baru (Chockshull, 1982). Pembentukan danpertumbuhan tunas baru ini sudah barang tantu membutuhkan supply energi, yang didugadispoort dari daun-daun pada buku-buku yang ditinggalkan pada saat pan en stek.Beberapa laporan mengindikasikan bahwa jumlah daun yang ditinggalkan pada tanamansaat panen stek berhubungan erat dengan jumlah dan kecepatan tunas aksiler yangmuncul untuk panen stek berikutnya. Semakin banyak daun yang ditinggalkan pad atanaman, semakin cepat dan banyak jumlah tunas aksiler yang tumbuh pad a ketiak daunberikutnya (Kawata, 1987).Setelah stek dipanen, stek kemudian diakarkan pada ruang pengakaran yangumumnya menggunakan media pengakaran arang sekam. Selama periode pengakaran ,laju fotosintesis stek menduduki posisi sang at rendah (Davis and Potter, 1981), karenakesinambungan aliran nutrisi dan air belum berjalan normal , karena stek belum mempunyaiakar. Hal ini berakibat bahwa ketersediaan fotosintat yang berada pada tubuh stekmerupakan faktor pembatas pertumbuhan terutama inisiasi dan pertumbuhan akar stekselama masa pengakaran. Beberapa penelitian menunjukan bahwa jumlah akar danpanjang akar yang terbentuk pada stek selama masa pengakaran sangat berhubungandengan kandungan karbohidrat yang terdapClt pada stek (Borowski et. aI, 1981).Selain kualitas indigenus bahan stek, hal lain yang berpengaruh pada kecepatantumbuh akar stek adalah interaksi kompleks hormon pada stek. Spethmann dan Hamzah(1988) mengemukakan bahwa stek yang dipanen pada saat tanaman induk telahmemasuki fase generatif, menampakkan performa juvenile yang lebih pendek, akar yanglebih sedikit dan kurang sensitif terhadap aplikasi hari panjang. Selain itu, kompleksinteraksi auxin dan sitokinin dalam stubuh stek juga mempengaruhi kualitas stek daritanaman induk. Beberapa faktor seperti suhu dan cahaya yang eksesif juga dapatmenurunkan interaksi kedua hormon tersebut pada tanaman induk yang berakibat padaminimnya kandungan keduanya pada tubuh stek ya:lg terpanen.9


BAB III TUJUAN, KELUARAN DAN MANFAAT 3.1 Tujuan1. Menyediakan dan mendiseminasikan teknologi budidaya tanaman induk krisanuntuk produksi ben ih krisan.2. Menumbuhkan dan membina kelompok petani benih krisan3. Menginisiasi produksi benih krisan dari kelompok petani untuk mensuplaikebutuhan benih krisan di tingkat petani produksl bunga dengan pengawasanstandar mutu benih.3.2 Keluaran yang diharapkan1. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok petani benih krisan di sentraproduksi krisan di Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali .2. Terbinanya kelompok peta:li benih l


Ketersediaan benih bermutu mudah dijangkau petani juga dapat menstimulasipertumbuhan sentra-sentra produ ksi bunga krisan baru di lokasi-Iokasi potensial padadaerah target. Usaha tani yang dapat dilakukan pada lahan yang tidak terlalu luas inidiharapkan dapat mendorong pemanfaatan lahan-Iahan marginal sebagai lahan pertanianyang produktif. Selain itu, produksi ben.ih sebar krisan di tingkat petani juga dapatmestimulir kegiatan agribisnis baru sebagai produsen benih sebar, selain dari produksibunga krisan. Usaha agribisnis yang menguntungkan ini ,memerlukan serapan tenagakerja manusia yang besar yang tidak hanya dapat dllakukan oleh tenaga kerja pria, tetapijuga wanita. Kegiatan agribisnis ini diharapkan selain dapat membuka lapangan kerjabaru, juga dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi keluarga petani yang pad aakhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk sekitarnya.Usaha agribisnis benih sebar dan bunga potong krisan dapat menstimulasipengembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Sebagai contoh, arang sekam yangdipergunakan dalam pengakaran krisan berbahan b8ku sekam padi yang keberadaannyamelimpah dan belum termanfaatkan secara optimal di daerah-daerah target. Suplai mediapengakaran ini dapat dilakukan di daerah target dengan terbang unnya industri pembuatansarana produksi seperti industri pembuatan arang sekam, pembuatan kompos dan pupukkandang, kemasan benih dan bunga hingga transportasi.Secara umum kegiatan diseminasi teknologi benih sebar krisan akan menyentuhdan menstimulir tidak hanya peningkatan produktivitas usaha tani krisan dan tanaman hiaspad a lokasi target yang merupakan sentra produski tanaman hias nasional, namun jugausaha komersial lain yang berkaitan dengan usaha tani krisan dari huiu hingga hilir.Peningkatan usaha tani berbasis sumber daya alam dan sumber daya manusia lokal inidiharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan petani dan masyarakatpada umumnya.11


BAB IV METODOLOGI Diseminasi teknologi produksi benih krisan di lakukan pada bulan Maret sampaiDesember Tahun 2010, Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di sentra produksi krisan diPropinsi Jawa Timur (Poncokusumo, Malang), Bali (Bedugul) dan Daerah IstimewaYogyakarta (Kulon Progo), Benih krisan sebagai bahan untuk kegiatan ini didapatkan dariUnit Pengelola Benih Sumber Balithi yang meliputi varietas-varietas krisan hasil pemuliaanyaitu Puspita Nusantara, Sakuntala, Dewi Ratih, Padma Buana, Swarna Kencana, MustikaPangrango dan Tirta Ayuni.Program diseminasi dilakukan dalam 3 tahap, tahap pertama yaitu pemilihankelompok tani target dan persiapan pelaksanaan kegiatan fisik kegiatan, Bersama-samadengan kegiatan sosialisasi pada Dinas Pertanian setempat dan institusi lain yang terkait,dilakukan survey lapangan di sentra-sentra produksi daerah target untuk pemilihan lokasidan kelompok tani, Pemilihan kelompok tani didasarkan atas kompetensi usaha tani krisanpada kelompok tani tersebut di daerah sentra produksi, Kelompok tani tersebutmerupakan kelompok tani tanaman krisan secara utuh mo~okultur, ' Pemilihan personalkelompok tani juga didasarkan atas tingkat pendidikan kelompok tani dengan kisaran umurproduktif. Pemilihan lahan difokuskan, sela!n luas lahan yang memadai, area di sekelilingcalon konstruksi rumah plastik merupakan area yang id eal secara klimatik untuk budidayatanaman induk krisan dengan kepemilikan personal anggota kelompok tani,Hasil survey dan koordinasi kegiatan tahap pertama, kemudian menjadi dasaracuan pelaksanaan kegiatan tahap kedua, berupa pembuatan konstruksi rumah lindungpertanaman induk dan pengakaran stek, penanaman benih sumber krisan dan pelatihanpemandu. Luasan masing-masing rumah lindung sekitar 100 m 2 petak efektif yang dapatmenampung 1,600 tanaman induk. Konstruksi rumah plastik dibuat dengan ketinggian 5 mdari atas permukaan tanah dengan bahan kayu atau bambu, beratap plastik UV danberdinding screen 1 mm, Setiap daerah target dibangun 1 rumah lindung yang dilengkapidengan peralatan instalasi listrik berupa titik-titik bola-lampu dengan dimensi jarak 2 x 2 mdan dengan ketinggian lampu 1,5 m dJ ri ata s permukaan bedengan, Pewaktu aliran listrikdibuat dengan model seri dan pararel menyesuaikan kekuatan daya listrik daerah lokasitarget.12


