13.07.2015 Views

PEMULIHAN POPULASI TERIPANG MELALUI FISION ... - Lipi

PEMULIHAN POPULASI TERIPANG MELALUI FISION ... - Lipi

PEMULIHAN POPULASI TERIPANG MELALUI FISION ... - Lipi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.idOseana, Volume XXVII, Nomor I, 2002 : 19-25 ISSN 0216- 1877<strong>PEMULIHAN</strong> <strong>POPULASI</strong> <strong>TERIPANG</strong> <strong>MELALUI</strong> <strong>FISION</strong>,MUNGKINKAH ???OlehPradina PurwatiABSTRACTREPOPULATING HOLOTHURIANS BY FISSION, IS IT POSSIBLE?. Populationspossess potential to self-recover, but when the rate is slower than that of removal,the populations may be depleted. Induced fission may be an option for effectivepopulation recoveries. This paper presents possibilities of the use of asexualreproduction capacity by fission on stock restoration of fissiparous holothurians.Advantages and disadvantages of recruitment by fission, compare to that of sexualreproduction will be discussed, as well as the need of preliminary experiments due tolack of information.PENDAHULUANTerus merosotnya jumlah cadangansumber day a di alam sesungguhnya merupakanhal yang selalu dikhawatirkan oleh parailmuwan yang bergerak di bidang lingkungandan sumberdaya. Kekhawatiran ini tidak hanyamenyangkut aspek ekonomi, tetapi juga karenadampak yang ditimbulkannya, sepertiperubahan keseimbangan ekosistem danancaman hilangnya plasma nutfah. Sumberdayayang memiliki nilai jual berpotensi untukmengalami ancaman seperti ini.Menyusutnya cadangan alam (stockdepletion) sebenarnya disebabkan olehsedemikian cepatnya tingkat penguranganindividu sehingga populasi yang bersangkutantidak mempunyai waktu dan kesempatan untukberkembang biak, mengganti anggota populasiyang hilang (self-recovery). Teripang, salahsatu kelompok anggota Ekhinodermata adalahsalah satu contoh sumberdaya yang mengalamihal ini. Kelompok hewan ini berukurancukup besar dengan pertumbuhannya yanglambat. Habitat yang ditempati umumnyaadalah perairan laut dangkal. Sifat-sifatini memperburuk kondisi populasinya jikaterjadi penangkapan yang terus menerus,selain lemahnya mekanisme pengaturanpenangkapannya.*) Balitbang Biologi Laut. Puslitbang Oscagrafi-LIPI, JakartaOseana, Volume XXVII no. 1, 2002


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idPenurunan jumlah stok teripang yangdrastis ironisnyajustru terjadi di negara-negarayang tidak atau sedikit sekali mengkonsumsiteripang. Indonesia, Thailand, Philipina,Maldives dan negara tropis lainnya(AKAMINE 2000, BUSSARAWIT &THONGTHAM 1999, CONAND 1999,REICHENBACH & HOLLOWAY 1995)adalah contohnya. Dengan negara pengimportterbesar Hongkong dan Singapura, jumlahteripang yang ditangkap di seluruh duniadiperkirakan 120.000 ton per tahun, danpasokan terbesar adalah dari Indonesiasejak 1987 (CONAND & BYRNE 1993,CONAND 1999), yang seluruhnya bisadikatakan diambil dari stok alam.Ada beberapa cara untuk pengembalianstok alam, yang bisa diterapkan pada teripang.Pertama adalah yang diterapkan pada populasiyang potensial mengalami tangkap lebih. Untukpopulasi ini, aturan penangkapan harus segeraditerapkan, termasuk jumlah yang bolehditangkap, ukuran yang boleh ditangkap, jugacara-cara pemrosesan. Yang terakhir pen tingdiperhatikan karena akan berdampak pada nilaijual yang pantas, yang selanjutnya dapatdijadikan patokan pendapatan per-orang yangmenjadi bahan pertimbangan jumlah teripangyang boleh ditangkap per-orang. Ini