12.07.2015 Views

DESAIN DAN ANALISIS INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR - SKP

DESAIN DAN ANALISIS INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR - SKP

DESAIN DAN ANALISIS INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR - SKP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Author : Hj Sri Suryantini SPdPublish : 17-06-2011 19:57:46<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong><strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>A. PendahuluanTes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitashasil pengukuran sangat ditentukan oleh kualitas alat ukur (tes) yang digunakan. Karena itu, guru perlumenaruh perhatian besar dalam membuat tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas tesdapat dilihat dari berbagai faktor, seperti validitas dan reiabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya beda tes, dankejelasan masing-masing item tes.Secara umum ada 3 (tiga) ranah yang menjadi objek penilaian hasil belajar yaitu: kognitif, psikomotorik(tindakan) dan afektif (sikap). Untuk itu, maka jenis tes dan teknik penilaian hasil belajar dapat beragam,tergantung pada aspek atau ranah apa yang hendak dinilai.B. Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif.Secara umum, ranah kognitif hasil belajar dapat diukur menggunakan tes tertulis dan/atau tes lisan. Tes lisanumumnya, hanya digunakan sesekali saja dan dilakukan pada mata pelajaran yang terbatas, seperti bahasa,agama dan kesenia. Proses konstruksi tes lisan lebih sederhana dari pada tes tertulis. Hanya saja, tingkatkehandalan tes lisan umumnya kurang valid. Secara empiris uji validitas tes lisan sukar untuk dilakukan.Dalam rangka menguji kehandalan tes lisan, paling mungkin hanya dapat dilakukan uji reliabilitas kasarmenggunakan teknik reliabilitas tes-retes. Tes lisan dilakukan dengan cara seperti wawancara, seorang siswadiminta menyampaikan jawabannya secara oral.Dalam pengukuran hasil belajar ranah kognitif mayoritas menggunakan tes tertulis. Proses tahapanmengkonstruksi tes tertulis secara garis besar yaitu: mengkaji kurikulum, mengembangkan indikator dankisi-kisi, menulis item soal, uji validasi konsep, revisi/perbaikan, uji validasi empiris, seleksi soal, danpenyajian tes. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalambentuk tulisan. Tes tertulis terbagi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif. .1. Tes Uraian/esai.Tes uraian dalah butir soal berbentuk pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan tugas harusdilakukan dengan cara mengemukakan pikiran peserta tes secara naratif. Bentuk tes uraian dapatdiklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas (extended response) dan tes uraian terbatas (restrictedresponse). Perbedaan dua tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang diberikan kepada siswauntuk menulis dan menyatakan jawaban. Tes uraian bebas memberikan kebebasan yang lebih besar dari padauraian terbatas.2. Tes ObjektifTes objektif adalah tes atau butir soal yang menuntut jawaban secara lebih pasti. Bentuk tes objektif dapatmencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan mudah dikoreksi.a. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan danpemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.b. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materibisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.c. Benar Salah. Bentuk ini merupakan tes yang sederhana, karena dalam menjawab soal bentuk benarsalah, siswa hanya dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menentuak apakah pernyataan yang tertera pada butirsoal benar atau salah.d. Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisadikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang bisa terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkatsintesis dan analisis.Page 1


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.C. Tes Hasil Belajar Ranah Psikomotorik.Tipe-tipe hasil belajar ranah psikomotorik dapat diukur melalui tes tindakan (perbuatan). Ada beberapa bentukcara pengukuran untuk melilai hasil belajar ranah psikomotorik. Bentuk-bentuk penilaian hasil belajar ranahpsikomotorik, antara lain: penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian proyek dan portfolio.1. Penilaian Unjuk Kerja (Tes Tindakan)Penilaian unjuk kerja (tes tindakan) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan pesertadidik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yangmenuntut peserta didik menunjukkan ketrampilan secara fisik. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti:bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi, menggunakan peralatanlaboratorium, dan mengoperasikan suatu alat.Pengukuran dan penilaian tes tindakan (unjuk kerja) dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen:a. Daftar CekPenilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya &ndash; tidak). Pada penilaianunjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaankemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperolehnilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapatdiamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut contoh daftar cek.Contoh checklistsFormat Penilaian(Menggunakan Daftar Tanda Cek)Nama peserta didik: ________Kelas: _____No.Aspek Yang DinilaiYaTidak1Page 2