Setelah konstruksi rumah lindung selesai dibangun, pengolahan tanah dilakukanbersama-sama kelompok tan i dengan membentuk bedengan-bedengan tempatpertanaman dengan lebar 1 m dan panjang menyesuaikan dengan kontour lahan.Bedengan dibuat dengan meneampurkan pupuk kandang sejumlah 10 ton/ha dan pupukdasar urea sebanyak 300 kg /ha, KCI 250 kg/ha dan SP 36 250 kg/ ha dengan tanah danmembentuk bedengan dengan tinggi 25 -:30 em. Setelah tanah diolah dan dibentukbedengan, tanah kemudian diberi air hingga kapasitas lapang dan disterilisasi denganfumigasi selama 2 minggu dan ditutup kedap udara . Setelah dua minggu, tutup dibuka,dan tanah diolah ringan kembali untuk menghilangkan efek raeun dari fumigasi Satuminggu setelah pembukaan tutup, bedengan kemudian ditutup dengan menggunakanmulsa plastik hitam perak dan lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 10 x 10 em(populasi 100 tanaman induklm 2 ) .Benih sumber berupa stek krisan berakar kemudian ditanam pada lubang-Iubangtanam yang telah dipersiapkan. Pada hari penanaman , aplikasi eahaya tambahan berupasinar lampu pada malam hari untuk periode hari panjang langsung diaplikasikan denganpola nite break (20 menit menyala yang diikuti dengan 10 menit mati selama 8 kali siklus)selama 4 jam sehari dari pukul 10.00 hingga 02.00 dini hari yang diatur denganmenggunakan pewaktu/timer yang telah disiapkan selama tanaman induk produktifmenghasilkan stek. Selanjutnya pemeliharaan tanaman induk dilanjutkan denganpemberian nutrisi tambahan berupa NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gi ldan diberikan bersama-sama dengan pemberian air pada tanaman dengan frekuensi 2minggu sekali. Pemberian GA3 juga dilakukan dengan aplikasi melalui daun setiap satuminggu selama produksi stek dengan dosis 100-150 ppm. Pemeliharaan tanaman jugadilakukan dengan aplikasi pestis ida sebagai usaha preventif terhadap serangan ham a danpenyakit.Selain dari konstruksi rumah lindung untuk pertanaman induk krisan, konstruksiberatap plastik UV seluas 10m 2 juga dibangun untuk fasil itas ruang pengakaran stek.Fasilitas pengakaran stek dibangun agak berjauhan dengan pertanaman induk. Hal inidimaksudkan selain untuk membatasi intrusi OPT dari p'ertanaman induk ke tempatperakaran, juga memudahkan penanganan permasalahan teknis yang terjadi di keduatempat tersebut. Oi dalam rumah lindu 9 pe rakaran, dibangun bak-bak pengakarandengan konstruksi besi dengan tinggi 1-1 5 Bak pengakaran dibuat dengan lebar 1.5 mdan panjang menyesuaikan ruang an de 9a 11'9 i bak 25 em. Alas bak berupa has13


screen berukuran 1 mm. Selain konstruksi instalasi listrik dengan kriteria yang samadengan ruang lindung pertanaman induk, rumah lindung pengakaran stek dilengkapidengan paranet 80% pada atap bag ian bawah plastik untuk mengurangi penguapan saatproses pengakaran.Media pengakaran berupa arang :;ekam diternpatkan pada bak-bak pengakarandengan ketinggian 15 em. Stek-stek hasil produksi dari pertanaman induk kemudiandisortasi dengan kriteria, pueuk dalam keadaan pertumbuhan aktif, tidak bergejalaserangan hama dan penyakit, sukulen, dengan panjang 5 -7 em dengan jumlah daun 4 - 5daun sempurna . Stek-stek ini kemudian dirompes dengan menyisakan 3- 4 daunsempurna, ujung pangkal stek kemudian diolesi dengan pengatur tumbuh IBA berupapasta yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selanjutnya stek ditanam pada media arangsekam dengan jarak tanam 2 x 2 em dan dijaga kelembabannya. Selama prosespengakaran, pemberian eahaya lampu tambahan diaplikasikan dengan prosedur yangsama seperti pemberian eahaya lampu pada pertanaman induk. Dalam proses inidilakukan pengamatan terhadap produksi bahan setek tanaman induk, kualitas bahan stekberupa serangan OPT dan gangguan fisiologis, daya tumbuh akar stek, serangan OPTselama proses pengakaran, kuallitas pengakaran bahan stek dan produktifitas pengakaranstek.Dalam periode waktu pelaksanaan kegiatan fisik budidaya, pelatihan pemandu jugadilakukan sebagai langkah diseminasi tahap ketiga yang diperuntukkan kepada petugaspenyuluh pertanian dan personel kelomok tani yang khusus dibina untuk produksi stekseeara berkesinambungan. Jumlah peserta pelatihan sekitar 10 - 15 orang di lokasitarget. Pelatihan menggunakan model andragogi yang meneakup pengetahuan teori danpraktek di demplot selama 3 hari di masing-masing lokasi target.Tahap terakhir dari program diseminasi ini ad31ah monitoring proses kegiatan danpembinaan kepada penyuluh seeara spesifik guna penanganan permasalahan teknis dilapangan. Monitoring ditujukan untuk mengatahui respon petani/kelompok tani terhadapteknologi yang dideseminasikan. Aeuan kerangka monitoring dilihat dari analisis adopsiteknologi oleh petani di 3 lokasi, sirkulasi dan produksi benih krisan dari petani binaan,distribusi benih krisan, dan peningkatan kapasitas produksi benih untuk memenuhikebutuhan benih pada petani produksi bunga di lokasi target. Monitoring juga ditujukanuntuk mengetahui kllalitas pertumbuhan la .Jman prodllksi bunga yang menggunakanbenih krisan hasil kelompok tani binaan. P2C2 :ahap ini juga dilakukan mediasi antara14