akan jadimekanisme pengereman perburuan.Kedua adalah cara yang diterapkanpada populasi yang telah mengalami penurunanjumlah. Hal yang diperlukan untukmemulihkannya adalah dengan memberikanwaktu "istirahat" pada populasi teripang danberbagai gangguan termasuk gangguan padahabitatnya maupun pemanenan. Waktu istirahatini dimaksudkan sebagai kesempatan untukberbiak dan tumbuh bagi individu-individunya.Jika penbiakannya dilakukan secana seksual,maka jumlah individu per luas areanya harussedemikian banyak sehingga garnet jantan danbetina mudah bertemu.Ketiga adalah yang diterapkan padapopulasi telah habis akibat tangkap lebih,dimana jumlah individu per satuan areanyaterlalu kecil, yang membawa resiko padakegagalan fertilisasi. Cara yang bisa ditempuhadalah memasukkan/menambahkan individuindividuteripang, baik yang berasal dan hasilbudidaya berupa larvae atau juvenil (reseeding),atau berupa individu dewasa diambil darihabitat lain (transplantasi).Sebenarnya implementasi ataupenerapan management penangkapan teripangjuga membutuhkan waktu, seperti halnyapenemuan teknik budidaya. Keduanya bisadilakukan secara bersamaan. Sampai saat ini,teknik-teknik budidaya teripang masih terusdiupayakan. Keberhasilan budidaya melaluireproduksi seksual baru dapat diraih padaStichopus japonicus di Jepang(YANAGISAWA 1995, ITO & KITAMURA1998) dan Holothuria scabra di India(BATTAGLENE 1999, JAMES 1999, JAMESet al. 1994). Khusus pada species yang pertama,kebutuhan konsumsi sudah berhasil dipasokoleh produk hasil budidaya.Usaha budidaya melalui reproduksiseksual yang tampaknya masih memerlukanwaktu panjang, mendorong usaha penemuanmetoda lain yang lebih cepat, efektif danmemungkinkan untuk diterapkan olehpenduduk kepulauan. Persyaratan utama yangperlu dipertimbangkan tentunya biaya yangmurah, teknologi yang sederhana baik dalamhal sumberdaya manusianya maupun peralatan,sertamenguntungkan dalam segi waktu, Selainitu, juga perlu dipertimbangkan efeknyaterhadap habitat yang bersangkutan.Pemanfaatan potensi fision kiranya layak untukdiusulkan.MENGAPA <strong>FISION</strong>?Aspek reproduksi aseksual melaluifision telah dijabarkan dan didiskusikan dalampublikasi PURWATI (2001b). Beberaparujukan yang dianjurkan di baca untukmemahami fision antara lain EMSON &Oseana, Volume XXVII no. 1, 2002


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idWILKIE (1980), EMSON & MLADENOV(1987), CONAND & DeRIDDER (1990),CONAND (1996), CONAND et al. (1997,1998), UTHICKE (1997, 1998, 1999, 200la,b), UTHICKE etal. (1998).Penelitian dan publikasi tentangreproduksi aseksual melalui fision tidaksepopuler reproduksi seksual. Penyebabnyamungkin karena sangat sedikitnya jumlah jenisteripang yang fisiparous, dan fisionnyapuntidak selalu muncul di semua habitat. Selainitu, perioritas penelitian biasanya berhubungandengan urgency (kepentingan yang mendesak)seperti penyelamatan plasma nutfah danpemulihan stok alam. Dari sekitar 10 jenisteripang yang fisiparus, hanya 3 spesies yangmemiliki nilai jual, yaitu Holothuria atra,Holothuria leucospilota, Stichopuschloronotus, itupun menurut CONAND &BYRNE (1993) masih menjadi prioritas ketigadalam perburuan. Dalam tahun - tahun terakhir,ada kecenderungan peningkatan kebutuhanpasar akan ketiga jenis ini (AKAMINE 2000,P30 LIPI, 2000; BUSSARAWIT &THONGTHAM 1999, REICHENBACH &HOLLOWAY 1995), yang sangat mungkinsebagai dampak semakin sedikitnya stok jenisteripang