12.07.2015 Views

[ID]Peta Jalan Menuju Pengelolaan Ramin - ITTO

[ID]Peta Jalan Menuju Pengelolaan Ramin - ITTO

[ID]Peta Jalan Menuju Pengelolaan Ramin - ITTO

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KATA PENGANTARPelatihan Identifikasi Kayu <strong>Ramin</strong> merupakan salah satu kegiatan dalam rangkameningkatkan keberhasilan implementasi konvensi mengenai perdagangan internationaljenis tumbuhan dan satwa liar (CITES) dimana ramin termasuk ke dalam mekanismetersebut.Untuk menunjang keberhasilan pelatihan disusun suatu "Pedoman IdentifikasiKayu <strong>Ramin</strong> dan Kayu Mirip <strong>Ramin</strong>". Isi Pedoman ini sebagian besar diambil dari"Pedoman Identifikasi Kayu di Lapangan" yang diterbitkan oleh Prosea Indonesia (2002)dengan beberapa perubahan dan tambahan, dimana karakter kayu ramin lebih banyakditonjolkan.<strong>Ramin</strong> masuk kedalamAppendix II CITES yang berarti perdagangan internasionalkayu ramin harus mengikuti beberapa aturan antara lain ekspor kayu ramin harusdilengkapi dengan ijin ekspor (export permit) yang dikeluarkan secara khusus oleh otoritaspengelolaan CITES.Untuk menentukan bahwa kayu yang diekspor tersebut adalah ramin atau bukanramin sebagaimana tertera di dalam export permit tersebut perlu dilakukan verifikasi.Verifikasi dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kayu di lapangan termasuk dipelabuhan. Pemeriksaan ini sangat penting untuk menghindari berbagai pemalsuan,penipuan perdagangan dan penyelundupan.Pihak yang memiliki otoritas untuk melakukan pengawasan adalah antara lainotoritas pengelolaan yang ditunjuk oleh CITES (Oitjen PHKA) dan otoritas pelabuhan.Berdasarkan pengamatan, kemampuan untuk melakukan identifikasi (pemeriksaan) kayuramin dan bukan ramin terutama oleh pos pemeriksaan hasil hutan dan otoritas pelabuhanmasih sangat lemah sehingga perlu adanya pelatihan seperti ini.Penyusunan Pedoman dan penyelenggaraan pelatihan ini didanai oleh Proyek<strong>ITTO</strong> PO 426/06 Rev.1 (F) bekerjasama dengan Oepartemen Kehutanan khususnyaBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (FOROA). Isi Pedoman ini akan terusdisempurnakan di masa-masa yang akan datang sehingga tujuan panyusunan Pedomantercapai.Kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantudalam penyiapan buku Pedoman ini, persiapan training dan penyiapan bahan yangdiperlukan yaitu antara lain USOA Forest Service, Traffic SEA, BRIK, Puslitbang Hutan danKonservasiAlam, Puslitbang Hasil Hutan serta <strong>ITTO</strong>.Koordinator Proyek,Ir. Tajudin Edy Komar, M.ScPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


DAFTAR 151Kata PengantarDaftar IsiDaftar labelDaftar GambariiivvI. PENDAHULUAN 111. PEDOMAN <strong>ID</strong>ENllFIKASI KAYU 22.1. Landasan Identifkasi Kayu 22.2. Klasifikasi dan Tatanama Kayu 22.2.1. Kayu daun jarum dan kayu daun lebar 22.2.2. Jenis-jenis kayu perdagangan di Indonesia 22.3. Ciri Anatomi Kayu 32.3.1. Susunan batang pohon secara garis besar 32.3.2. Anatomi kayu daun lebar 42.3.3. Anatomi kayu daun jarum 152.4. Ciri Umum Kayu 172.4.1. Warna dan Corak 172.4.2. Tekstur 172.4.3. Arah serat 182.4.4. Kilap 182.4.5. Kesan raba 182.4.6. Bau 192.4.7. Kekerasan 192.4.8. Ciri lain 192.5. Proses Berlatih Identifikasi Jenis Kayu 202.5.1. Bahan dan Alat 202.5.2. Cara Mengamati 202.5.3. Kompilasi Data 20Ill. RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 213.1. Jenis-jenis ramin 213.2. Agatis 213.3. Ara 223.4. Beleketebe 223.5. Bipa 233.6. Delimas 233.7. Gaharu (1) 243.8. Gaharu (2) 243.9. Gmelina 25iiPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTIFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.10. Gofasa gaba3.11. leap3.12. Jabon3.13. Jambu Jine3.14. Jampang3.15. Jangkang3.16. Jejerukan3.17. Kandis3.18. Karet3.19. Kemiri3.20. Kirung3.21. Mandorin3.22. Mangir3.23. Memina3.24. Mempulut3.25. Menjalin3.26. Mensira3.27. Merambung3.28. Meranti Putih3.29. Nyatoh Putih3.30. Penjalinan3.31. <strong>Peta</strong>i3.32. Pisang-pisang3.33. Popunti3.34. Pulai3.35. Pulai Keras3.36. Sendok-sendok3.37. Sengon3.38 Sungkai3.39. TembesuDaftar Pustaka25262627272828292930303131323233333434353636373738383939404041PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMINiii


DAFTAR TABELTabel1. Penggolongan susunan pembuluh 8Tabel2. Penggolongan ukuran pembuluh 9Tabel3. Penggolongan frekuensi pembuluh 9Tabel4. Penggolongan frekuensi jari-jari 13Tabel5. Penggolongan lebar jari-jari pembuluh 13Tabel6. Penggolongan tinggi jari-jari 13DAFTAR GAMBARGambar 1. Potongan membujur batang pohon 3Gambar 2. Potongan melintang batang pohon 4Gambar 3. Sepotong kayu untuk memperlihatkan bidang pengamatan 4Gambar4. Sel-sel penyusun kayu daun lebar 5Gambar 5. Dinding sel 5Gambar 6. Anatomi kayu meranti 6Gambar 7. Sebaran pembuluh 7Gambar 8. Susunan pembuluh 8Gambar 9. Diameter dan frekuensi pembuluh 9Gambar 10. Bentuk-bentuk parenkima apotrakea 11Gambar 11. Bentuk-bentuk parenkima paratrakea 12Gambar 12. Lebar dan frekuensi jari-jari 13Gambar 13, Saluran interselular 15Gambar 14. Penampang lintang kayu tusam 16Gambar 15. Ragam warna dan corak kayu 17Gambar 16. Arah serat kayu 18ivPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


I. PENDAHULUAN<strong>Ramin</strong> adalah nama dari sekelompokjenis pohon yang tergolong marga Gonystylus,suku Thymeleaceae. Marga Gonystylus terdiri dari 30 jenis atau lebih dan tersebar di AsiaTenggara.Kayu berwarna putih, bertekstur halus, dan berserat lurus. Kerapatan berkisar dari460 sampai 840 kg/m3 dengan rata-rata 630 kg/m 3 . Kayu ini sangat disukai untuk dibuatperabot rumah tangga seperti meja kursi, tempat tidur, meja belajar, bingkai foto/lukisan,dan lain-lain.<strong>Ramin</strong> kini sudah langka dan oleh karena itu dilarang ditebang, kecuali di wilayahhutan yang dikelola secara lestari. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan bahanbaku industri perlu dicarikanjenis-jenis pengganti.Dalam Pedoman ini disajikan 37 jenis kayu berwarna putih yang mungkin dapatdigunakan sebagai pengganti ramin. Anatomi kayu disajikan dalam bentuk "pas foto" yaitufoto penampang lintang. Diharapkan foto ini dapat digunakan sebagai pedomanpengenalanjenis kayu tersebut.Sebagai pelengkap disajikan juga sifat kerapatan kayu dalam satuan kg/m 3 . Sifat iniselain memberikan gambaran tentang berat kayu, juga memberikan gambaran mengenaikekerasan kayu. Ada hubungan erat antara kekerasan kayu dan berat kayu. Makin beratsuatu jenis kayu biasanya makin keras pula kayunya. Namun sebagaimana digambarkanoleh kerapatan, kekerasan suatu jenis kayu sangat beragam. Sebagai contoh, kayumeranti putih mulai dari agak lunak sampai keras.Ciri utama yang disajikan dalam Pedoman ini meliputi warna kayu, ciri pembuluh,parenkim dan jari-jari kayunya. Penjelasan tentang hal ini dapat dibaca dalam berbagaibuku pedoman identifikasi kayu, a.!. Pedoman Identifikasi Kayu di Lapangan (Mandang, .YI. & I.K.N. Pandit, 2002).Foto penampang lintang kayu yang disajikan di sini diambil dari koleksi contoh kayuXylarium Sogoriense 1915, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Sogor.Informasi yang menyertainya dihimpun dari berbagai sumber seperti Lemmens et al.(1995), Soerianegara et al. (1994), Oey (1990) dan Sosef et al. (1998).PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 1


11. PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTIFIKASI KAYU2.1. Landasan Identifikasi KayuIdentifikasi jenis kayu dilakukan berdasar pada sederetan ciri. Secara umum CIrI-Clrltersebut dapat dibagi kedalam dua kelompok: a) ciri umum dan b) ciri anatomi. Ciri umummencakup ciri-ciri yang dapat dilihat secara langsung dengan panca indera tanpa bantuanalat. Ciri-ciri yang dimaksud meliputi warna, corak, tekstur, arah serat, kilap, kesan raba,bau dan kekerasan kayu, sedangkan ciri anatomi meliputi susunan, bentuk, dan ukuran selatau jaringan penyusun, yang hanya dapat diamati secara jelas dengan bantuan kacapembesar seperti lup atau mikroskop.Ciri umum relatif mudah diamati, sehingga sering digunakan dalam melakukanidentifikasi jenis kayu di lapangan. Namun hasil identifikasi tersebut tergantung pad aketerampilan, pengalaman dan jumlah spesimen yang diidentifikasi. Spesimen denganjumlah yang besar sulit untuk diperoleh hasil yang akurat sehingga perlu pengamatananatomi. Ciri anatomi harus digunakan sebagai landasan utama, minimal yang dapatdiamati dengan bantuan lup berkekuatan pembesaran 10 kali.Untuk dapat melakukan identifikasi kayu, seseorang harus memiliki beberapa halyaitu: 1) memiliki sejumlah contoh kayuyang jelas identitasnya; 2) mempunyai bekalpengetahuan anatomi dan identifikasi kayu yang cukup mendalam; 3) sebilah pisau tajamdan kuat, serta lup berkekuatan pembesaran 10 kali. Mikroskop diperlukan bila menemuikesulitan, misalnya berhubungan dengan jenis kayu yang tergolong kurang dikenal.2.2. Klasifikasi Dan Tatanama Kayu2.2.1. Kayu daun jarum dan kayu daun lebarJenis kayu umumnya digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu " kayu daunjarum" dan "kayu daun lebar'. Istilah lain yang digunakan adalah "softwood' dan"hardwood', namun istilah ini tidak langsung berkaitan dengan sifat kelunakan dankekerasan kayu. Beberapa sifat fisik dan anatomi antara dua kelompok besar ini berbedadan dapat dilihatjelas di bawah kaca pembesar.2.2.2. Jenis-jenis kayu perdagangan di IndonesiaDi Indonesia terdapat sekitar 4000 jenis pohon. Pusat Penelitian danPengembangan Hasil Hutan sudah menyimpan contoh kayu dari lebih kurang 3233 jenispohon yang tercakup dalam 785 marga dari 106 suku. Jumlah jenis pohon yang potensialdiperkirakan 400 jenis botani (spesies), tercakup dalam 198 marga (genus) dari 68 suku(famili). Selanjutnya berdasarkan pertimbangan persamaan ciri dan sifat, kayu dari jenisjenispohon tersebut dikelompokkan kembali menjadi 186 (kelompok).Satu nama perdagangan dapat beranggotakan hanya satu jenis botanis sepertihalnya kayu jati (Tectona grandis). Tetapi pad a umumnya satu nama perdaganganmencakup lebih dari satu jenis secara botanis. Contoh kelompok "meranti merah" dapatmencakup kayu lebih dari 60 jenis pohon yang merupakan marga Shorea. Bahkan adapula yang mencakup kayu dari beberapa marga dari suatu suku. Contoh kayu "nyatoh"2 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


I. PENDAHULUAN<strong>Ramin</strong> adalah nama dari sekelompokjenis pohon yang tergolong marga Gonystylus,suku Thymeleaceae. Marga Gonystylus terdiri dari 30 jenis atau lebih dan tersebar di AsiaTenggara.Kayu berwarna putih, bertekstur halus, dan berserat lurus. Kerapatan berkisar dari460 sampai 840 kg/m 3 dengan rata-rata 630 kg/m 3 • Kayu ini sangat disukai untuk dibuatperabot rumah tangga seperti meja kursi, tempat tidur, meja belajar, bingkai foto/lukisan,dan lain-lain.<strong>Ramin</strong> kini sudah langka dan oleh karena itu dilarang ditebang, kecuali di wilayahhutan yang dikelola secara lestari. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan bahanbaku industri perlu dicarikanjenis-jenis pengganti.Dalam Pedoman ini disajikan 37 jenis kayu berwarna putih yang mungkin dapatdigunakan sebagai pengganti ramin. Anatomi kayu disajikan dalam bentuk "pas foto" yaitufoto penampang lintang. Diharapkan foto ini dapat digunakan sebagai pedomanpengenalan jenis kayu tersebut.Sebagai pelengkap disajikan juga sifat kerapatan kayu dalam satuan kg/m 3 • Sifat iniselain memberikan gambaran tentang berat kayu, juga memberikan gambaran mengenaikekerasan kayu. Ada hubungan erat antara kekerasan kayu dan berat kayu. Makin beratsuatu jenis kayu biasanya makin keras pula kayunya. Namun sebagaimana digambarkanoleh kerapatan, kekerasan suatu jenis kayu sangat beragam. Sebagai contoh, kayumeranti putih mulai dari agak lunak sampai keras.Ciri utama yang disajikan dalam Pedoman ini meliputi warna kayu, ciri pembuluh,parenkim dan jari-jari kayunya. Penjelasan tentang hal ini dapat dibaca dalam berbagaibuku pedoman identifikasi kayu, a.1. Pedoman Identifikasi Kayu di Lapangan (Mandang, ,YI. & I.K.N. Pandit, 2002).Foto penampang lintang kayu yang disajikan di sini diambil dari koleksi contoh kayuXylarium Sogoriense 1915, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Sogor.Informasi yang menyertainya dihimpun dari berbagai sumber seperti Lemmens et al.(1995), Soerianegara et a/. (1994), Oey (1990) dan Sosef et al. (1998).PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 1


11. PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTIFIKASI KAYU2.1. Landasan Identifikasi KayuIdentifikasi jenis kayu dilakukan berdasar pad a sederetan ciri. Secara umum Clrl-CIrItersebut dapat dibagi kedalam dua kelompok: a) ciri umum dan b) ciri anatomi. Ciri umummencakup ciri-ciri yang dapat dilihat secara langsung dengan panca indera tanpa bantuanalat. Ciri-ciri yang dimaksud meliputi warna, corak, tekstur, arah serat, kilap, kesan raba,bau dan kekerasan kayu, sedangkan ciri anatomi meliputi susunan, bentuk, dan ukuran selatau jaringan penyusun, yang hanya dapat diamati secara jelas dengan bantuan kacapembesar seperti lup atau mikroskop.Ciri umum relatif mudah diamati, sehingga sering digunakan dalam melakukanidentifikasi jenis kayu di lapangan. Namun hasil identifikasi tersebut tergantung pad aketerampilan, pengalaman dan jumlah spesimen yang diidentifikasi. Spesimen denganjumlah yang besar sulit untuk diperoleh hasil yang akurat sehingga perlu pengamatananatomi. Ciri anatomi harus digunakan sebagai landasan utama, minimal yang dapatdiamati dengan bantuan lup berkekuatan pembesaran 10 kali.Untuk dapat melakukan identifikasi kayu, seseorang harus memiliki beberapa halyaitu: 1) memiliki sejumlah contoh kayuyang jelas identitasnya; 2) mempunyai bekalpengetahuan anatomi dan identifikasi kayu yang cukup mendalam; 3) sebilah pisau tajamdan kuat, serta lup berkekuatan pembesaran 10 kali. Mikroskop diperlukan bila menemuikesulitan, misalnya berhubungan denganjenis kayu yang tergolong kurang dikenal.2.2. Klasifikasi Dan Tatanama Kayu2.2.1. Kayu daun jarum dan kayu daun lebarJenis kayu umumnya digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu " kayu daunjarum" dan "kayu daun lebar". Istilah lain yang digunakan adalah "softwood" dan"hardwood", namun istilah ini tidak langsung berkaitan dengan sifat kelunakan dankekerasan kayu. Beberapa sifat fisik dan anatomi antara dua kelompok besar ini berbedadan dapat dilihatjelas di bawah kaca pembesar.2.2.2. Jenis-jenis kayu perdagangan di IndonesiaDi Indonesia terdapat sekitar 4000 jenis pohon. Pusat Penelitian danPengembangan Hasil Hutan sudah menyimpan contoh kayu dari lebih kurang 3233 jenispohon yang tercakup dalam 785 marga dari 106 suku. Jumlah jenis pohon yang potensialdiperkirakan 400 jenis botani (spesies), tercakup dalam 198 marga (genus) dari 68 suku(famili). Selanjutnya berdasarkan pertimbangan persamaan ciri dan sifat, kayu dari jenisjenispohon tersebut dikelompokkan kembali menjadi 186 (kelompok).Satu nama perdagangan dapat beranggotakan hanya satu jenis botanis sepertihalnya kayu jati (Tectona grandis). Tetapi pad a umumnya satu nama perdaganganmencakup lebih dari satu jenis secara botanis. Contoh kelompok "meranti merah" dapatmencakup kayu lebih dari 60 jenis pohon yang merupakan marga Shorea. Bahkan adapula yang mencakup kayu dari beberapa marga dari suatu suku. Contoh kayu "nyatoh"2 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