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>2.3.4.5.Page 3


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>6.7.Skor yang dicapaiSkor maksimumPage 4


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>7b. Skala RentangPenilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadappenguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebihdari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten &ndash; kompeten &ndash; agak kompeten&ndash; tidak kompeten.Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasilpenilaian lebih akurat. Berikut contoh skala rentang.Contoh rating scalesFormat Penilaian(Menggunakan Skala Penilaian)Nama Siswa: ________Kelas: _____No.Aspek Yang DinilaiNilai123Page 5


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>41.2.3.Page 6


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>4.5.Page 7


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>6.7.Page 8


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>JumlahSkor Maksimum2. Penilaian Produka. Aspek yang DinilaiPenilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produktersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologidan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat darikayu, keramik, plastik, dan logam.Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan penilaian yaitu:Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkangagasan, dan mendesain produk.Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan,alat, dan teknik.Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannyadan memenuhi kriteria keindahan.b. Teknik Penilaian ProdukPenilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.Page 9


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yangterdapat pada semua tahap proses pengembangan.3. Penilaian Proyeka. Aspek penilaian.Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalamperiode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidangtertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dankemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:Kemampuan pengelolaanKemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktupengumpulan data dan penulisan laporan.RelevansiKesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, danpemahaman dalam pembelajaran.KeaslianProyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusiguru pada proyek peserta didik, dalam hal ini petunjuk atau dukungan.b. Teknik Penilaian ProyekPenilaian proyek dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhirproyek. Dengan demikian guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunandisain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasilpenelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakanalat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) ataupun skala rentang (rating scale)Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:a) penelitian sederhana tentang air di rumah;b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.c) Penugasan membuat rangkaian elektronik tertentu, misal agar menghasilkan suatu bunyi-bunyian (sirine)atau cahaya (lampu), dan sebagainya.4. Penilaian Portofolioa. Aspek PenilaianPenilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yangmenunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembanganpeserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yangdianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan skor nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasilain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangantersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terusmelakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajarPage 10


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>peserta didik melalui karya peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik, dansebagainya.b. Teknik Penilaian PortofolioTeknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan kumpulanhasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didiksendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, danminatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untukbelajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.Bersama peserta didik, tentukan sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara pesertadidik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didikmengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didikmengumpulkan gambar-gambar buatannya.Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder.Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihatperbedaan kualitas dari waktu ke waktu.Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta pembobotannya bersama parapeserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitaskarya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tatabahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaiansuatu karya dibahas dan disepakati bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut.Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan ataustandar itu.Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didiktentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebutdan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada peserta didik dapat diberikesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat&ldquo;kontrak&rdquo; atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karyayang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu, undanglah orang tuapeserta didik untuk diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga orangtua dapatmembantu dan memotivasi anaknya.D. Tes Hasil Belajar Ranah Afektif (Sikap)Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorangdalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yangdimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afeksi, komponen kognisi, dan komponen konasi.Komponen afeksi adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.Komponen kognisi adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konasiadalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiranobjek sikap.Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalahsebagai berikut.Sikap terhadap materi pelajaran. .Page 11


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Sikap terhadap guru/pengajar.Sikap terhadap proses pembelajaran. .Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran. .Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran, dansebagainya.Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain:observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapatdiuraikan sebagai berikut.1. Teknik Observasi perilakuPerilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orangyang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu,guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikansebagai umpan balik dalam pembinaan.Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentangkejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.Contoh isi Buku Catatan Harian :No.Hari/ tanggalNama peserta didikKejadian (positif atau negatif)Page 12