yang unggul seperti Holothura scabra(teripang pasir) dan Holothuria nobilis(teripang susu).Ada beberapa keuntungan dankekurangan dan pemanfaatan potensi fisiondalam usaha pemulihan populasi, jikadibandingkan dengan reproduksi seksual.Keuntungan:1. Individu hasil fision sudah beradaptasi padahabitat induknya. Dalam reproduksiaseksual melalui pembelahan seperti ini,induk dan individu hasil fision tidak perluberpindah tempat. Di habitatnya, seringkalikedua belahan hasil fision ditemukan tidakberjauhan.2. Fision tidak memerlukan jumlah individuyang banyak. Pada reproduksi seksual,jumlah relatif induk dalam populasiterhadap luas habitatnya sangatmenentukan. Ini berhubungan denganjumlah telur dan sperma yang bertemu dimassa air. Semakin sedikit individu,semakin sedikit jumlah sel kelamin yangdilepas dan semakin kecil kemungkinannyabertemu untuk fertilisasi di massa air. 'Recruitment ′ (penambahan individu baru kehabitat) melalui fision tidak memerlukanpersyaratan ini.3. 'Recruitment ′ melalui fision terhindar darimasa kritis larvae dan juvenil. Masa larvateripang diketahui relatif lama, 1-2 bulan,dan waktu selama itu menjadi periode yangberat karena besarnya kemungkinantermangsa, terbawa arus keluar habitatnya,dan kekurangan makanan. Fision bebas dankondisi kritis semacam ini.4. Pertumbuhan individu hasil fision relatiflebih cepat. Pertumbuhan individu baruhasil fision dimulai dari ukuran yang lebihbesar (dibandingkan juvenil hasilreproduksi seksual), sehingga ada efisiensi.5. 'Recruitment' melalui fision berarti jugapenghematan dalam hal tenaga, waktu danbiaya. Dalam melakukan 'induced fision'(pembelahan yang dirangsang), tidakdiperlukan tenaga yang banyak, juga tidakdiperlukan ruang/tempat khusus karena bisadikerjakan di habitat alamiahnya.Teknologinya pun sederhana sehingga tidakmemerlukan teknik dan fasilitas yangcanggih, sehingga biaya operasional punminimal.Kerugian:1. Hasil fision memiliki genotip yang identik.Karena fision dilakukan tanpa melibatkankhromosom dan gen seperti halnya dalamfertilisasi, individu hasil fision kembarOseana, Volume XXVII no. 1, 2002


sumber:www.oseanografi.lipi.go.ididentik. Hal ini bisa merugikan jika dilihatdalam jangka waktu yang panjang, karenavariasi genetik dalam populasinya menjadisempit. Dampak yang mungkin terjadiadalah rendahnya daya toleransi terhadapperubahan faktor-faktor lingkungan,termasuk penyakit.2. 'Recruitment' yang dihasilkan melalui fisionhanya dua kali jumlah induk.METODAFision pada spesies fisiparus dapatterjadi secara alamiah di laboratorium,terutama jika pemeliharaannya dilakukan padaperiode musim reproduksi aseksual.UTHICKE (1997) melaporkan bahwaS.chloronotus dan H.edulis yang dibawa kelaboratorium dari populasi fisiparus,melakukan fision pada periode yang samadengan periode musim fision di habitat asalnya.Demikian juga//. leucospilota yang melakukanfision tanpa adanya perlakuan khusus dilaboratorium (PURWATI 2001a). Namundemikian, yang kita inginkan sekarang adalahpembelahan yang dapat kita kontrol, sehinggafision dapat terjadi pada populasi yang tidakmelakukan reproduksi aseksual di habitatnya, baikdan jenis yang fisiparus maupun yang nonfisiparus.Metoda yang akan dipaparkanmerupakan bahan mentah yang masih perlumodifikasi. Metoda ini terutama merujuk padapercobaan REICHENB ACH & HOLLOWAY(1980). Hal yang perlu ditambahkan padapercobaan mereka adalah posisi pengikatanpada tubuh spesimen, yang