13.07.2015 Views

PERILAKU AGRESIF REMAJA - SKP

PERILAKU AGRESIF REMAJA - SKP

PERILAKU AGRESIF REMAJA - SKP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>PERILAKU</strong> <strong>AGRESIF</strong> <strong>REMAJA</strong>Author : pungkyPublish : 27-07-2011 22:59:28Hari senin tanggal 23 kemarin hati saya terasa miris ketika melihat berita di sebuah stasiun televisi swasta, dimana dua kelompok remaja yang masih mengenakan seragam putih-biru terlibat baku-hantam di sebuah jalanibu kota Jakarta. Ya, itulah anak-anak pelajar SLTP kita yang sedang saling serang satu sama lainnya, aliastawuran.Kejadian itu langsung mengingatkan saya pada 1 tahun yang lalu, dimana masyarakat kitadigegerkan dengan tindakan-tindakan menyimpang yang dilakukan oleh remaja kita, di Bandung dengan genkMotornya, di Pati dengan genk Neronya, serta di tempat-tempat lainnya yang tidak sempat terekspos olehmedia. Itulah salah satu sisi kehidupan remaja di negara tercinta kita ini, yang konon akan menjadi generasipenerus bangsa.Bagi masyarakat kita, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudahmerupakan berita harian. Seperti yang kita ketahui bersama untuk saat ini beberapa televisi (baik nasionalmaupun lokal) bahkan membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksikekerasan.Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, dikompleks-kompleks perumahan, bahkan di pedesaan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencacimaki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll). Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenalsebagai tawuran pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderungdianggap biasa. Pelaku-pelaku tindakan aksi ini bahkan sudah mulai dilakukan oleh siswa-siswa di tingkatSLTP/SMP. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi kita semuaAksi-aksi kekerasan yang sering dilakukanremaja sebenarnya adalah prilaku agresi dari diri individu atau kelompok. Agresi sendiri menurut Scheneiders(1955) merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan individu yang ditampakkan dalam bentukpengrusakan terhadap orang atau benda dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata(verbal) dan perilaku non verbal.Agresif menurut Murry (dalam Halll dan Lindzey,1993) didefinisiakansebagi suatui cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, ataumenghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukaiorang lain atau merusak milik orang lain.Perilaku agresif menurut David O. Sars (1985) adalah setiapperilkau yang bertujuan menyakiti orang lain, dapat juga ditujukan kepada perasaan ingin menyakiti oranglain dalam diri seseorang.Sedangkan menurut Abidin (2005) agresif mempunyai beberapa karakteristik.Karakteristik yang pertama, agresif merupakan tingkah laku yang bersifat membahayakan, menyakitkan, danmelukai orang lain. Karakteristik yang kedua, agresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorangdengan maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan kata lain dilakukandengan sengaja. Karakteristik yang ketiga, agresi tidak hanya dilakukan untuk melukai korban secara fisik,tetapi juga secara psikis (psikologis), misalnya melalui kegiatan yang menghina atu menyalahkan.Daribeberapa definisi yang telah dikemukakan maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa prilaku agresif adalahsebuah tindakan kekerasan baik secara verbal maupun secara fisik yang disengaja dilakukan oleh individuatau kelompok terhadap orang lain atau objek-objek lain dengan tujuan untuk melaukai secara fisik maupunpsikis.Pertanyaannya kemudian adalah faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi pemicu perilaku agresitersebut? Mengapa kasus-kasus sepele dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari dapat tiba-tiba berubahmenjadi bencana besar yang berakibat hilangnya nyawa manusia? Mengapa Untuk menjawabpertanyaan-pertanyaan tersebut, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa saja penyebab perilakuagresi.Menurut Davidoff perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor:1. Faktor BiologisAdabeberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu:a. Gen tampaknya berpengaruh padapembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi. Dari penelitian yang dilakukan terhadapbinatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah dipancing amarahnya, faktor keturunantampaknya membuat hewan jantan yang berasal dari berbagai jenis lebih mudah marah dibandingkanbetinanya.b. Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau menghambatsirkuit neural yang mengendalikan agresi. Pada hewan sederhana marah dapat dihambat atau ditingkatkandengan merangsang sistem limbik (daerah yang menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga munculhubungan timbal balik antara kenikmatan dan kekejaman. Prescott (Davidoff, 1991) menyatakan bahwaPage 1