.. .. Balithi dengan kelompok tani secara lang sung untuk mengetahui permasalahan teknisyang memerlukan penanganan lang sung dari Balithi guna mendapatkan umpan balikperbaikan program penelitian Balithi di masa mendatang. Rangkaian acara tahap terakhirdiseminasi dilakukan acara field day sebagai langkah diseminasi lebih luas kepadamasyarakat petani di lokasi target. Dari ra.ngkaian program diseminasi ini, diharapkan jugapenyuluh sebagai pelaksana bimbingan di lapangan dapat secara bertahap mengambil alihperan Balithi dalam pembinaan petani guna lebih meningkatkan usaha tani krisan di lokasitarget secara lebih luas dengan dukungan pemerintah daerah setempat.15


BABV HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sosialisasi Program Kegiatan Diseminasi Inisiasi Produksi Benih Sebar KrisanSosialisasi program dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan penelitiandiseminasi pada 2 dari 3 (tiga) lokasi target yaitu di (1) desa Poncokusumo, KecamatanPoncikusumo, Kabupaten Malang dan (2) Ousun Nglambur, Oesa Sidohardjo, KecamatanSamigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Oaerah Istimewa Yogyakarta pada periode BulanMaret hingga awal April 2010. Sedangkan di Bali, tahap komunikasi untuk pelaksanaanprogram sosialisasi sudah dilaksanakan, sehingga tahap teknis lanjutan akan segeradilakukan . Pada sosialisasi dan pemaparan program kegiatan, beberapa instansi terkaitturut diundang dan hadir guna memberikan wacana keterkaitan program diseminatif dankeberlanjutan program di masa mendatang . Oi Kulon Progo, Oaerah Istimewa Yogyakarta,pada acara sosialisasi , Wakil Bupati juga turut hadir guna memberikan sumbang saran dandukungan bagi terlaksananya dan berkelanjutannya program produksi benih sebar ditingkat petani tanaman hias. Acara sosialisasi program kegiatan penelitian diseminatifproduksi benh sebar di tiga lokasi disijikan pada Gambar 1 di bawah ini.Gambar 1.Sosialisasi program diseminasi produksi benih sebar di lokasi kelompok taniSKAAR, Kabupaten Malang dan Kabupaten Kulon Progo, Oaerah IstimewaYogyakartaPad a acara sosialisasi dike ukakan maksud dan tujuan dari kegiatan penelitiandiseminatif yaitu mengetengahkan inlrod si krisan varietas unggul baru nasional hasilpemuliaan dalam negeri yaitu dan Ba ~ I Pe el ian Tanaman Hias dan inisiasi pembinaan16


teknis Balai Penelitian Tanaman Hias kepada petani dalam memproduksi benh sebarnyadengan jaminan mutu kesehatan benih . Permintaan bU:Jga potong krisan yang semakinmeningkat baik dalam maupun luar negeri merupakan peluang bagi petani krisan dalammeningkatkan mutu dan hasil jual.Selama ini benih varietas krisan introduksi dari luarnegeri harus diimpor dengan harga yang .mahal.Selain itu, penguasaan industri benihpad a perusahaan-perusahaan besar sering kali menempatkan petani-petani tradisionalyang notabene bermodal terbatas pada posisi tawClr yang sulit untuk mendapatkan mutubenih yang memadai. Selain tidak adaptif di daerah tropis, varietas-varietas impor seringkali masih mempunyai hak guna royalti yang ditanggung oleh pembeli, dalam hal ini adalahpetani.Program diseminasi produksi benih sebar di tingkat petani merupakan langkahterobosan dari Balai Penelitian Tanarnan Hias dalam mempersingkat mata rantai distribusibenih ke petani.Dengan mampunya petani dalam memproduksi benih sebar krisanbermutu, diharapkan distribusi benih ke petani dapat lebih murah dan cepat (tepat waktu)Varietas unggul baru nasional yang didesain dan dikonstruksi di dalam negeri, padaprogram pemuliannya telah ditujukan agar adaptif di kondisi tropis.Dengan demikian,varietas-varietas unggul baru yang diintroduksir-an selain mempunyai karakteristik prospekpangsa pasar yang baik, berbunga menarik juga mempunyai keunggulan berupaketahanan penyakit terutama penyakit karat, yang merupakan penyakit utama padatanaman krisan dan dapat menurunkan kualitas dan harga jual produk di pasaran. Hal inidimaksudkan agar, petani mempunyai jaminan pasar dan memberikan insentif kepadapetani dalam sistem usaha taninya untuk meningkatkan pendapatan melalui sistem usahatani yang lebih efisien terutama dalam penekanan penggunaan input produksi yaitu saprodidan obat-obatan pestisida.5.2 Survey Pemilihan Lokasi dan Kelompok Petani Eksekutor Program DiseminasiBenih SebarPemilihan lokasi didasarkan tidak hanya kesesuaian klimatik lokasi dengankebutuhan tanaman krisan, namun juga didasarkafl pada aspek kompetensi petani.Petani/kelompok tani yang dipillih didasarkal1 atas skala usaha tani pad a tanaman hiassecara monokultur.Hal ini dimaksudkan Clgar seca(a mendasar pengetahuan danketerampilan petani dapat ditingkatkan lebih kompetitif dan kompleks dengan instrusimodel pengembangan baru usaha ta ni , yak i pilihan vJrietasSelain itu, pengetahuanpetani yang ada dapat dijadikan basis pc Ii 9 aian itelegensi di bidang lain seperti17


