13.07.2015 Views

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BABI.PENDAHULUAN Tanaman nilam (Pogostemon cab/in Benth.) merupakan tanaman penghasilminyak atsiri atau minyak nilam (patchou/y oil) dengan aroma yang khas yang dapatdigunakan sebagai pengharum dan pengikat minyak atsiri lainnya. Minyak nilam banyakdipergunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, antiseptik dan insektisida (Kadir,2007). Indonesia merupakan negara pemasok terbesar kebutuhan minyak nilam dunia yangmencapai sekitar 90 % dari seluruh kebutuhan dunia. Pada tahun 2004 nilai ekspor minyaknilam mencapai 2074 ton dengan nilai US $ 27.137 juta (Dirjenbun, 2006).Daerah pengembangan tanaman nilam di Indonesia antara lain di PropinsiSumatra Barat, Nangro Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat.Bengkulu, Riau, Sumatra Selatan dan Jawa Timur . Luas areal pertanaman ila tah.12004 mencapai 16.639 Ha dengan produksi 2424 ton (Dirjenbun, 2006).Daerah-daerah sentra produksi nilam di Jawa Barat dan Jawa Te gase:~­Tasikmalaya, Garut, Kuningan, Pemalang, Batang dan Pekalongan mencap3i "' e. 3., :: 3~nilam pad a tahun 2006 - 2007 karena harga jualnya yang sangat tinggi Rp. 1.3 0 ~ :::minyak nilam. Tetapi setelah itu mengalami penurunan karena harga merosot ja uh. Saa i Iharga minyak nilam Rp. 300.000,- I kg. (Hasil survey ke daerah-daerah), sehingga petanlenggan menanam nilam. Disamping itu varietas nilam yang ditanam merupakan varietasdari petani yang diperbanyak terus menerus. Pada tahun 2009 baru ada kerjasama antarakoperasi daerah dengan Balittro untuk menanam nilam jenis unggul.Produksi tanaman melalui kultur jaringan telah banyak diaplikasikan untuk skalakomersial, namun demikian sering dilaporkan biaya produksi yang tinggi sehingga bibittanaman hasil kultur jaringan harganya cukup mahal, tidak kompetitif dibandingkan bibitkovensional. Biaya produksi yang relatif tinggi dapat disebabkan karena diperlukan bahankimia penyusun media yang cukup kompleks, penggunaan pendingin ruangan (AC) yangterus menerus, lampu yang banyak untuk pencahayaan ruang kultur, bahan pemadat mediaserta tenaga kerja .Mariska dan Purnamaningsih (2007) telah menghasilkan beberapa klon nilamunggulan yang toleran kekeringan dan mempunyai kadar minyak lebih tinggi dibandingkankontrol (3,2 %) melalui induksi mutasi dan variasi somaklonal. Pada tahun 2008 klon-klontersebut telah diuji di rumah kaca dan dihasilkan beberapa klon yang tahan kekeringan,antara lain Bio 6 (Pitono dkk. , 2008). Klon-klon-tersebut saat ini sedang diuji secara multilokasi di lapangan.8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!