13.07.2015 Views

KEBIJAKAN, PERATURAN DAN SISTEM YANG MENDUKUNG

KEBIJAKAN, PERATURAN DAN SISTEM YANG MENDUKUNG

KEBIJAKAN, PERATURAN DAN SISTEM YANG MENDUKUNG

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>KEBIJAKAN</strong>, <strong>PERATURAN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>SISTEM</strong> <strong>YANG</strong> <strong>MENDUKUNG</strong>PELAYANAN KEUANGAN <strong>YANG</strong> BERKELANJUTANKEPADA MASYARAKAT MISKINOleh : Siti Sundari N.Kepala Divisi Kredit Program Kantor Pusat BRI JakartaA. PENDAHULUANMasyarakat miskin baik yang berada di pedesaan maupun yang diperkotaan memerlukan bantuan untuk berusaha yang utama adalah keterampilan,pemasaran baru membutuhkan permodalan untuk mengembbangkan usahanya.Khusus untuk bantuan permodalan diperlukan lembaga keuangan yangberkelanjutan. Lembaga keuangan tersebut dapat berbentuk formal maupun nonformal, sedangkan yang formal adalah perbankan baik Bank komersila mupunBPR dan koperasi. Sedangkan lembaga keuangan non formal atau “setengahformal” yang memang kenyataannya banyak dan berkembang di daerahpedesaan maupun perkotaan untuk melayani masyarakat miskin yang tidakterjangkau oleh lembaga keuangan formal adalah USP, TPSP, KSM, BKD dsb.Khususnya bank komersial yang dapat secara alamiah berhubunganlangsung dengan masyarakat miskin adalah perbankan yang mempunyai networkyang luas dan SDm yang memang terlatih dan berpengalaman dalam memberikanpelayanan seperti halnya BPR yang memang secara operasional berdekatandengan masyarakat miskin tersebut. Sebagai contoh adalah BRI yangmempunyai netwok tersbesar di Indonesia yaitu sebanyak 4.826 kantor dimanasebanyak 4.049 merupakan kantor BRI Unit yang hanya beroperasi di sectormikro. Realisasi kredit mikro secara komersial sejak tahun 1984 sebesar Rp. 101trilyun kepada 34 juta orang dengan outstanding per Juli 2004 sebesar Rp. 17,3trilyun kepada 3,2 juta orang atau rata-rata per orang sebesar Rp. 5 juta.Disamping itu juga mempunyai kredit kepada kelompok yang khusus yanghidupnya dibawah garis kemiskinan dengan realisasi komulatif mencapai Rp. 1trilyun kepada 135 ribu kelompok dan outstanding per Juli 2004 Rp. 219 milyarkepada 40 ribu kelompok.Namun bagi bank komersial yang tidak mempunyai criteria tersebut diatasmasih dapat juga melayani masyarakat miskin secara tidak langsung yaitu denganmembiayai BPR atau lembaga keuangan mikro lainya yang kekuarangan modaldalam usahanya untuk membantu permodalan bagi masyarakat miskin tersebut.Disamping itu, usaha pemerintah untuk mendekatkan bank komersila dalammelayani masyarakat miskin juga dapat dilakukan dengan program-program yangdiciptakan sehingga memaksa bank-bank komersial melayani orang-orang miskintersebut antara lain dengan program KUM-LTA, SUP dsb.Lembaga keuangan “setengah formal” maupun non formal yang melayanimasyarakat msikin tersebut pada umumnya dalah lembaga keuangan mikro (LKM)yang berskala kecil seperti BKD, TPSP, KSM dsb-nya. Dimana LKM inikeberadaaan belum diatur dengan Undang-undang secara jelas maupunPeraturan Pemerintah.1


B. MANFAAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM)Lembaga keuangan mikro (LKM) tersebut mempunyai fungsi sebagailembaga perantara atau intermediary antara para pemilik modal (uang) denganpara pihak yang memerlukan modal ditingkat pedesaaan, sehingga lembaga inimempunyai manfaat yang sangat besar antara lain :1. Dapat membantu penduduk desa yang kelebihan uang untuk sementaradisimpan di LKM atau mendidik masyarakat untuk menanbung,2. Memberikan pinjaman modal kerja kepada petani, pengrajin, pedagang danatau penduduk desa lainnya yang mempunyai penghasilan3. Membantu pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan melaluipemerataan kesempatan berusaha, memberikan atau menciptakantambahan lapangan kerja baru, sehingga dapat mendorong pertumbuhanekonomi di pedesaan.C. USAHA MENGEMBANGKAN LKMSetelah kita mengetahui manfaat keberadaan LKM, maka khususnya untukLKM yang non formal yang biasanya ukurannya sangat kecil dan hanya focusdalam pembiayaan kepada masyarakat miskin disekitarnya, sebaiknya perluditerbitkan Undang-undang atau Peraturan Pemerintah yang dapat melindungikeberadaan baik LKM tersebut maupun masyarakat miskin yang berhubunganlangsung tersebut. Untuk menjada eksistensi LKM yang kecil tersebut diperlukansuatu pendampingan sehingga perlu adanya penunjukan lembaga keuangan yangberpengalaman untuk melakukan pembinaan dan pengawasan secara kontinyuagar LKM dapat terus berkembang dan berguna bagi masyarakat.Untuk mempertahankan keberadaan dan mengembangkan LKM non formalyang kecil tersebut perlu suatu langkah-langkah yang harus dilakukan olehlembaga yang ditunjuk oleh pemrintah untuk membina dan mengawasi LKM gunameningkatkan kemampuan LKM tersebut dalam melayani masyarakat miskintersebut.Pembinaan dan pengawasan guna mendukung pelayanan keuangan yangberkelanjutan adalah sebagai berikut :1. Secara rutin memberikan pelatihan manajemen Simpan Pinjam kepadapara pengelola LKM.2. Mengarahkan pengelola supaya menjalankan operasional LKM sesuaidengan prinsip-prinsip yang sehat dan segala kegiatannya harus mematuhiketentuan perundangan/peraturan pemerintah yang menagtur tentangLKM.3. Mengarahkan pengelola untuk membuat rencana kegiatan operasionalatau rencana anggaran pendapatan dan biaya secara konsisten agar LKMtersebut dapat hidup berkembang dan berkelanjutan.4. Dalam penyaluran pinjama/kredit harus benar-benar didasarkan atakemampuan calon peminjam dalam mengembalikan pokok pinjamanbeserta bunganya dan harus dihindari adanya unsure kepentingan pribadiatau kelompok, dan kepentingan pihak-pihak lain yang dapat merugikanLKM.2


D. PERKEMBANGAN LKMKhususnya LKM seperti BKD dapat tetap eksis di perdesaan dan dapatterus berkembang seperti sekarang ini antara lain tidak lepas dari komitmen BRIsebagai pembina dan pengawas BKD, yang dalam membina menggunakanpendekatan ke orientasi bisnis / komersial dan mendidik penurus BKD supayatidak tergantung pada pihak lain.Prinsip-prinsip uatama yang digunakan untuk membina BKD adalahsebagai berikut :• Simplicity : Sistem yang diterapkan di BKD seperti produk, prosedur, systemakuntansi, serta supervisi dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi sangatsederhana, efisien dan efektif• Accessibility : kantor BKD mudah dihubungi karena lokasi kantornya selaluberada ditengah-tengah masyarkat pedesaan nasabah BKD• Demand’s driven : produk simpanan dan pinjaman dirancang sedmikian rupasehingga sesuai dengan tuntutan masyarakat yang membutuhkannya.• Transparency : BKD dikelola secara terbuka dan tranparan, semuapengeluaran yang tidak terkait pinjaman harus seijin pembina BKD• Cost recovery : semua biaya yang terkait dengan kegiatan BKD harus dapatditutp dengan income yang diterima BKD• Insentif pengelola : gaji yang diberikan kepada komis didasrkan atasprosentase tertentu dari angsuran pokok pinjaman, insentif JTU dan KomisiBKD didsarkan atas hasil kinerjanya sehingga para pengelola BKD berlombauntuk meningkatkan BKD agar gaji yang diterima setiap bulan serta insentifyang diterima dapat terus meningkat.• Continues training : pengelola BKD yang terdiri dari JTU BKD dan Komis BKDsecara kontinue diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalamrangka pelayanan nasabah BKD dan meningkatkan kinerja BKD• Suprvision : system pengawasan dilakukan secara kontinue minimal setiapbulan sekali oleh Mantri BKD guna memastikan bahwa semua pengelola BKDmenjalankan kegiatannya sesuai denga tugas dan tanggung jawabnya sertamenjalankan prinsip-prinsip perbankan yang sehat.E. HAMBATAN DALAM MENGEMBANGAN LKMBerdasarkan pengalaman BRI membina LKM selama ini menemuipermasalahan yang menghambat perkembangan LKM antara lain :1. Kurangnya kualitas SDM, rendahnya inovasi di bidang pemasaran2. Adanya program-program pemerintah yang bersifat bantuan3. kurangnya dukungan pemerintah pusat / daerah maupun pemerintah densaterhadap LKM4. status badan hokum LKM5. belum ada undang-undang yang mengatur secara khusus keberadaan LKMselain BPR6. kurangnya permodalan dari LKM3


F. UN<strong>DAN</strong>G-UN<strong>DAN</strong>G / <strong>PERATURAN</strong> PEMERINTAHMelihat manfaat LKM dan hambatn dalam mengembangkan LKMsebagaimana diuraikan diatas, maka LKM perlu dibuatkan Undang-undang yangmengatur keberadaaannya dan menunjuk lembaga keuangan yangberpengalaman untuk diberikan tuda untuk membina dan mengawasinya.Sehingga tumbuhnya LKM non / formal / setengah formal yang kecil tersebut biastetap tumbuh hidup dan berkelanjutan sehingga benar-benar dapat bermanfaatbagi masyarakat misksin yang tidak terjangkau oleh perbankan. Pada akhirnyaLKM yang kecil tersebut akan dapat tumbuh menajdi LKM yang formal dapatberbentuk koperasi maupun BPR. (*)4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!