membaca peluang pasar. prefere. si konsumen dan segmentai pasar yang dituju padaskala luasan usaha tani di daerahnya.Oi daerah Malang . Jawa Timur terpilih kelompok tani SKAAR dengan ketua Moh.Irwan. Kelompok tani ini telah berdiri sejak tahun 1995 dan berlokasi di KecamatanPoncokusumo dengan usaha utama adalah bunga potong krisan . Oaerah ini terletak pada945 mdpl suatu dataran tinggi dengan komoditas pertanian dominan apel dan sayuran.Varietas krisan yang diusahakan umurl}nya merupakan varietas-varietas introduksi/imporyang benihnya dipesan dari perusahaan beniih swasta yang berkedudukan di Jawa Baratdan Jawa Tengah. Hingga saat ini, kelompok tani berjumlah lebih dari 15 orang denganskala usaha produksi bunga potong berkapasitas 100 ribu tangkai per bulan dan memilikilebih dari 7 rumah plastik produkstif dengan luasan masing-masing 2.500 m 2 .Oi daerah Kulon Progo, lokasi terletak di sekitar wisata Suroloyo dengan ketinggian960 mdpl. Kelompok tani berdiri sejak tahun 2008 dengan komoditas utama tanaman hias.Di daerah Kulon Progo ini, komoditas utama adalah tanaman pangan dan peternakan,terutama kambing etawa. Kelompok tani Kulon Progo ini telah mempunyai 2 rumah plastikdengan kapasitas produksi 10.000 tangkai per musim. Oi daerah ini, usaha tani krisanboleh dikatakan masih baru dan masih dalam tahap inisiasi pengembangan. Kondisipertanaman krisan yang ada pada dua lokasi disajikan pada Gambar 2 di bawah ini.(a)(b)Gambar 2. (a) Pertanaman krisan di kelompok tani SKAAR, Poncokusumo, Malang,Jawa Timur dan (b) pertanaman krisan di kelompok tani krisan OusunNglambur, Desa SidohardJo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten KulonProgo, Oaerah Istimewa Yogyakarta18


5.3 Pembuatan Konstruksi R mah Lindung dan PenanamanPembuatan rum a I d 9 di ketiga lokasi melibatkan kelompok tani eksekutor.Bahan baku konstruks: dif k skan pada bahan baku lokal yang banyak tersedia di lokasitarget. Di kedua lokasL bai:lbu merupakan bahan konstruksi yang mudah dan murahdidapat, sehingga pada kedua lokasi kerangka rumah lindung terbuat dari bambu.Konstruksi rumah lindung di daerah Poncosukumo, Malang (Jawa Timur) dan D. IYogyakarta telah selesai dibangun p


Tahapan selanjutnya a_~ = pengolahan tanah dan penanaman yang segeradilakukan di daerah Poneok s alang dan Kulon Progo, 0.1 Yogyakarta. Pengolahantanah dilakukan dengan perta a- ama membersihkan lahan dari rumput dan kotoran lain.Selanjutnya tanah dieangkul sedalam ± 30 em dan diolah sempurna. Tanah-tanah yangbersifat masam, diberikan apur dengan dosis 2 kg/m 2 . Tanah se\anjutnya dibentukbedengan dengan ketinggian 20-25 em . Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasardengan dosis perlakuan 7,5 sampai 30 kg/ha, urea 100 kg/ha, SP-36 50 kg Iha dan KCI 50kg/ha dan diaduk sempuma. Proses persiapan bedengan pertanaman di lokasiPoneokusumo (Jatim) dan Kulon Progo (D. I. Yogyakarta) disajikan pada Gambar 4 dibawah ini.(a)(b)Gambar 4.Proses persiapan bedengan pertanaman di lokasi (a) PoncokusumoMalang, Jawa Timur dan (b) Kulon Progo, D. I. YogyakartaSetelah pengolahan tanah dan pembentukan bedengan selesai, tahapanselanjutnya adalah pembuatan lobang tanam dan penanaman. Di dua lokasi, yakniMalang (Jawa Timur) dan Kulon Progo (D. I. Yogyakarta), penanaman dilakukan padaminggu ke 2 dan ke 3 bulan Juli 2010. Varietas krisan yang ditanam pada kedua lokasitersebut berjumlah 21 varietas (Malang) dan 13 varietas (Kulon Progo). Varietas-varietastersebut adalah Puspita Nusantara, Tirta Ayuni, Dewi Ratih , Dewi Sartika, Pasopati, DwinaPelangi, Dwina Kencana, Puspa Kayani, Wastu Kaniya , Pramudhita, Raspati, RatnaWisesa, Permana, Puspita Asri , Sakuntala, Chandra Kirana, Asmarandana, Cut Nyak Dien,Swarna Keneana, Padma Buana dan Mustika Kaniya. Kegiatan penanaman stek berakarkrisan di dua lokasi tersebut disajikan pada Gambar 5 di bawah ini.20


• .\0Gambar 5.(a) Kegiatan penanaman secara simbolis oleh Penanggung jawab kegiatan(berbaju putih bergaris biru) bersama-sama dengan perwakilan PemerintahDaerah Kulon Progo, Dinas Pertanian dan BPTP Yogyakarta yang kemudian (b)dilanjutkan oleh anggota kelompok tani KWT Sekar Menoreh Indah (SEMI ) dan(c) lokasi pertanaman yang telah selesai ditanami di Kulon Progo, O. iYogyakarta; (d) penanaman oleh Penanggung jawab kegiatan yang (e)dilanjutkan oleh anggota kelompok tani eksekutor SKAAR (f) bedengan yangtelah tertanami pad a kegiatan di Poncokusumo, Malang, Jawa Timur5.4 Pemeliharaan Tanaman Induk, Monitoring dan Pemanenan StekPemeliharaan tanaman meliputi 2 aspek yaitu pemeliharaan tanaman induk danpemeliharaan stek pada masa pengakaran stek. Dalam sub bab ini dideskripsikanintroduksi teknologi pemeliharaan tanaman induk untuk produksi stek, sedangkan untukpengakaran stek pada sub bab berikutnya. Penanganan tanaman induk pada masapemeliharaan tanaman induk meliputi pemberian air, nutrisi susulan, pemberian haripanjang dan pengendalian hama dan penyakit tanaman . Pemberian air dimaksudkanuntuk mensuplai kebutuhan air untuk proses fisiologis tanaman dan menjaga stabilitassuhu serta kelembaban media dan lingkungan tanam . Pemberian air dianjurkan dilakukandengan jumlah yang cukup sampai kapasitas lapang dengan menggunakan metode21