Mencakup kayu dari marga Burckella, Ganua, Palaquium, Payena, dan Planchonella darisuku Sapotaceae. Hal ini disebabkan adanya ciri-ciri yang masih sulit untuk dapatdibedakan satu sama lain.2.1. CiriAnatomi Kayu2.1.1. Susunan batang pohon secara garis besarSalah satu sifat pertumbuhan pohonadalah adanya pertumbuhan ke samping ataupertumbuhan diameter, selain pertumbuhantinggi. Pertumbuhan diameter terjadi berkataktivitas suatu jaringan yang dinamakankambium yang terletak diantara kulit dankayu. Melalui proses perbanyakan sel danpembentukan lapisan kulit yang baru disebelah dalam kulit yang lama, maka terjadipertumbuhan.~ ~kulitPada beberapa jenis kayu, seperti jati'4--- kambiumdan surian, lapisan kayu yang dibentuk dalamsuatu periode pertumbuhan, membentuk-.\---kayu~t----


Jika pohon dipotong melintang, gubal tampak berwarna eerah, biasanya putih ataukUriing, sedangkan teras umumnya berwarna lebih gelap.kuHIkambiumempulurguba lterasGambar 2. Potongan melintang batang pohonGambar 3. Sepotong kayu untuk memperlihatkan bidangpengamatan: A. Bidang melintang; B. Bidangradial; C. Bidang tangensial2.1.1. Anatomi kayu daun lebar1. Macam sel dan fungs;Apabila sepotong keeil kayu daun lebar dipisah-pisahkan lalu diamati di bawahmikroskop, maka akan tampak sel-sel dengan bermaeam bentuk dan ukuran: ada yangmirip tong atau pipa, ada yang mirip kotak dan ada yang berbentuk panjang dan langsing(Gambar4).Sel-sel yang berbentuk pipa dinamakan pembuluh. Pad a kayu sel-sel ini tersusunlongitudinal, sambung-menyambung searah dengan sumbu batang. Panjang sel padaumumnya berkisar antara 200 sampai 1000 mikron dengan diameter berkisar antara 40dan 400 mikron, tergantung padajenis kayunya. Pada pohon, sel-sel ini berfungsi sebagaisaluran airdan zat hara dari akar ke daun.Sel-sel yang mirip kotak dinamakan parenkima. Dinding sel relatif tipis. Sel-sel iniberfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis, dan mungkih jugasebagai tempat pengolahan lebih lanjut untuk keperluan jaringan yang ada di sekitarnya.Pad a kayu utuh, sel-sel parenkima tersusun dua arah: yang tersusun longitudinal4 PEOOMAN IOENTlFIKASI KAYU RAMIN OAN KAYU MIRIP RAMIN


dinamakan parenkima aksial, tetapi sering disingkat dengan nama parenkima. Sedangkanyang tersusun ke arah radial dinamakan parenkima jari-jari dan sering disingkat dengannama jari-jari. Jari-jari membentang dari arah empulur ke kulit dengan kerapatan 2-32 permilimeter, tergantung pada jenis kayunya. Lebar tiap jaringan jari-jari berkisar antara15-300 mikron jika diukur pada arah tangensial.Sel-sel yang berbentuk panjang langsing dikenal dengan nama serat. Dinding sel iniumumnya lebih tebal daripada dinding parenkima dan pembuluh. Panjang antara 300 dan3600 mikron, tergantung pad a jenis pohon dan posisinya dalam batang. Diameter antara15 dan 50 mikron. Ketebalan dinding adalah tipis, tebal,atau sangat tebal. Serat dikatakanberdinding sangat tebal jika lumen atau rongga selnya hampir seluruhnya terisi denganlapisan-Iapisan dinding. Serat ini berfungsi sebagai penguat batang pohon.Setiap macam sel mempunyai celah-celah sempit pad a dindingnya yangmenghubungkan rongga sel yang satu dengan yang lainnya. Celah-celah ini dikenaldengan nama ceruk. Bentuknya dapat sederhana atau berhalaman (Gambar 5). Sel-selparenkima mempunyai ceruk berbentuk sederhana, sedangkan sel-sel pembuluhmempunyai ceruk sederhana, berhalaman, atau peralihan antara keduanya.Susunan sel-sel kayu daun lebar berbeda-beda pada tiap jenis kayu . Kayu merantimempunyai susunan lebih kurang seperti pad a Gambar 6. Demikian juga susunan kayujati dapat dibayangkan dengan memperhatikan ciri-ciri yang dapat diamati padapenampang lintang, radial dan tangensialnya.l• •b. parenkima aksial'-- --a. bentuk ceruk sederhanaa. pembuluhc. jari-jaricl. seratb. bentuk ceru k berhalamanGambar 4. Sel-sel penyusun kayu daunlebarGambar 5. Dinding SelPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN5


a. pembuluh8, -----"7b. parenkimac. jari-jarid. serats. saluran interselular aksial.t iTb 8, CGambar 6. Anatomi kayu meranti2. PembuluhSel-sel pembuluh tampak jelas dengan bantuan lup berkekuatan pembesaran 10x,berbentuk seperti pori-pori pad a penampang lintang batang kayu. Pada sel yang eukupbesar, pembuluh dapat dilihat dengan mata telanjang, sedangkan pada penampang radialdan tangensial tampak seperti goresan-goresan ke arah longitudinal.Ciri pad a pembuluh dapat berbeda dari satu jenis kayu ke jenis yang lain, sehinggaberguna untuk keperluan identifikasi. Ciri yang dimaksud meliputi: sebaran, susunan,diameter, frekuensi, bentuk bidang perforasi, dan isi.a. Sebaran pembuluhKebanyakan kayu di Indonesia mempunyai pembuluh yang tersebar atau baur,artinya terpenear tanpa pola nyata pad a penampang lintang kayu. Hanya beberapa jeniskayu yang diketahui mempunyai pembuluh yang tersebar menurut pola tata lingkar. Ciridari pembuluh tatalingkar adalah: pembuluh yang berdiameter besar tersusun dalam deretkonsentrik pad a awal lingkar tumbuh, sedangkan pembuluh yang keeil tersusun dalamderet konsentrik pad a akhir lingkartumbuh.Pada jenis kayu lainnya pembuluh dapat berbaris atau berkelompok di tempattempattertentu, sedangkan di tempat lain tidak terdapat pembuluh, atau sangat jarang.Pengelompokkan pembuluh dapat menjurus ke berbagai arah: radial, tangensial, ataudiagonal. Pembuluh dikatakan berbaris atau berkelompok diagonal jika arahpengelompokannya membentuk sudut terhadap arah jari-jari.6 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