harusnyamerupakan area fision. Kompilasi Hteraturmenunjukkan bahwa area fision cenderungspesifik untuk masing-masing spesies(PURWATI 2001 a).Dalam propagasi aseksual (meminjamistilah REICHENB ACH dan Holloway, 1995),individu percobaan akan melalui tahap 'inducedfision' (fision buatan) dan tahap regenerasi.'Induced fision' bertujuan merangsangindividu untuk membelah. Ini bisa dilakukandengan mengikat tubuh teripang (misalnyadengan karet atau bahan lain yang tidak membuatkulit teripang rusak) pada titik tertentu sepanjangtubuhnya, sesuai dengan area fisian spesies yangbersangkutan. Untuk H.atra pengikatan dapatdilakukan pada titik 44% dari lubang mulut,H.leucospilota 1/4-1/ 3 dari lobang mulut danS.chloronatus 1/3 panjang tubuh dan lobanganal. Lamanya proses terbelahnya tubuh menjadidua ini akan bervariasi. Beberapa informasi dapatdijadikan patokan, antara lain S.chloronatusmembutuhkan waktu fision 5-12 jam(UTHICKE 2001b).Tahap selanjutnya adalah regenerasi,dimana setiap belahan hasil fision akanmenumbuhkan kembali organ-organ yanghilang. Regenerasi dapat dilakukan spesimenbersangkutan di habitatnya, mengingat tidakdiperlukannya perlakuan khusus. Selamaregenerasi, spesimen menjadi pasif. Padaperiode ini, sangatlah penting memberikesempatan pada spesimen bersangkutan hiduptanpa terganggu. Penyediaan kurungan akansangat bermanfaat untuk menghindarkanindividu-individu ini dan kemungkinan terbawaarus, dan menjauhkan spesimen dari predator.Selain itu, kurungan juga akan memudahkanmonitoring.Pada saat proses fision dan regenerasiberlangsung, spesimen tidak memerlukanmakan karena pembelahan ini melibatkan jugapembagian dan penumbuhan kembali alatpencernaan. Oleh sebab itu kebugaranspesimen yang dipilih menjadi sangat penting,Cadangan makanan dalam tubuh spesimenboleh jadi menjadi salah satu modalkeberhasilan regenerasi.Oseana, Volume XXVII no. 1, 2002


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idKENDALAHingga saat ini, belum diketahuimengapa tidak semua populasi dan spesiesfisiparus melakukan reproduksi aseksual.Apakah ada variasi genetik antara yangmelakukan reproduksi seksual dan yang tidak,ataukah kemunculan fision hanya berhubungandengan faktor-faktor lingkungan. Dan apakahbenar setiap spesies fisiparus menuntut kondisieksternal tententu, yang berbeda bagi setiapspesies agar reproduksi aseksual melalui fisionmuncul.Dalam menentukan populasi yang akanmenjadi target percobaan, perlu diketahuiapakah populasi tersebut bereproduksiaseksual, musiman atau sepanjang tahun.Melakukan propagasi aseksual pada saat fisiondi habitatnya mencapai maksimum, akan lebihmenjamin kesuksesan.Karena keterbatasan informasi tentangfisipariti, posisi ikatan dalam melakukan'induced fision' masih perlu ditentukan.Walaupun ada kecenderungan bahwa setiapjenis teripang fisiparus memiliki area fisionberbeda, belum diketahui apakah posisi dimanatubuh terbagi menjadi dua, bersifat mutlakseperti yang diintepretasikan dan pengamatanin situ, atau posisi fision masih bisa bergeser.Juga belum dapat diketahui apakah area iniyang menentukan keberhasilan regenerasi, atauada faktor lain seperti persiapan fisiologis dananatomis yang menjadi penentunya.Berdasarkan hasil laporan fision di beberapahabitat, diketahui ada kecenderungan bahwafision tidak dilakukan secara spontan, tetapimemerlukan waktu pensiapan sebelum tubuhterbelah menjadi dua. Jika fenomenanyamemang demikian, maka