siraman pad a saa : tana a masih muda dan springkler bila tanaman sudah beranjakdewasa untuk me, gura gi elembaban udara yang terlalu tinggi di daerah tajuk yangdapat mestimulasi perksmbangan penyakit. Pemberian air dapat dilakukan 2 hingga 4 kaliseminggu tergantung kondisi tanaman dan lingkungan.Pemberian nutrisi/pupuk susulan. dimaksudkan untuk mensuplai kebutuhantanaman akan unsur hara yang diperlukan untuk pert1.2mbuhan, dalam hal ini tunas baruyang nantinya berfungsi sebagai bahan stek. Pupuk yang digunakan dalam pemupukansusulan adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur-unsur nitrogen, phospat dankalium dengan komposisi phospat yang lebih tinggi de:lgan dosis 3 - 5 g/tanaman denganfrekuensi setiap 3 minggu. Pemupukan susulan dilakukan dengan cara ditaburkan pad alarikan secara merata dan ditutup halus dengan tanah bedengan secara sempurna ataudiaplikasikan melalui siraman atau irigasi. Aplikasi pupuk cair dilakukan dengan caradisemprotkan pada tanaman atau bersamaan dengan pemberian air irigasi sesuai dosisanjuran dengan frekuensi 2 kali seminggu. Pemupukan susulan dilakukan hingga tanamaninduk tidak produktif menghasilkan stek. Pemberian pupuk pelengkap cair juga dapatdilakukan bersamaan dengan aplikasi pestisida sepanjang jenis pestis ida yang digunakankompatibel (tidak terjadi kontra-indikasi) dengan jenis pupuk cair yang digunakan.Pengendalian hama dan penyakit pada pertanaman krisan ditujukan nilorganisme pengganggu tanaman penting seperti penyakit karat daun, layu fusarium, hamathrips dan aphid. Pemahaman petani dalam menggunakan pestisida sintetik yangbijaksana merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan induksi teknologi ini. Padapertanaman krisan induk di Poncokusumo, Malang-Jawa Timur elompok tani SKAAR tidakhanya menanam krisan varietas krisan Balai Penelitian Tanaman Hias, namun jugavarietas-varietas introduksi komersial yang masih bered3r sekaiang. Keterlibatan petanikooperator untuk turut mengevaluasi komponen teknologi pengendalian hama darlpenyakit yang diitroduksikan, terutama varietas resisten juga memberikan informasilangsung kepada petani perihal pilihan teknologi ya:lg dapat dipilih. Hasil pengamatanselama lebih dari 12 minggu pertanaman, memberikan hasil sementara bahwa varietasvarietaskrisan baik yang berasal Balithi maupun introduksi tidak memmperlihatkan gejalaserangan karat yang signifikan. N3mun dernikian, serangan penyakit layu Fusarium pad apertanaman induk varietas introduksi terdeteksi cukup tinggi hingga sekitar 60 %. Hal inimembuktikan bahwa varietas Balithi mempunyai tingkat ketahanan yang lebih tinggi22


terhadap penyakit Fusarium dibandingkan dengan varietas introduksi yang diusahakanpetani seperti yang disajikan pada Tabel1 berikut ini.Tabel1. Persentase serangan penyakit layu Fusarium pada 3 varietas krisan yang diamatidi lokasi pertanaman induk Poncokusumo, Malang, Jawa Timur hingga 12 minggusetelah tanamNo.! Minggu ke .. ·) .)Varietas krisan I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121. Yellow Fiji 0 0 0.5 1.2 6.7 11.3 16.8 24.5 38.5 46 .7 55 .3 67.62. Tirta Ayuni 0 0 0 0.7 0.7 1.1 1.4 1.4 1.5 1.7 2.6 3.13. SwarnaKencana0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.1 1.5 2.2Keterangan .IRata-rata pengamatan dart 100 tanaman sampel..) Pengamatan dilakl!kan bersama-sama dengan anggota kelompok taniSKAAROi Kulon Progo, rendahnya daya listrik yang berada disekitar lokasi pertanamanmerupakan salah satu kendala induksi program teknologi produksi ini pada awalnya.Sehubungan dengan hal tersebut, maka lampu yang digunakan pada adalah lampusofttone TL dengan pancaran intensitas yang sama dengan TL. Kepala Oesa Sidohardjomengemukakan bahwa untuk pengembangan krisan di daerahnya terutama menyangk tinisiasi produksi benih sebar krisan dari Balai Penelitial1 Tanaman Hias, pihak peme intahdesa telah mengajukan permohonan penambahan gardu/dClya listrik untuk mencukupikebutuhan pasokan listrik yang hingga kini masih dalam proses penyambungan.Langkah-Iangkah pendampingan terhadap kelcrnpok tani pada beberapa aspekbudidaya yang krusial pun mendapat perhatian seperti panen stek dan penanganan bahanstek pra pengakaran. Hal-hal penting yang mendapat perhatian dalam panen stek dalamintroduksi teknologi produksi sebar adalah waktu panen stek, sa at panen stek,pemilihan/kriteria pucuk juvenil sebagai bahan stek dan kebersihan peralatan panen stek.Sedangkan pada teknik budidaya penanganan bahar. stek pra tan am, teknik-teknikbudidaya yang dintroduksikan adalah kesiapan peralatan pasca panen stek, preservasibahan stek pra grading, durasi waktu penanganan bahan stek, kesiapan lingkungan, bahandan peralatan pengakaran, tata cara grading, preventasi kerusakan mekanis bahan stek,grading dan keseragaman bahan stek pra pengakaran. Induksi teknik-teknik budidayatersebut dilakukan secara andragogi yang diseiiai praklek langsung di lapangan bersamasamaanggota kelompok tani untuk lebih rTe I ' enk2n 8mahaman visual dan aplikasi.23


Monitoring kondisi ta. aman secara reguler, demonstrasi teknik budidaya bersamasamaanggota kelompok tani dan forum diskusi pun dibangun secara reguler. Langkah iniditempuh agar kelompok tani tidak mendapatkan kesenjangan informasi perihal solusi daripermasalahan yang dihadapi di lapangan dan dapat mendapatkan keterangan/solusipenanganan yang akurat dari narasumber yang kompeten. Monitoring terhadap kondisipertanaman, demonstrasi teknik budidaya bersama anggota kempok tani dan diskusidengan anggota kelompok tani kooperator di kelompok tani SKAAR (Malang) dankelompok tani KWT Sekar Menoreh Indah (SEMI)/(Kulon Progo) disajikan pada Gambar 6berikut ini.(e)Gambar 6. Kunjungan lapang sebagai langkah pendampingan terhadapkelompok Praktek pemanenan dan penanganan stek prapengakaran bersama-sama dengan (a) anggota kelompok taniSEMI di Kulon Progo dan (b) SKAAR di Malang, (c) monitoringkondisi kesehatan pertanaman induk dan (d) pengakaran dandiskusi dengan anggota kelompok tani peri hal kendala teknisaplikasi teknologi produksi benih sebar di kelompok tani SKAAR­Malang(d)24