Gambar 7. Sebaran pembuluhA. Sebaran pembuluh baur pada kayu raminB. Sebaran pembuluh tatalingkar pad a kayu jatiC. Sebaran pembuluh berkelompok radial pad a kayu pasangD. Sebaran pembuluh berkelompok tangensial pad a kayu merampuyanE. Sebaran pembuluh berkelompok diagonal/miring pada kayu ledaF. Sebaran pembuluh dendritik pad a kayu bidara putihb. Susunan pembuluhPembuluh dapat tersebar secara sol iter atau dapat pula berupa gandaan duapembuluh atau lebih. Arah penggandaan dapat ke arah radial, tangensial,diagonal ataudapat pula ke berbagai arah.Pembuluh dikatakan soliter jika berdiri sendiri. Pembuluh dikatakan berganda jikadua atau lebih pembuluh bersinggungan sedemikian rupa, sehingga dinding singgungtampak datar. Gandaan dua buah pembuluh sering juga disebut berpasangan.Pembuluh dikatakan berpasangan atau berganda radial jika tersusun searahdengan arah jari-jari, dikatakan pasangan atau gandaan diagonal jika arah penggandaanPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 7


membentuk sudut terhadap arah jari-jari ; dikatakan pasangan atau gandaan tangensial jika arahpenggandaan tegak lurus terhadap arah jari-jari; apabila penggandaan terjadi ke berbagai arahdikatakan bergerombol.Perbandingan antara jumlah pembuluh sol iter dengan pembuluh berganda dapat merupakanpenciri dalam pengenalan kayu. Perbandingan juga dapat dinyatakan menurut kategori yangtertera dalam Tabel1. Susunan pembuluh ini pada kayu ramin adalah soliter dan berganda radial 2sampai3sel.Tabel1. Penggolongan Susunan PembuluhNo.1.2.3.4.5.Susunan pembuluh Jumlah pembuluh soliter (%)Hampir seluruhnya sol iter > 90Sebagian besar sol iter 70-90Soliter dan berganda 40-60Sebagian besar berganda 20-40Hampir seluruhnya berganda < 20Gambar 8. Susunan pembuluhA. Susunan pembuluh hampir seluruhnya soliter pad a kayumenjalinB. Susunan pembuluh soliter dan berganda pada kayu ramin. C. Susunan pembuluh hampir seluruhnya berganda radialpad a kayu jabonD. Susunan pembuluh hampir seluruhnya bergandatangensial pada kayu makadamia8PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


c. Diameter pembuluhPenggolongan besarnya pembuluh didasarkan kepada diameter tangensial, sepertitertera dalam Tabel2. Kayu meranti mempunyai pembuluh bervariasi, berukuran dari agakkecil sampai agak besar. Pada kayu ramin diameter pembuluh adalah agak keci!.Tabel2. Pengolongan ukuran pembuluhNo. Ukuran pembuluh Diameter tangensial (Mikron)1. Luar biasa kecil < 202. Sangat kecil 20 - 503. Kecil 50 - 1004. Agak kecil 100 - 2005. Agak besar 200 - 3006. Besar 300 - 4007. Sangat besar > 400d. Frekuensi pembuluhFrekuensi pembuluh pada penampang lintang kayu digolongkan menurutjumlahnya per mm 2 . Kayu palapi tergolong kayu yang pembuluhnya banyak. Pad a kayuramin frekuensi pembuluh jarang.Tabel 3. Penggolongan frekuensi pembuluhNo. Frekuensi pembuluh Jumlah/mm21. Sangat jarang < 22. Jarang 2-53. Agak jarang 6-104. Agak banyak 10-205. Banyak 20-406. Sangatbanyak > 40Gambar 9. Diameter dan frekuensi pembuluh. A. Pembuluh agak keeil dan jarang pad akayu ramin; dan B. Pembuluh besar dan sangat jarang pad a kayu palapiPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 9


e. Bentuk bidang perforasiDinding penyekat dua sel pembuluh yang berhubungan ke arah longitudinalbiasanya miring terhadap arah bentangan sel pembuluh. Pada waktu pembuluh barudibentuk, dinding ini tidak berlubang. Pada waktu pembuluh menjadi dewasa sebagiandinding penyekat tersebut larut hingga berlubang, dan pembuluh yang satu dengan yanglainnya dapat berhubungan langsung. Dinding penyekat yang berlubang ini dinamakanbidang perforasi.Lubang pada bidang perforasi dapat berupa satu lubang besar. Bentuk lubangperforasi demikian dinamakan bidang perforasi sederhana. Lubang pada bidang perforasidapat pula berupa eelah-eelah sempit yang sejajar satu sama lain, sehinga membentukSl,lsunan mirip tangga. Bidang perforasi demikian dinamakan bidang perforasi bentuktangga. Jenis-jenis kayu di Indonesia pada umumnya mempunyai pembuluh denganbidang perforasi sederhana. Jenis-jenis kayu yang mempunyai pembuluh dengan bidangperforasi bentuk tangga adalah simpur (Dillenia spp.), rasamala (A/tingia exee/sa) danterentang (Campnosperma spp.). Pada ramin bidang perforasi ini tergolong sederhana.f. Isi pembuluhPembuluh dapat kelihatan kosong tetapi dapat pula berisi. Isi pembuluh dapatberupa tilosis yaitu benda yang tampak dengan bantuan lup seperti gelembung mengkilapyang menyumbat pembuluh. Isi pembuluh dapat pula berupa endapan yang berwarnaputih, eoklat, kuning atau hitam, tetapi tidak mengkilap. Dengan menggunakan lup, isipembuluh ini pada raminjarang sekali tampak, dan bila ada biasanyaberwarna kuning.3. ParenkimaCiri parenkima yang penting untuk identifikasi adalah susunannya sebagai manayang terlihat pada penampang lintang kayu. Pada bidang ini, dengan bantuan lup,parenkima biasanya dapat dilihat berupa jaringan yang berwarna lebih eerah daripadajaringan serat: umumnya hampir putih dan lainnya agak eoklat atau eoklat merah.Seeara garis besar parenkima dapat dibagi atas dua tipe berdasarkan hubungandengan pembuluh. Tipe pertama dinamakan parenkima apotrakea dan tipe keduadinamakan parenkima paratrakea. Yang termasuk parenkima apotrakea adalah semuabentuk parenkima yang tidak berhubungan larigsung dengan pembuluh. Yang tergolongparenkima paratrakea meliputi semua bentuk parenkima yang berhubungan denganpembuluh.Adakalanya sukar untuk menentukan apakah parenkima itu apotrakea atauparatrakea. Akan tetapi kesulitan tersebut biasanya dapat diatasi dengan penjelasan dibawah ini.Parenkima apotrakea terdiri atas:a. Parenkima baur, yaitu parenkima yang terdiri atas sel-sel tunggal yang tersebar seearatidak teratur di antara jaringan lain di dalam kayu. Parenkima bentuk ini biasanya sukardiamati dengan bantuan lup sehingga kurang kegunaannya untuk .identifikasi jeniskayu di lapangan. Contoh jenis kayu yang mempunyai parenkima baur adalah kayusengon.b. Parenkima kelompok baur, yaitu parenkima yang terdiri atas sel-sel yang eenderungberkelQmpok .dalam bentuk garis-garis tangensial pendek yang membentang darisuatu jari-jari ke jari-jari sebelahnya (Gambar 10 A).10 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


c. Parenkima bentuk pita, yaitu parenkima yang tersusun dalam bentuk garis-garis ataupita konsentrik searah dengan lingkartumbuh kayu (Gambar 10 B).d. Parenkima bentuk jala, yaitu parenkima pita berjarak rapat dan teratur dengan tebalyang lebih kurang sama dengan tebal jari-jari, sehingga membentuk jalinan mirip jala(Gambar 10 C).e. Parenkima bentuk tangga, parenkima bentuk pita berjarak rapat dan teratur yangtebalnya kurang dari tebal jari-jari, sehingga membentuk susunan mirip anak tangga(Gambar 100).Parenkima pita masih dapat dibagi lagi ke dalam parenkima terminal danparenkima inisial. Yang termasuk parenkima terminal adalah parenkima pita yangletaknya pad a akhir lingkar tumbuh, sedangkan parenkima inisial adalah yang letaknyapada awal lingkar tumbuh. Kedua bentuk parenkima ini sama-sama disebut jugaparenkima marginal, yang artinya terletak pada batas lingkar tumbuh tanpamemperhatikan apakah pad a awal atau akhir.Gambar 10. Bentuk-bentuk parenkima. A. Apotrakea kelompok baurpad a kayu dungun; B. Apotrakea bentuk pita pad a kayumatoa; C. Apotrakea bentuk jala pad a kayu nyatoh; D.Apotrakea bentuk tangga pada kayu jangkangPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 11