<strong>PERILAKU</strong> <strong>AGRESIF</strong> <strong>REMAJA</strong>orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi sedangkan orang yang tidak pernahmengalami kesenangan, kegembiraan atau santai cenderung untuk melakukan kekejaman dan penghancuran(agresi). Prescott yakin bahwa keinginan yang kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh ketidakmampuanuntuk menikmati sesuatu hal yang disebabkan cedera otak karena kurang rangsangan sewaktu bayi.c. Kimiadarah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapatmempengaruhi perilaku agresi. Dalam suatu eksperimen ilmuwan menyuntikan hormon testosteropada tikusdan beberapa hewan lain (testosteron merupakan hormon androgen utama yang memberikan ciri kelaminjantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi semakin sering dan lebih kuat. Sewaktu testosteron dikurangihewan tersebut menjadi lembut. Kenyataan menunjukkan bahwa anak banteng jantan yang sudah dikebiri(dipotong alat kelaminnya) akan menjadi jinak. Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami masa haid,kadar hormon kewanitaan yaitu estrogendan progresteronmenurun jumlahnya akibatnya banyak wanitamelaporkan bahwa perasaan mereka mudah tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyakwanita yang melakukan pelanggaran hukum (melakukan tindakan agresi) pada saat berlangsungnya siklushaid ini.2. Faktor lingkunganYang mempengaruhi perilaku agresif remaja yaitu:a. KemiskinanRemaja yangbesar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan. Halyang sangat menyedihkan adalah dengan berlarut-larut terjadinya krisis ekonimi dan moneter menyebabkanpembengklakan kemskinan yang semakin tidak terkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya tingkat agresisemakin besar. Ya walau harus kita akui bahwa faktor kemiskinan ini tidak selalu menjadikan seseorangberperilaku agresif, dengan bukti banyak orang di pedesaan yang walau hidup dalam keadaan kemiskinan tapitidak membuatnnya berprilaku agresif, karena dia telah menerima keadaan dirinya apa adanya.b.AnoniomitasTerlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal,artinya antara satu orang dengan orang lain tidak lagi saling mengenal. Lebih jauh lagi, setiap individucenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identiras diri). Jika seseorang merasa anonim ia cenderungberperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikkat dengan norma masyarakat da kurang bersimpatidengan orang lain.c. Suhu udara yang panasBila diperhatikan dengan seksama tawuran yang terjadi di Jakartaseringkali terjadi pada siang hari di terik panas matahari, tapi bila musim hujan relatif tidak ada peristiwatersebut. Begitu juga dengan aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada bentrokan dengan petugas keamananyang biasa terjadi pada cuaca yang terik dan panas tapi bila hari diguyur hujan aksi tersebut juga menjadisepi.Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadaptingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas. Pada tahun 1968 US Riot Comision pernah melaporkanbahwa dalam musim panas, rangkaian kerusuhan dan agresivitas massa lebih banyak terjadi di AmerikaSerikat dibandingkan dengan musim-musim lainnya (Fisher et al, dalam Sarlito, Psikologi Lingkungan,19923.Kesenjangan generasiAdanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuanyadapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung.Kegagalan komunikasi antara orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilakuagresi pada anak.4. AmarahMarah merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas system sarafparasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan akarenaadanya kesalahan yang muingkin nyata-nyata salah atau mungkin tidak (Davidoff, Psikologi SuatuPengantar, 1991). Pada saat amrah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melemparsesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilakuagresif.5. Peran belajar model kekerasanModel pahlawan-pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalansetelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal bisa menjadikan penonton akan semakin mendapatpenguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai bagidirinya. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model kekerasan danhali ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresif.6. FrustasiFrustasi terjadi bila seseorangterhalang oleh ssesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakantertentu. Agresi merupakan salah satu cara merespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal adalahakibat dari frustasi yang behubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan danadanya kebutuhan yang harus segera tepenuhi tetapi sulit sekali tercap[ai. Akibatnya mereka menjadi mudahPage 2


<strong>PERILAKU</strong> <strong>AGRESIF</strong> <strong>REMAJA</strong>marah dan berprilaku agresi.7. Proses pendisiplinan yang keliruPendidikan disiplin yang otoriter denganpenerapan yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagaipengaruh yang buruk bagi remaja (Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan, 1988). Pendidikandisiplin seperti akan membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenciorang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif dan pada akhirnyamelampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.Sejak manusia dilahirkan ke dunia ini iaakan melewati beberapa priode kehidupan hingga saat dia sampai ke liang lahad. Masa kanak-kanak, remaja,dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidupyang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masapertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikianpula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proseskehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadipembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang palingmenyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, dengan mengetahui faktor penyebab seperti yangdipaparkan di atas diharapkan dapat diambil manfaat bagi para orangtua, pendidik dan terutama para remajasendiri dalam berperilaku dan mendidik generasi berikutnya agar lebih baik sehingga aksi-aksi kekerasan baikdalam bentuk agresi verbal maupun agresi fisik dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.Khalil Gibranmengatakan bahwa anak adalah ibarat anak panah. Pertanyaannya, sudahkah anak panah ini memperolehkebebasan untuk mengarahkan kemana yang ia tuju? Ataukah demi gengsi, atau apalah yang lain anak panahitu akan dibawa dan ditancapkan pada sasaran? Remaja adalah sebuah generasi dari suatu peradaban.Karenanya mempunyai peran strategis dalam perencanaan pembangunan dan bahkan pada arah serta pelakupembangunan itu sendiri. Namun demikian perlakuan yang salah pada remaja baik yang nakal maupun yangtidak oleh para orangtua dan pengambil kebijakan justru akan berakibat semakin buruk pada peradabanbangsa itu.Pertanyaan terakhir adalah sudahkan kita mengambil langkah-langkah yang tepat gunamengarahkan perbuatannya kepada hal yang lebih positif?Page 3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!