5.5 Pengakaran dan Pengemasan StekPeriode pengakaran stek dan pengemasan stek pasea pengakaran untuk keperluandistribusi merupakan hal yang sangat penting dalam produksi benih sebar krisan. Pad amasa pengakaran, kualitas tunas yang dipanen sebagai bahan pengakaran merupakansalah satu faktor yang menentukan kualita~ perakaran stek yang dapat berdampak pad atanaman baru hasil stek berakar yang ditanam. Selain dari kualitas pertumbuhan dankesehatan pertanaman induk, penanganan stek pra pengakaran, sanitasi lingkungan danperalatan, media pengakaran dan pemeliharaan stek masa pengakaran pun mendapatperhatian induksi teknolgi yang lebih mendalam.Media untuk perakaran stek dipilih yang mempunyai sifai menahan air yang besaruntuk mempertahankan kelembaban pada masa perakaran dan porus, sehinggapertumbuhan akar stek tidak terhambat. Media yang dapat digunakan untuk perakaranstek adalah arang sekam (carbonized rice hul0, sekam, pasir, eoeopeat atau bah an laindengan sifat serupa yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu. Media perakarankemudian ditempatkan pad a rak-rak atau bak-bak pengakaran dengan kedalaman mediasekitar 7 - 10 em. Media perakaran kemudian dibasahi air supaya lembab dan sangatdianjurkan pembasahan media stek dengan mengunakan larutan pestisida dosis renda huntuk meneegah serangan penyakit pada stek selama proses pengakaran.8eberapa aspek fisiologis yang menyangkut regulasi biokimia sel selama masapengakaran menjadi dasar teknik pengakaran yang diinduksikan kepada anggotakelompok tani. Pada masa pengakaran, produksi karbohidrat dari hasil fotosintetsis darisang at rendah. Hal ini disebabkan oleh laju fotosintesis stek pada masa pengakaran jugarendah, sehubungan menurunnya transport air dan nutrisi karena ketiadaan akar pada saatstek ditanam pada proses pengakaran. Dengan demikian, laju metabolisme tanamantermasuk yang berkaitan dengan stimulasi inisiasi dan pertumbuhan akar lanjut sang attergantung dari kandungan/eadangan karbohidrat yang berada pada bahan stek. Setelahproses inisiasi akar dapat berlangsung dan akar dapat berfungsi sebagai organ absorbanair dan nutrisi bagi pertumbuhan stek, arah pertumbuhan fisiologis stek akan kembalisemula dengan dukungan akar yang terbentuk selama proses pengakaran.Aplikasi zat pengatur tumbuh untuk menstimulasi pertumbuhan akar stek jugamendapat perhatian dalam proses induksi teknologi produksi benih sebar ini. Aplikasii zatpengatur tumbuh pad a dasarnya adalah untuk membantu proses fisiologis stek pada masapengakaran untuk mengarah pada pemaeua i. ISlas: dan pertumbuhan akar. Hal ini dapatdipahami, semakin eepat orientasi fisiologis ste' s1garah pada pertumbuhan akar, maka25


akar akan lebih cepat . e be Selanjutnya, proses reorientasi pertumbuhan normal stekberakar pun akan lebih ce at seperti halnya tanaman dengan organ utuh, dan selanjutnyadapat menjadi pandua eSlapan stek untuk proses transplanting di lapangan.Beberapa ha! yang perlu menjadi perhatian selama masa pengkaran stek adalahsanitasi lingkungan pengakaran, modifikasi lingkungan mikro untuk mengurangipenguapan stek yang beriebih selama mas a pengakaran, terutama pada saat awal prosespengakaran, pemberian hari panjang dan umur stek siap transplanting. Sanitasilingkungan pengakaran diupayakan untuk mengurangi serangan hama dan penyakitselama masa pengakaran. Untuk mengurangi resiko kerugian petani akibat seranganpenyakit pad a proses pengakaran yang dapat mengakibatkan kerugian besar di tingkatpetani, penggantian media pengakaran baru untuk setiap proses pengakaran stek sangatdianjurkan. Bila kondisi ini tidak memungkinkan, media pengakaran dapat diserilisasisebelum digunakan kembali untuk proses pengakaran . Penyakit yang sering menyerangstek krisan selama masa pengakaran adalah busuk pangkal batang (Phythium sp) sepertiyang tampak pada Gambar 7 berikut ini. Namun demikian, selama 3 kali masa panen stekpada pertanaman di Poncokusumo dan Kulon Progo, gejala penyakit dan kematian steksaat proses pengakaran akibat penyakit ini belum pernah terjadi.Gambar 7. Busuk pangkal batang Pythium sering menyerang stek pada saatproses pengakaran dan tanaman muda di lapangMasa awal proses pengakaran merupakan periode kritis adaptasi stek padalingkungan pengakaran. Pada periode ini dengan resiko evapotranspirasi yang berlebihandapat terjadi yang dapat mengakibatkan dehidrasl sel dan dapat mengakibatkan kematian26


.. .. stek. Selain menjaga kelembaban pada media pengakaran, penutupan stek dengan bahanseperti kertas yang dibasahi setiap saat selama 3 hari pertama masa pengakaran steksangat dianjurkan untuk mengurangi resiko dehidrasi stek. Setelah 3 hari, umumnyainisiasi kalus akar sudah mulai terjadi dan pada stage ini stek sudah dapat beradaptasidengan lingkungan pengakaran, sehingga ~utup kertas lembab dapat dibuka.Pemberian hari panjang selama proses pengakaran stek merupakan hal yang jugasangat penting dilakukan. Proses induksi akar selama proses pengakaran stek dapatterhambat bila proses fisiologi pembungaan terdiversi ke arah fase generatif. Selainmenghambat pertumbuhan akar, terevokasinya proses fisiologi stek ke fase generatif dapatmenyebabkan tanaman muda hasll pengakaran berbunga dini dan tidak responsif terhadapaplikasi hari panjang . Sehubungan dengan hal tersebut, selama proses pengakaranpemberian hari panjang dengan kualitas dan kuantitas cahaya seperti halnya pemeliharaantanaman induk wajib dilakukan.Setiap jenis varietas yang memiliki konstruksi genetik yang berbeda sudah barangtentu memilki tingkat adaptasi dan respon yang berbeda terhadap kondisi lingkungan,termasuk pada masa pengakaran stek. Beberapa genotipe diketahui mempunyaikarakteristik pertumbuhan akar yang cepat selama masa pengakaran, namun Jugabeberapa genotipe yang lain dapat memiliki respon pertumbuhan yang lebih la mbat.Pengetahuan tentang karakteristik ini perlu diintroduksikan s~hubungan resiko dan tingkatkerugian petani bila terlalu cepat atau terlambat dalam proses translanting stek yang sudahberakar. Varietas Balithi umumnya mempunyai masa pengakaran stek optimal sekitar 14hingga 18 hari. Terlalu cepatnya stek dicabutlditransplanting, tentunya mengandung resikosistem perakaran stek yang belum cukup siap/kuat menopang pertumbuhan tanamanmuda saat ditanam di bedengan pada kondisi lingkungan tanam berupa tanah. Hal iniakan mengakibatkan stress pada tanaman muda dan dapat berlanjut dengan kematiantanaman muda yang tinggi di lapangan. Sebaliknya, stek berakar yang terlambatditransplating, berarti memperpanjang proses produksi pada proses pengakaran yangberkonsekwensi pada peningkatan saprodi yang digunakan saat prosses pengakaran.Lebih lanjut, selama proses pengakaran pemberian nutrisi relatif sulit dilakukansehubungan dengan resiko hama penyakit yang tinggi. Dengan demikian, memperpanjangproses pengakaran stek dapat berakibat defisiensi nutrisi pad a stek yang umumnyaditampakkan dengan gejala mengecilnya diameter batang stek. Stek dengan batang yangkecil dan panjang, selain akan mempersulit proses penanaman, pertumbuhan batang27