Parenkima paratrakea terdiri atas:a. Parenkima paratrakea jarang, yaitu parenkima yang berbentuk selubung sebagianatau berupa sel-sel tunggal di beberapa tempat di sekeliling pembuluh; parenkimabentuk ini sukar atau tidak dapat diamati hanya dengan bantuan lup.b. Parenkima selubung, yaitu parenkima yang berbentuk selubung lengkap di sekelilingpembuluh, bundar atau sedikit lonjong Gambar 11 A).c. Parenkima bentuk aliform, yaitu parenkima berbentuk selubung dengan bentangan kesamping mirip sayap (Gambar 11 8).d. Parenkima konfluen, yaitu parenkima bentuk selubung atau aliform yang bersambungdengan parenkima serupa pad a pembuluh lainnya sehinga membentuk susunan mirippita tangensial atau diagonal (Gambar 11 C).Gambar 11. Bentuk-bentuk parenkima. A. Paratrakea selubung pad a kayu benuang laki;B. Paratrakea aliform pada kayu ramin; C. Paratrake Konfluen pada kayu tualang.4. Jari-jari kayuJari-jari tampak dengan lup pada penampang lintang kayu seperti garis-garis yanghampir sejajar satu sama lain. Jika ukurannya cukup lebar, jari-jari ini dapat dilihat dengandengan mata telanjang. Akan tetapi pad a kebanyakan jenis kayu, jari-jari ini hanya dapatdilihatjelas dengan bantuan lup.Pad a bidang radial, jari-jari tampak seperti pita putus-putus ke arah horisontal. Jikatingginya cukup maka jari-jari akan tampak seperti sapuan-sapuan kuas ke arahhorisontal.Jari-jari sukar diamati pad a bidang tangensial, jika ukurannya cukup lebar dapatdilihat dengan mata telanjang seperti bintik-bintik lensa cembung atau garis-garis tipispendek ke arah longitudinal, seperti misalnya pad a kayu palapi.Sifat jari-jari yang penting untuk identifikasi jenis kayu di lapangan meliputi: lebar,frekuansi atau jumlah jari-jari per mm arah tangensial, dan tinggi. Sifat-sifat tersebutdigolongkan berturut-turut dalam Tabel4, Tabel 5, dan Tabel6.12 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


Suatu jenis kayu dapat mempunyai jari-jari hanya satu macam lebar misalnya kayumeranti (Gambar 12A), tapi dapatjuga mempunyaijari-jari 2 macam lebarseperti pad a kayupasang (Gambar 12 B).Tabel 4. Penggolongan frekuensi jari-jariNo. Frekuensi Jumlah per mm1. Sangat jarang :::; 32. Jarang 4-53. Agakjarang 6-74. Agak banyak 8-105. Banyak 11-156. Sangatbanyak 2': 15Tabel 5. Penggolongan lebar jari-jariNo. Golongan Lebar (Mikron)1. Sangat sempit < 152. Sempit 15-303. Agak sempit > 30-504. Agak lebar > 50-1005. Lebar > 100~2006. Sangat lebar > 200-4007. Luar biasa lebar > 400Tabel 6. Penggolongan tinggi jari-jariNo. Golongan Tinggi (mm)1. Luar biasa pendek < 0,52. Sangatpendek 0,5-13. Pendek > 1-24. Agak pendek > 2-55. Agak tinggi > 5-106. Tinggi > 1-207. Luar biasa tinggi > 20Gambar 12. Lebar dan frekuensi jari-jari. A). Jari-jari yang agak sempit danagak jarang pada kayu meranti; 8). Jari-jari dua golongan,sangat sempit dan luar biasa lebar pada kayu pasangPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 13


Sifat lain dari jari-jari yang penting untuk identifikasi adalah susunannya pada bidangtangensial. Pad a bidang ini, jari-jari umumnya tersebar merata tanpa pola tertentu, tetapipada jenis-jenis kayu tertentu, jari-jari tersusun bertingkat dalam barisan-barisantangensial yang teratur. Susunan demikian memberi kesan seperti lipatan-lipatan ataukerinyut pad a permukaan tangensial kayu. Ciri ini disebut tanda kerinyut. Tanda kerinyutdapat pula ditimbulkan oleh susunan bertingkat dari parenkima atau serat.Jenis-jenis kayu yang mempunyai tanda kerinyut antara lain kayu pinang (Pentacetriptera), keranji dan kadang-kadang pada kayu kapur, terutama Oryoba/anops aromatica.5. Kulit tersisipAktivitas kambium dapat menyimpang dari pola umum. Kambium pad a jenis-jenispohon tertentu ada kalanya membentuk kulit ke arah dalam lalu kembali membuatjaringankayu seperti biasanya. Kulit yang terkurung di antara jaringan kayu dikenal dengan namakulit tersisip.Pad a penampang lintang kayu, kulit tersisip tampak seperti pulau-pulau di antarakayu atau dapat pula berupa lapisan-Iapisan konsentrik. Kehadirannya sangat bergun~untuk identifikasi karena hanya dijumpai pada beberapa jenis kayu tertentu seperti kayukempas, tualang, dan gaharu.6. Saluran interselularPad a beberapa jenis kayu terdapat rongga-rongga 8[1tar sel yang berupa saluransaluransempit yang dikelilingi oleh parenkima, serta selaput yang terdiri atas sel-sel epitel.Ke saluran interselular ini, parenkima mengeluarkan zat-zat damar pad a jenis-jenis pohonOipterocarpaceae dan Pinaceae atau zat-zat seperti balsam pada pohon sindur'( Sindoraspp.) dan pad a pohon sejenis kenari (Canarium sp.).Ada dua macam saluran interselular jika dilihat dari arah bentangannya. Saluraninterselular yang membentang searah dengan sumbu batang dinamakan saluran aksialdan saluran yang membentang searah denganjari-jari dinamakan saluran radial. .Kehadiran saluran interselular pada suatu jenis kayu mungkin akibat sifat keturunanatau karena kombinasi faktor keturunan dengan faktor luar, seperti serangan hama.Saluran yang hadir karena faktor keturunan dinamakan saluran normal, sedangkansaluran yang timbul oleh karena faktor luar disebut saluran traumatik.Selain kehadirannya, ciri lain saluran interselular yang penting untuk identifikasiadalah sebaran pada penampang lintang kayu. Kayu mersawa mempunyai saluraninterselular yang tersebar secara baur dan yang tersusun dalam deret konsentrik. Kayukeruing mempunyai saluran interselular aksial yang tersusun dalam deret tangensialpendek dan yang baur (Gambar 13). Jenis-jenis kayu balau, meranti putih, meranti kuning,meranti merah dan kapur mempunyai saluran interselular aksial yang tersusun dalamderet tangensial pendek sampai panjang atau konsentrik.7. Saluran getahSaluran getah yang membentang searah dengan jari-jari merupakan ciri khasbeberapa jenis kayu pulai dan jelutung. Pada bidang tangensial saluran getah tampakberupa lubang berbentuk seperti lensa cembung atau celah yang tingginya sampai 1 cm.14 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIPRAMIN


Pada kayu pulai saluran ini tersebar lebih kurang dalam interval 0,20 sampai 1 m kearah longitudinal dalam batang kayu, sehingga mungkin tidak terlihat pad a contoh kayuyang berukuran kecil.Gambar 13. Saluran interselular. A). Saluran interselular aksial berderettangensial panjang pada kayu mersawa; B). saluran baur danderettangensial pendek pada kayu keruing .2.1.1. Anatomi kayu daun jarum1. Macam sel, fungsi dan susunannyaBerbeda dengan jenis-jenis pohon kayu daun lebar, jenis-jenis pohon kayu daunjarum tidak memiliki sel-sel pembuluh dalam kayunya. Yang ada hanya serat, parenkimaaksial dan jari-jari. Fungsi sel tersebut sama dengan pada kayu daun lebar. Fungsi saluranair dan zat hara yang pad a kayu daun lebar dijalankan oleh sel-sel pembuluh, pada kayudaun jarum dirangkap oleh serat. Tidak adanya pembuluh pad a kayu daun jarummemudahkan untuk membedakannya dari kayu daun lebar secara makroskopik. Pad apenampang bujur (tangensial/radial) kayu daun lebar terdapat goresan-goresan selpembuluh, tetapi tidak demikian pad a kayu daun jarum.2. TrakeidSerat pada kayu daun jarum dikenal juga dengan nama trakeid. Ujungnya pipih.Panjangnya dapat mencapai 6000 mikron, bahkan ada yang dapat mencapai 10.000mikron, 3-4 kali lebih panjang dari serat kayu daun lebar. Pada dindingnya terdapat cerukberhalaman.Untuk keperluan identifikasi, ciri trakeid yang perlu diamati adalah: bentuk dansusunan ceruk pad a dinding radial, serta jumlah dan tipe ceruk pad a dinding silang trakeiddengan jari-jari. Akan tetapi ciri-ciri ini hanya mungkin diamati dengan bantuan mikroskop.PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 15


3. ParenkimaParenkima pad a kayu daun jarum mempunyai bentuk dan fungsi yang sama denganparenkima pada kayu daun lebar. Hal yang penting untuk identifikasi adalah: kehadiran selparenkima, sebaran, dan bentuk dinding ujung; ada yang datar dan ada yang menyerupaibuku ("nodular"). Kesemuanya hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop. Ciri lainparenkima yang mungkin berguna untuk identifikasi adalah: ada tidaknya endapan dalamrongga selnya.4. Jari-jariCiri jari-jari yang paling penting untuk identifikasi kayu daun jarum meliputi: lebar,tinggi, frekuensi, dan ada tidaknya endapan dalam rongga sel. Dengan bantuanmikroskop, lebar dan tinggi jari-jari dapat pula dinyatakan dalam jumlah sel pad a arahlebar dan tinggi jari-jari.5. Saluran interselularJenis kayu daun jarum di Indonesia yang diketahui mempunyai saluran interselularadalah kayu tusam (Pinus merkusii). Dengan bantuan lup, saluran interselular aksial pad ajenis kayu ini tampak pad a penampang lintang menyerupai sel-sel pembuluh yangtersebar secara baur, sehingga sering disalahtafsirkan sebagai pembuluh oleh parapemula (Gambar 14).Gambar 14. Penampang lintang kayu tusam (Pinus merkusii): A. Makroskopik,B. Mikroskopik, (tanda panah menunjukkan saluran damar aksial)16PEOOMAN IOENTlFIKASI KAYU RAMIN OAN KAYU MIRIP RAMIN


2.4. Ciri Umum Kayu2.4.1. Warna dan corakCorak yang ada pada suatu jenis kayudapat ditimbulkan oleh perbedaan warnaantara kayu awal dan kayu akhir dari lingkartumbuh, seperti pad a kayu jati dan kayutusam. Corak dapat pula ditimbulkan olehperbedaan intensitas pewarnaan padalapisan-Iapisan kayu yang dibentuk dalamjangka waktu yang berbeda. Pad a kayueboni misalnya, ada lapisan-Iapisan yangberwarna coklat atau coklat merah dan adalapisan-Iapisan yang berwarna hitam. Pad abidang radial dan tangensial akan tampaksebagai jalur-jalur warna coklat merah danhitam bergantian.Warna kayu harus ditetapkan dengan Gambar 15. Ragam warna dan corak kayuhati-hati. Warna potongan-potongan kayudari jenis yang sama dapat berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaanletaknya dalam batang, perbedaan umur pohon, kadar air dan lama penyimpanansesudah pohonnya ditebang dan kayunya digergaji. Kayu pohon muda biasanya lebihpucat daripada kayu yang berasal dari pohon yang sudah tua. Kayu yang basah biasanyalebih gelap daripada kayu yang kering. Kayu yang sudah lama disimpan dapat lebih pucat,tetapi umumnya berwarna lebih gelap dari kayu yang masih segar.Warna kayu dapat pula berubah oleh serangan jamur. Jenis-jenis kayu yangberwarna putih biasanya mudah diserang jamur pewarna pada waktu kayu masih segardan berubah menjadi biru atau hitam. Warna demikian bukan warna asli dari kayu dantidak dapat dipakai dalam penetapan warna kayu.Faktor lain yang dapat mengubah warna kayu adalah pengeringan dalam tanur.Suhu yang tinggi dapat melelehkan damar atau getah yang ada dalam kayu, sehinggamenimbulkan nod a di permukaan.2.4.2. TeksturIstilah tekstur kayu berhubungan dengan kualitas permukaan yang ditentukan olehukuran relatif sel-sel penyusun. Tekstur suatu jenis kayu dikatakan halus jika sel-selnya,terutama pembuluh dan jari-jari, berukuran kecil-kecil. Sebaliknya dikatakan kasar jika selselnyaberukuran relatif besar. Tekstur kayu giam, kulim, dan lara dapat dikatakan halus,sedangkan tekstur kayu durian dan pasang dapat dikatakan kasar. Tekstur dinilai pula daritingkat kerataannya. Tekstur dikatakan tidak rata jika halus di tempat-tempat tertentu dankasar di tempat lain pad a permukaan yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh pembuluhyang berkelompok atau berganda radial 4 sel atau lebih, seperti pad a jenis-jenis kayunyatoh.PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 17


2.4.3. Arah seratPengertian arah serat pada kayu sebenarnya adalah arah seluruh sel-sel aksial pad asuatu lapisan kayu terhadap sumbu batang pohon atau terhadap arah sel-sel aksial darilapisan kayu di_sebelah luardan sebelah dalam lapisan kayu yang bersangkutan.Arah serat pada sepotong kayu mudah ditetapkan berdasarkan arah sel-selpembuluh yang pad a permukaan kayu tampak seperti goresan-goresan. Kayu dikatakanberserat lurus jika pembuluh dan sel-sel aksial lainnya membentang searah dengansumbu batang. Kayu dikatakan berserat melintang jika arah bentangan pembuluhmembentuk sudut terhadap sumbu batang pohon.Serat melintang dapat digolongkan lagi atas:a. Serat berpadu bila arah letak sel-sel aksial pad a suatu lapisan kayu berbeda denganarah sel-sel serupa pad a lapisan kayu berikutnya.b. Serat terpilin jika sel-sel aksial mengelilingi sumbu batang pohon seperti spiral.c. Serat berombak atau serat berge/ombang jika sel-sel aksial tersusun berbelok-belokke arah longitudinal.d. Serat miring jika sel-sel aksial pada sebilah papan atau balok membentuk sudutterhadap salah satu sisinya.B. semt berpadub. semi terpilinc. seral bergelombang d. serat miringGambar 16. Arah Serat Kayu2.4.4. KilapSuatu jenis kayu dikatakan mengkilap jika permukaannya dapat memantulkancahaya. Ada jenis-jenis kayu yang kusam, ada yang agak mengkilap dan ada pula yangsangat mengkilap tanpa dipolitur. Jenis-jenis kayu yang tergolong sang at mengkilapadalah gerunggang, palapi dan bintangur.Kilap pada kayu tidak ada hubungannya dengan tekstur. Kayu yang mempunyaitekstur halus belum tentu mengkilap. Contoh-contoh yang disebutkan di atas adalah jenisjeniskayu yang mempunyai tekstur agak kasar, tetapi mengkilap.2.4.5. Kesan rabaKesan raba seperti licin atau kesat dengan menggosok-gosokkan jari kepermukaan kayu. Beberapa jenis kayu terasa licin jika diraba. Biasanya kayu yangmempunyai tekstur halus serta berat jenis tinggi menimbulkan kesan raba yang licin.Kesan licin dapat pula bertambah jika kayunya memang megandung minyak.18 PEOOMAN IOENTlFIKASI KAYU RAMIN OAN KAYU MIRIP RAMIN