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didiksangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaianperkembangan peserta didik secara keseluruhan.Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek (Checklist) yang memuatperilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaantertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :No.NamaPerilakuNilaiKeteranganBekerja samaBerini-siatifPage 13


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Penuh PerhatianBekerja Sistematis1.Ruri2.TonoPage 14


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>3.....4.....Page 15


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Page 16


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>Catatan:Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = sedang 4 = baik 5 = amat baik2. Teknik Pertanyaan langsungKita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya,bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai"Peningkatan Ketertiban".Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didikitu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknikini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.3. Teknik Laporan pribadiMelalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atautanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didikdiminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antar-etnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dariulasan yang dibuat peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.4. Teknik Skala Sikap (Tertulis).Penggunaan teknik ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertuliskepada peserta didik. Kemudian peserta didik dimintai tanggapan atau jawabannya dengan cara memilihalternatif jawaban atau pernyataan yang dianggapnya sesuai dengan keadaan/perasaan dirinya. Bentukpernyataan atau pertanyaan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif.Contoh, buitr skala Sikap pada pelajaran matematika:a. Pernyataan positif:1) Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari :A. Sangat Setuju C. Kurang Setuju E. Sangat Tidak SetujuB. Setuju D. Tidak SetujuPage 17


<strong>DESAIN</strong> <strong>DAN</strong> <strong>ANALISIS</strong> <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>TES</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>BELAJAR</strong>2) Belajar matematika menyenangkan:A. Sangat Setuju C. Kurang Setuju E. Sangat Tidak SetujuB. Setuju D. Tidak Setujua. Pernyataan negatif:1) Matematika merupakan pelajaran yang membosankan:A. Sangat Setuju C. Kurang Setuju E. Sangat Tidak SetujuB. Setuju D. Tidak Setuju2) Belajar matematika menjenuhkan:A. Sangat Setuju C. Kurang Setuju E. Sangat Tidak SetujuB. Setuju D. Tidak SetujuAlternatif jawaban yang diberikan oleh peserta didik semuanya diberi bobot, misal: A=5, B=4, C=3, D=2, E=1untuk pernyataan/pertanyaan positif; dan A=1, B=2, C=3, D=4, E=5 untuk pernyataan/pertanyaan negatif.Selanjutnya, jumlahkan skor tiap butir yang diperoleh oleh seorang peserta didik menjadi skor total. Skor totaltersebut, kemudian dikonversi dalam standar penilaian tertentu, sehingga diperoleh suatu angka (skor)berdasarkan standar penilaian tersebut. Angka (skor) penilaian inilah merupakan nilai sikap terhadapmatematika dari seorang peserta didik tertentu.Misalkan, seorang peserta didik memperoleh skor total dari hasil pengisian skala sikap = 110. Skala sikapyang diberikan berjumlah 30 butir/item pernyataan, dan masing-masing item memiliki jawaban A, B,C, D, Edengan botot jawaban sama seperti di atas, sehingga skor maksium teoritik skala sikap tersebut = 5x30 = 150.Standar penilaian yang digunakan menggunakan standar 1 &ndash; 10. Maka nilai sikap terhadap matematikadari peserta didik yang bersangkutan yaitu:Proses konstruksi instrumen skala sikap secara umum hampir sama dengan mengkonstruksi tes tertulis. Secaragaris besar tahapan konstruksi skala sikap yaitu: mengkaji teori, pengembangan indikator dan penyusunankisi-kisi, penulisan item instrumen, validasi konsep, revisi/perbaikan item, validasi empiris, seleksi item,penyajian skala sikap. Perbedaannya dengan konstruksi tes tertulis, yaitu: pertama: dalam teshasil belajartertulis yang dikaji kurikulum, sedangkan dalam skala sikap yang dikaji teori yang mendukung; dan yangkedua, dalam validasi empiris tidak ada pengujian: tingkat kesukaran butir, daya beda butir, dan keberfungsianalternatif jawaban.Page 18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!