· .. tanaman pun dapat menjadi tidak proporsional (beresiko tanaman mudah roboh/batangmudah patah selama pertumbuhan di lapang.Tahap selanjutnya setelah proses pengakaran stek yang menjadi perhatian adalahpengemasan stek dari tempat pengakaran ke lokasi transplanting bila stek akan dikirimdalam jarak yang jauh. Selama proses transportasi, kemasan stek akan sangatmempengaruhi viabilitas stek saat ditanam. Selain faktor kemasan , durasi transportasijuga harus diperhitungkan, sehubungan dengan proses fisiologis stek yang tetapberlangsung selama transportasi. Umurnnya, transportasi stek dengan lingkungankemasan yang kondusif, tidak melebihi dari 2 hari untuk ditanam di lingkungan pertanamanbedengan.Dalam induksi teknologi produksi benih s


panen stek dipra. e, sea 6 kali siklus panen stek. Sedangkan pertanaman induk diKulon Progo, hasi p -~ d_ si stek hingga awal Oktober 2010 baru mencapai 2 kali sikluspanen stek dan te la ' 'erdis ib si hingga ke luar daerah Kulon Progo. Panen stek siklus ke3, hingga kini masih dalam proses pengakaran.Tabel 2.Produksi dan distribusi stek dari pertanaman induk krisan varietas Balithi dikelompok tani SKAAR hingga panen stek ke 3, Malang dan KWT SEMI-KulonProgo hingga panen stek ke-2rNo.1.2LokasiPenanamanPopulasiTanamanIndukPanenStek keProduksi Stekpada Panen StekkeDistribusiKelompok Tani ,Anggota kelompok Tani1 16.498SKAARSKAARPoncokusumo,- 3 kelompok tani di2 31.67 1Malang, Jawa 9500') MojokertoTimur- 3 kelompok tani di3 66.225Mojoke rt o- 1 kelompok taniYogyakartaKWT SEMI- Anggota KWT SEMI1 6. 125Dsn. Nglambur,- Kelompok tani di SlemanDesa Sidohardjo, I- Kelompok tani diKecamatanWonosobo002 9.026Samigaluh, 4.500 )- Kelompok tan i di KulonKabupaten KulonProgoProgo, D. I. Masih dalamYogyakarta. 3 prosespengakaran-Keterangan : *) Jumlah tanaman Induk dan 21 vanetas**) Jumlah tanaman induk dari 11 varietasJumlahTotalProduksiStek144.39415.151Target produksi dan distribusi stek di setiap siklus panen stek pada dua kelompoktani kooperator pada program diseminasi produksi benih sebar ini rnencapai kriteria yangditargetkan, walaupun belum mencapai total produksi yang ditargetkan (60.000 benih)pad a lokasi Kulon Progo. Hal ini dikarenakan, proses panen stek yang masih terusdilakukan (2 kali di KWT SEMI) hingga 6 kali siklus panen stek. Menurut ketua keduakelompok tani kooperator, disukainya varietas Balithi oleh para petani produksi bungapotong krisan menyebabkan permintaan stek varietas Balithi sangat tinggi dari berbagaidaerah. Keterbatasan jumlah tanaman induk yang ada dan masih rendahnya kapasitasstek yang dihasilkan dari tanaman induk (tanaman masih muda), menyebakan produksibenih yang dihasilkan belum dapat mensuplai permintaan/pesanan yang ada.29


Penambahan konstruksi rumah lindung untuk meningkatkan jumlah pertanamaninduk dan produksi stek te lah direncanakan, baik swadaya kelompok tani itu sendiri(kelompok tani SKAAR) dan bantuan dari Pemerintah Daerah setempat (KWT SEMI KulonProgo). Hal ini tentunya khabar yang sangat baik sekaligus membuktikan bahwa programdiseminasi teknologi benih sebar krisan varietas Balithi telah menyentuh dan langsungdirasakan manfaatnya oleh petani kooperator sebagai penggerak perekonomian dipedesaan. Tanggapan positif dari Pemerintah Daerah yang responsif terhadappengembangan potensi ekonomi wilayahnya berbasis agribisnis krisan, seperti halnya diKulon Progo merupakan bentuk program yang sinergis dengan misi diseminasi teknologibenih sebar yang tengah dilakukan.5.7 Kegiatan Field day Inovasi Teknologi Benih Sebar KrisanKegiatan field day yang didesain dalam program diseminasi teknologi produksibenih sebar krisan ini telah dilaksanakan di Poncokusumo, Maiang pada tanggal 2 Oktober2010. Selain sebagai ajang promosi kelompok tani kooperator sebagai kelompok tanibinaan, acara ini juga bertujuan untuk menginduksi lebih luas teknologi inovasi komoditaskrisan kepada masyarakatipetani tanaman hias. Kegiatan field day di PoncokusumoMalang, Jawa timur yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu mendapatkanrespon positif baik dari masyarakat Kabupaten Malang, hingga Pemerintah Kabupatensetempat dengan hadirnya Bupati Malang pada acara field day tersebut.Pad a acara field day terse but, rumah lindung pertanaman induk krisan untukproduksi stek kelompok tani SKAAR yang dibina Balithi, dibuka untuk umum danpertemuan terse but digunakan untuk ajang pertukaran informasi dan diskusi antarapengunjung/petani krisan/tanaman hias yang hadir pada sa at itu, kelomppok tani SKAARdan narasumber dari Balithi. Antusiasme pengunjung pad a acara field day di Poncokusmoternyata sang at tinggi, karena pengunjung dapat berinteraksi lang sung melihat prosesbudidaya tanaman induk krisan hingga stek berakar siap ditanam. Diorama acara field dayteknologi produksi benih sebar krisan di Poncokumo disajikan pada Gambar 9 berikut ini.30