2.4.6. BauPad a umumnya kayu mempunyai bau tertentu apalagi pada waktu masih segar.Akan tetapi kebanyakan bau pad a kayu sukar diterangkan. Hanya beberapa diantaranyayang mempunyai bau yang mudah dikenal. Beberapa jenis kayu yang memilki bau harumadalah dari suku Lauraceae, Santalaceae dan Magnoliaceae. Bau damar adalah ciri khasbeberapa jenis kayu suku Dipterocarpaceae. Kayu jati termasuk kayu yang mempunyaibau seperti bahan penyamak.2.4.7. KekerasanKekerasan kayu merupakan salah satu sifat kayu yang berguna dalam identifikasijenis kayu. Tingkat kekerasan dapat digolongkan dari sangat lunak, lunak, agak lunak,agak keras, keras dan sangat keras. Penetapannya dengan cara menyayat contoh padaarah tegak lurus serat. Makin keras makin sulit disayat. Bekas sayatan pun mengkilap.Jenis-jenis kayu yang dapat digolongkan lunak adalah pulai, dan jelutung. Jenis-jenis yangtergolong sangat keras adalah ulin, lara dan sonokeling.Kekerasan kayu erat hubungannya dengan tebal relatif dinding serat. Makin tebaldinding serat, makin keras kayu tersebut. Kekerasan kayu dapat bertambah denganadanya kandungan mineral, terutama silika dalam sel-sel kayu.2.4.8. Ciri lain1. Uji busa ("froth test" atau lather test'?Beberapa jenis kayu mengandung saponin atau sebangsanya yang dengan air akan. menimbulkan busa setelah dikocok. Sayatan-sayatan kayu yang akandiidentifikasidimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi dengan air suling seperlimanya.Tabung ditutup dengan ibu jari lalu dikocok beberapa saat. Hasilnya dinyatakan positif jikatimbul busa dan sebaliknya.Kayu puspa menunjukkan hasil positif dengan metode ini dan dengan demikianmemudahkan dalam membedakannya dengan kayu rasamala yang mempunyai cirianatomi yang sangat mirip.2. Uji bintikBerbagai uji sudah dikembangkan untuk membantu identifikasi jenis kayu, tetapipad a kesempatan ini hanya dikemukakan salah satu, yaitu dengan larutan ammoniumferi-sulfat.Beberapa jenis kayu mempunyai kandungan senyawa polifenol yang cukuptinggi, dan jika ditetesi larutan ammonium-feri-sulfat akan menghasilkan endapanberwarna hitam.PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTIFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 19


2.5. Proses Identifikasi Kayu2.5.1. Bahan dan alat1. Contoh kayuUntuk keperluan latihan identifikasi kayu diperlukan contoh kayu yang jelasidentitasnya. Yang dimaksud contoh kayu yangjelas identitasnya adalah:a. Ada nama, baik nama ilmiah, nama dagang, atau nama setempat dari mana contohkayu tersebut berasal. Nama ilmiah hendaknya ditetapkan terlebih dahulu oleh ahlitaksonomi tumbuhan berdasarkan ciri-ciri pohon, termasuk daun dan bunga/buah.b. Ada keterangan asal contoh, dimana pohonnya berasal atau tumbuh; termasuk dalamketerangan ini data tentang diameter pohon atau umur pohon, serta keterangan padaketinggian berapa dan jarak berapa dari empulur contoh kayu tersebut diambil.2. A/at-a/ata. Lup berkekuatan pembesaran 10 kali atau lebih berikut skalanya.b. Lampu sorot, agar dapat digunakan di tempat yang kurang cahaya atau pada malamhari. Saat ini beberapa lup dilengkapi lampu sorot.c. Pisau tajam; sebaiknya yang mata pisaunya dapat diganti-ganti; jika tidak tersediapisau tajam, maka hendaknya ada alat penajam (sharpener).·d. Mikroskop sederhana berikut gel as objek dan penutup. Untuk dapat menggunakan alatini dengan efektif, diperlukan latihan khusus.2.5.2 .. Cara mengamatia. Terlebih dahulu catat nomor koleksi dan namajenis kayu yang akan diamati pada daftarisian yang tersedia.b. Amati ciri-ciri umum dan anatomi, mulailah dengan yang paling mudah diamati, danlakukan secara sistematik; misalnya bila mengamati pembuluh, selesaikan dahulupengamatan ciri-ciri yang berkenaan dengan pembuluh, lalu beralih ke pengamatanciri-ciri sel ataujaringan lainya.c. Amati ciri kuantitatif, yaitu yang berkenaan dengan ukuran sel atau jaringan. Lakukanpad a beberapa sel atau jaringan agar diperoleh gambaran yang cermat mengenai nilairata-rata, nilai minimum dan nilai maksimum ciri yang bersangkutan.d. Catatlah hasil pengamatan anda pada daftaryang tersedia dengan rapi.e. Usaha mengamati dan mengidentifikasi jenis kayu ini harus dilakukan berulang-ulangsehingga tingkat kesalahan menjadi kecil.2.5.3. Kompilasi dataData hasil pengamatan dari beberapa contoh kayu jenis yang sama hendaknyadisusun menjadi pertelaan ("deskripsi") dari jenis kayu yang bersangkutan. Bandingkanciri suatu jenis kayu dengan ciri jenis kayu yang lainnya. Apabila hal ini dilakukan denganbaik, maka akan dikenali persamaan dan perbedaannya dan pad a akhirnya dapatmenyusun sendiri kunci identifikasi.20 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


Ill. RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN3.1. Jenis-jenis <strong>Ramin</strong>:(Gonystylus spp., Thymeleaceae: G. bancanus, G. cosanguineus, G. keithii,G. macrophyllus, G. maingayi, G. velutinus, dll).• Kerapatan : 460 sampai 840 kg/m 3• Warna : putih sampai putih kekuningan• Pembuluh : soliter dan berganda radial 2 sampai 3 sel ,agak kecil , jarang• Parenkim : paratrakea aliform• Jari-jari : sangat sempit sampai sempitSkala: 1 mm3.2. Ag.atis(Agathis spp., Araucariaceae)• Kerapatan : 360 sampai 600 kg/m 3• Warna kuning pucat sampai kuning jerami• Pembuluh : tidak ada• Jari-jarisangat sempitSkala: 1 mmPED OMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN21


3.3. Ara(Ficus spp., Moraceae)• Kerapatan : 190 sampai 740 kg/m'• Warna: kuning pucat• Pembuluh : soliter dan berganda radial , agak kecilsampai agak besar• Parenkim : apotrakea pita• Jari-jari: agak lebarSkala: 1 mm3.4. Beleketebe(Sloanea spp, Tiliaceae)KerapatanWarnaPembuluhParenkimJari-jari325 sampai 800 kg/m'kremsoliter dan berganda radial , agak kecilsampai agak besartidak jelas tampak dengan lupdua golongan lebar~~U~~:::J" Skala: 1 mm22 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.5. Bipa(Pterygota spp. , Sterculiaceae)KerapatanWarnaPembuluhParenkimJari~ari: 460 sampai 980 kg/m3: putih: soliter dan berganda radial , agakbesar, sangatjarang: apotrakea pita: agak~barSkala: 1 mm3.6. Delimas(Acrocarpus fraxinifolius, Leguminosae)Kerapatan 520 sampai 700 kg/m 3WarnaPembuluhParenkimJari-jarigubal putih, teras coklatmerahagak besar, jarangparatrakea selubung dancenderung aliformagak sempit sampai agaklebarSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 23


3.7. Gaharu (1)(Aqui/aria spp., Thymeleaceae)• Kerapatan : 270 sampai 440 kg/m3• Warna: putih• Pembuluh : kecil, sol iter dan berganda radial 2sampai 3 (4)sel.• Parenkim : tidakjelas tampak• Jari-jari: sempit• Cirilain : ada kulit tersisipSkala: 1 mm3.8. Gaharu (2)(Gyrinops spp., Thymeleaceae)• Kerapatan 320 sampai 400 kg/m 3• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari• Cirilainputihkecil, soliter dan berganda radial2 sampai 6 gel.tidakjelas tampaksangat sempit sampai sempitada kulittersisipSkala: 1 mm24 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.9. Gmelina(Gmelina spp., Verbenaceae)KerapatanWarnaPembuluhParenkimJari-jari480 sampai 580 kg/m 3putih sampai kuning pucatagak besar, sangat jarang,sol iter dan berganda radial 2sampai4sel.paratrakea selubungagaksempitSkala: 1 mm3.10. Gofasa gaba(Vitex quinata, Verbenaceae)• Kerapatan :• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari ·340 sampai 650 kg/m3putih sampai kuning jeramiumumnya soliter, lainnya bergandaradial 2 sampai 4, agak kecilparatrakea selubung, terkadang adapita marginalsempit sampai agak lebarSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN25