penentu keberhasilanpencobaan propagasi aseksual tidak hanya padakesuksesan dalam merangsang individu untukmembelah dan kesempatan yang diberikanuntuk regenerasi, tetapi juga faktor internal.Faktor internal ini menyangkut masa persiapanyang sangat mungkin berhubungan denganpenimbunan makanan cadangan untukberegenerasi.Ukuran spesimen yang digunakandalam propagasi aseksual ini tampaknya jugadapat menjadi penentu keberhasilan. Dan hasilpengamatannya CHAO et al. (1993) danREICHENBACH et al. (1996) menyimpulkanbahwa individu yang berukuran relatif kecillebih mudah mengalami fision dan lebih cepatmelakukan negenerasi.PENUTUPUkuran tubuh yang mudah terlihat danhidup di perairan yang relatif dangkal,menjadikan teripang sebagai; 'easy target'(mudah diperoleh). Karena teripang termasukhewan yang tumbuh lambat, diperlukan waktuagak lama untuk mengganti individu-individuyang hilang dari habitatnya. Restockingsebenarnya pilihan terakhir kalau saja adapenerapan aturan main dalam memanfaatkanteripang. Aturan ini dapat berupa pembatasukuran yang boleh dipanen, jumlah maksimalyang dipanen dan ada jarak waktu antaramusim panen yang satu dengan yang lain disuatu habitat. Hal yang hingga saat ini belumdianggap penting oleh nelayan Indonesiaadalah bagaimana caranya menyediakanteripang siap jual dengan kondisi prima.Sampai saat ini nelayan teripang kita tidakmengenal standart kualitas teripang yangdiingini pasar, sehingga nilai jualnya lebihrendah dari harga yang seharusnya untukspesies yang bersangkutan. Oleh karena itu,membangun jaringan kerja dalam usahapemberdayaan sumber daya alam teripang,yang berdampak pada penyelamatan teripangdi habitatnya, berdasarkan 'community-basedmanagement 1 (atau pengaturan berdasarkankesadaran masyarakat setempat) adalah salahsatu hal yang layak dirintis. Samoa di SamudraPasifik (KING & FAASILI 1999) merupakannegara yang terus mengembangkan mekanismeseperti ini.Oseana, Volume XXVII no. 1, 2002


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idDAFTAR PUSTAKAAKAMINE, J. 2000. Sea cucumbers from thecoral reef to the world market. InBisayan knowledge, movement & identity(Ushijima, I. & C.N. Zayas eds.).Quezon city, the Philippines : 223-244.BATTAGLENE, S. C. 1999. Culture of thetropical sea cucumber forstockrestoration and enhancement.Naga, the Iclarm Quarterly-22(4) : 5-11.BUSSARAWIT, S. & THONGTHAM, N.1999. Sea cucumber fisheries and trade inThailand. Proc. International Conference:The conservation of seacucumbers in Malaysia, their taxonomy,ecology and trade. KualaLumpur. Malaysia: 26-36.CHAO, S-M, CHEN, C.-R & ALEXADER, P.S. 1993. Fission and its effect onpopulation structure of Holothuria atra(Echinodermata: Holothuroidea) inTaiwan. Marine Biology-\\6:109-115.CON AND, C. & DE RIDDER, C. 1990. Reproductionasexuee par scission chezHolothuria atra (Holothuroidea) denspopulations de platiers recifoux. InEchinoderm Research (DeRIDDER,Dubois, Lohaye, Jangoux eds.).Balkema, Rottendam : 71-75.CONAND, C. and BYRNE, M. 1993. A reviewof recent developments in theworld sea cucumber fisheries. MarineFisheries Review-55(4): 1-13.CONAND, C. 1996. Asexual reproduction byfission in Holothuria atra: variability ofsome parameters in populations from thetropical Indo-Pacific. OceanologiaActa-19 (3-4): 209-216.CONAND, C. 1998. Overexploitation of thepresent world sea cucumber fisheriesand perspective ini maniculture. InEchinoderms (Mooi, R. & Telford, M.,eds.), Balkema, Rottendam : 449-454.CONAND, C, ARMAND, J., DIJOUX, N. &GARRYER, J. 1998. Fission in a populationof Stichopus chloronotus onReunion Island, Indian Ocean. SPCBeche-de-mer Information Bulletin-10 :15-23.CONAND, C, MOREL, C. & MUSSARD, R.1997. A new study of asexual reproductionin holothurian: fission inHolothuria leucospilota populations onReunion Island in the Indian Ocean. SPCBeche-de-mer Information Bulle-tin-9:5-ll.EMSON, R. E. & MLADENOV, P. V. 1987.Studies of the fissiparous holothuniansHolothuria parvula (Selenka) (Echinodermata:Holothuroidea). Journal ofExperimental Marine Biology andEcology-Ill: 159-211.EMSON, R. H. & WILKIE, I. C. 1980. Fissionand autotomy in echinoderms.Oceanography Marine Biology AnnualReview-I S : 155-250.ITO, S. & KITAMURA, H. 1998. Technicaldevelopment in seed production ofJapanese sea cucumber, Stichopusjaponicus. SPC Beche-de-mer InformationBulletin-10: 24-28.JAMES, D.B. 1999. Hatchery and culture technologyfor the sea cucumber,Holothuria scabra, Jaeger, in India.Naga, the Iclarm Quarterly'-22(4): 12-16.Oseana, Volume XXVII no. 1, 2002


sumber:www.oseanografi.lipi.go.idJAMES, D.B., GANDHI, A. D.,PALANISMA, N. & RODRIGO, J. X.1994. Hatchery techniques and cultureof the sea cucumber Holothuria scabra.Central Marine Fishery Research Institute Special Pubi 57 : 40pp.KING, M. & U. FAASILI. 1999. Communitybasedmanagement of subsistencefisheries in Samoa. Fisheries Managementand Ecology-6 : 13 3-144.P3O LIPI. 2000. Laporan Akhir ProyekPengembangan dan Penerapan IPTEKKelautan: 102 pp.PURWATI, P. 200 1a. Reproduction in a fissiparousholothurian species,Holothuria leucospilota Clark 1920 intropical waters of Darwin, NorthernTerritory, Australia. MSc. Thesis.Northern Territory University, Darwin :139 pp.PURWATI, P. 2001b. Ekspresi fision dankonsekuensinya bagi populasi fisiparusHolothuroidea. Oseana (Dalampersiapan).REICHENBACH, N. & HOLLOWAY, 5.1995. Potential for asexual propagationof several commercial important species of tropical sea cucumber (Echinodermata).Journal of the World Aquaculture Society-26(3): 272-278.REICHENBACH, N., NISHAR, Y. & SAEED,A. (1996). Species and size-relatedtrends in asexual propagation of com-mercially important species of tropicalsea cucumber (Holothuroidea). Journal ofthe World Aquaculture Society-21 (4) :475-482.UTHICKE, S. (1997). Seasonality of asexualreproduction in Holothuria(Halodeima) atra, H. edulis and Stichopuschioronotus (Holothuroidea:Aspidochirotida ) on the Great BarrierReef. Marine Biology-129 : 435-441.UTHICKE, S. (2001a). Influence of asexualreproduction on the structure anddynamics of Holothuria (Halodema)atra and Stichopus chloronatus populationsof the Great Barrier Reef. MarineFreshwater Research-52(2): 205-215.UTHICKE, S. (2001b). The process of asexualreproduction by transverse fission in S.chioronotus (greenfish). SPC BechedemerInformationBuletin-\A: 23-25.UTHICKE, S., Benzie, J. A. H. & Ballment, E.(1998). Genetic structure of fissipa-rouspopulations of Holothunia(Halodeima) atra on the Great BarrierReef. Marine Biology A3! : 141-151.YANAGISAWA, T. 1995. Sea cucumberranching in Japan and some suggestions forthe south Pacific. In Present and futureof aquaculture research and developmentin the Pacific Island countries(K.K. Jigyeodan ed.). Tonga: 387-400.Oseana, Volume XXVII no. 1, 2002

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!