Gambar 8.(a) Interaksi langsung pengunjung dengan narasumber dari Balithi peri halbudidaya tanaman induk krisan produksi stek dan (b) pengunjung yangberinteraksi dan melakukan praktek langsung pengakaran stek bersamaanggota kelompok tani SKAAR pada acara Field Day Inovasi TeknologiProduksi Benih Sebar di Poncokusumo, Malang, 2 Oktober 2010Kegiatan yang selanjutnya akan dilakukan adalah pelaksanaan plotting danpenanaman benih untuk pertanaman induk di wilayah Kabupaten Tabanan, Bali sebagailokasi target ke 3. Sejalan dengan hal tersebut, pengawalan teknologi, pemeliharaantanaman induk, produksi dan distribusi stek hasil penangkaran di dua lokasi (Poncokusumodan Kulon Progo) juga akan terus dilakukan hingga berakhirnya siklus panen stek yangditargetkan. .31


BABVI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan1. Kegiatan penelitian diseminatif produksi benih sebar hingga awal November 2010 telahmenyelesaikan beberapa tahapan kegiatan yaitu :Pendampingan teknologi produksi benih sebar krisan yang meliputi budidayatanaman induk, produksi stek dan distribusinya di 3 lokasi target yaitu Jawa Timur,D. I. Yogyakarta dan Bali . Pelatihan dan demonstrasi lang sung teknologi budidaya tanaman induk, panen stek hingga produksi stek dan distribusinya kepada kelompok tani kooperator di dua lokasi, Jawa timur dan D. I. Yogyakarta . Field day inovasi teknologi di Poncokusumo, Malang, Jawa Timur dalam rangkaian kegiatan diseminasi teknologi produksi benih sebar. . 2. Produktifitas tanaman induk krisan Balith dalam memproduksi stek dan ketahanannyaterhadap hama dan penyakit, terutama layu Fusarium cukup tinggi. Persentaseserangan Fusarium hingga 12 minggu setelah tanam masih dibawah 5 % dibandingkanvarietas introduksi yang telail mencapai 60 % kematian tanaman.3. Produksi benih sebar di lokasi Poncokusumo telah mencapai target yang ditentukan(60.000) pada siklus panen stek ke 3. Produksi stek masih dapat terus ditingkatkanhingga siklus panen ke 6. Sedangkan di D. I. Yogyakarta, produksi stek masih sekitar50% dari target yang ditentukan, sehubungan dengan siklus panen stek yang barumencapai 3 kali dari 6 kali yang ditargetkan (tanaman masih muda). Sedangkan, diBali panen stek baru siklus dari 6 siklus yang direncanakan.4. Kegiatan yang menjadi target pelaksanaan selanjutnya adalah pengawalan teknologi,pemeliharaan tanaman induk, produksi dan distribllsi stek hasil penangkaran di dualokasi (Poncokusumo, Kulon Progo dan Tabanan) akan terus dilakukan hinggaberakhirnya siklus panen stek yang ditargetkan.6.2 SaranKegiatan diseminatif produksi benih sebar merupakan kegiatan terobosan dariinstitusi penyelenggara penelitian teknis berbasis komoditas, sehingga dalam kesuksesandan dampak pelaksanaan di daerah sangat dipengaruhi oleh peran Pemerintah Daerahdalam pengembangan selanjutnya . Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diusulkan32


kepada pemerintah daefa setempat untuk menginisiasi program pendampingan sebagaiprogram lanjutan setela program diseminatif dari Balai Penelitian Tanaman Hias iniberakhir, sehingga keberia jutan program dan dampaknya pada petani krisan dapat lebihnyata diwujudkan.33


DAFTAR PUST AKA Ahmad, J. and C. Marshall. 1997. The pattern of 14 c -assimilate distribution inchrysanthemum cv Red Delano with particular reference to branch interrelation. J.of Hortic. Sci. 72 (6) : 931 - 939.Badan Pusat Statistik. 2008. ProdCJction of ornamental plants in Indonesiahttp://www.bps.go.id/sector/ag ri/horti/table9.shtml. 06-02-2008.Budiarto, K and T. L. Rosario. 2005. Stock plant productivity of twelve Chryanthemum(Oendrathema grandiflora [Ramat.) Kitam) varietas grown under covered and openconditions. The Phil. Agric. Scien. 88 (4): 418-430.De Jong, J. 1981. Effect of irradiance and juvenility on the selection on chrysanthemum.Euphytica 30: 493 - 500.De Ruiter, H. A. 1997. Axillary bud formation in chrysanthemum as affected by number ofleaves. J. of Hort. Sci. 72 (1) : 77 - 82.De Vier, C. I. and R. L. Geneve. 1997. Flowering influences adventitious root formation inchrysanthemum cuttings. Scientia Hortic. 70 : 309 - 318.Grunewaldt, J. 1988. General aspects of genetics in plant propagation. Acta Hort. 226 277- 282.Hicklenton, P. R. and K. B. McRae. 1984. Vegetative growth and flowering of potchrysanthemum in response to supplemental HPS radiation and split nighttemperature. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 109 (1): 30 - 33.Kawata, J. 1987. The phasic development of chrysanthemum as a basis for the regulati o:1of vegetative and flowering in Japan. Acta Hort. 197 : 115 - 123.Khattak, A. M. and S. Pearson. 1997. The effect of light quality and temperature on thegrowth and development of chrysanthemum cvs. Bright Golden Anne a:1cSnowdon. Acta Hort. 435: 113 - 131.Klapwijk, D. 1987. Effect of season on growth and development of chrysanthemum in thevegetative phase. Acta Hort. 197: 63 - 69.Marwoto, B .. L. Sa J3ya . K. Budiarto dan I. B. Rahardjo 2004a. Pengaruh antiviral dalammedia k I erhadap keberadaan chrysanthemum virus B pad a 4 varietas krisanterinfeksi . J. H n. (edisi khusus) 14:410-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!