3.11. Icap(Parashorea lucida, Dipterocarpaceae)• Kerapatan 340 sampai 650 kg/m 3• Warna putih• Pembuluh agak besar, sol iter dan berganda radial• Parenkim paratrakea selubung dan cenderungaliform• Jari-jari agak sempit sampai agak lebarSkala: 1 mm3.12. Jabon(Anthocephal/us chinensis, Rubiaceae)• Kerapatan : 290 sampai 465 kg/m3• Warna putih krem• Pembuluh agak kecil sampai agak besar,umumnya berganda radial 2sampai 3 (4)• Parenkim apotrakea kelompok baur• Jari-jari sang at sempit sampai sempitSkala: 1 mm26PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.13. Jambu jine(Flindersia spp ., Rutaceae)• Kerapatan : 300 sampai 985 kg/m3• Warna: putih sampai putih kekuningan• Pembuluh : soliter dan berganda 2 sampai 4 sel,agak besar, beberapa ada endapanputih .• Parenkim : apotrakea baur• Jari-jari: sempit sampai agak sempitSkala: 1 mm3.14. Jampang(Me/icope spp., Rutaceae)• Kerapatan : 230 sampai 610 kg/m3• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jariputihagak kecil, agak banyak, soliterdan berganda radial 2 sampai 3selparatrakea aliformsempitSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 27


3.15. Jangkang(Polyathia spp., Annonaceae)• Kerapatan : 555 sampai 900 kg/m 3• Warna : putih kekuningan• Pembuluh: umumnya berganda radial 2 sampai4 sel• Parenkim : apotrakea bentuk tangga• Jari-jari: agak lebar1"InI~""~1Skala: 1 mm3.16. Jejerukan(Acronychia pedunculata, Rutaceae)• Kerapatan : 480 sampai 830 kg/m 3• Warna : putih• Pembuluh : kecil, umumnya berganda radial 2sampai 3 (4).• Parenkim: terutama apotrakea bentuk pita• Jari-jari : sempitSkala: 1 mm28 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.17. Kandis/Manggis(Garcinia spp.,Guttiferae)• Kerapatan : 690 sampai 1120 kg/m 3• Pembuluh : agak kecil sampai agak besar, soliterdan berganda radial 2 sampai 5,jarang• Parenkim : 'paratrakea aliform dan konfluen• Jari-jari: sempit sampai agak sempitSkala: 1 mm3.18. Karet(Hevea brasiliensis, Euphorbiaceae)• Kerapatan : 550 sampai 700 kg/m3• Warna: putih• Pembuluh : agak besar, jarang, sol iter danberganda radial• Parenkim : apotrakea bentuk pita• Jari-jari: agak sempit sampai agak lebarSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 29


3.19. Kemiri(Aleurites moluccana, Euphorbiaceae)• Kerapatan: 230 sampai 440 kg/m 3• Warn a : putih• Pembuluh : agak kecil, sampai agak besar,sangat jarang• Parenkim : apotrakea kelompok baur• Jari-jari: sangat sempit sampai sempit"Skala: 1 mm3.20. Kirung(Nyssa javanica, Nyssaceae)• Kerapatan: 500 sampai 720 kg/m3• Warna: putih kekuningan• Pembuluh : agak kecil, sol iter dan bergandaradial 2 sampai 4 sel• Parenkim: apotrakea kelompok baur• Jari-jari : sempit sampai agak sempitSkala: 1 mm30 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.21. Mandorin(Vavaea spp., Meliaceae)• Kerapatan• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari540 sampai 725 kg/m3kremagak kecil, sol iter dan berpasanganradialapotrakea baur dan paratrakeaselubung walau takjelas tampakagaksempitSkala: 1 mm3.22. Mangir '(Ganophyl/um fa/catum, Sapindaceae)• Kerapatan: 650 sampai 1000 kg/m 3• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jariputih kekuning-kuningansol iter dan berganda radial 2sampai 3 sel , agak kecil, agakbanyak beberapa dengan endapanputihparatrakea selubung dancenderung aliformsangat sempit sampai sempit. PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN31


3.23. Memina(Pimelodendron amboinicum, Euphorbiaceae)• Kerapatan: 420 sampai 770 kg/m 3• Warnaputih sampai krem• Pembuluh hampir seluruhnya berganda radial 2sampai 4 (6) sel.• Parenkim• Jari-jariapotrakea kelompok baursempit sampai agak sempit.... ~IIoI .. Skala: 1 mm3.24. Mempulut(Chryzophyllum spp., Sapotaceae)• Kerapatan• Warna: 450 sampai 935 kg/m3: putih kekuningan• Lingkar tumbuh : batas jelas• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari: hampir seluruhnya bergandaradial 2 sampai 11: apotrakea bentuk jala atautangga: sempit sampai agak sempitSkala: 1 mm32 PEOOMAN IOENTlFlKASI KAYU RAMIN OAN KAYU MIRIP RAMIN


3.25. Menjalin(Xanthophyl/um spp., Polygalaceae)• Kerapatan : 430 sampai 110 kg/m 3• Warna : putih kekuningan• Pembuluh : hampir seluruhnya soliter, agak besar,sangatjarang• Parenkim : paratrakea selubung, aliform danapotrakea bentuk pita• Jari-jari: sempitSkala: 1 mm3.26. Mensira(flex pleiobrachiata, Aquifoliaceae)• Kerapatan : 490 sampai 680 kg/m 3• Warna: kuning pucat• Pembuluh : agak kecil , umumnyaradial 2 sampai 3 selberganda• Parenkim• Jari-jari: apotrakea kelompok baur: 2 golongan lebarSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 33


3.27. Merambung(Vernonea arborea, Compositae)• Kerapatan• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari240 sampai 620 kg/m'putih kelabusol iter dan berganda radial 2 sampai 3,agakkecilparatrakea selubungagaklebarSkala: 1 mm3.28. Meranti Putih(Shorea spp., Dipterocarpaceae)• Kerapatan: 380 sampai 945 kg/m'• Warna putih• Pembuluh : umumnya soliter, cenderungberkelompok, agak kecil sampaiagakbesar• Parenkim• Jari-jari• Ciri lainparatrakea selubung dancenderung aliform: agak sempit: ada saluran damar berderettangensial pendek-panjang .Skala: 1 mm34 PEOOMAN IOENTlFIKASI KAYU RAMIN OAN KAYU MIRIP RAMIN


Meranti Putih(Shorea spp., Dipterocarpaceae)• Kerapatan: 380 sampai 945 kg/m 3• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari• Cirilain: putih: umumnya soliter, cenderungberkelompok, agak kecil sampai agakbesar: paratrakea selubung dan cenderungaliform: agak sempit: ada saluran damar berderet tangensialpendek-panjangSkala: 1 mm3.29. Nyatoh Putih(Pouteria duC/itan, Sapotaceae)• Kerapatan: 420 sampai 850 kg/m 3• Warna : putih• Pembuluh : umumnya berganda radial 2sampai 5 (9)• Parenkim : apotrakea kelompok baur• Jari-jari : agak sempitSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN35


3.30. Penjalinan(Geltis spp., Ulmaceae)• Kerapatan : 410 sampai 960 kg/m 3• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari: putih sampai kuning pucat: sol iter dan ganda radial 2 sampai 5, agakkecil, jarang: paratrakea selubung sampai aliform: agak sempit sampai agak lebarSkala: 1 mm3.31. <strong>Peta</strong>i(Parkia spp., Leguminosae)• Kerapatan: 350 sampai 810 kg/m 3• Warna : putih kekuningan• Pembuluh : sol iter dan berganda radial ataudiagonal 2 sampai 3 sel, agakbesar, jarang• Parenkim• Jari-jariparatrakea selubung danaliform sampai apotrakeabentuk pitaagaksempitSkala: 1 mm36 PEOOMAN IOENTlFIKASI KAYU RAMIN OAN KAYU MIRIP RAMIN


Meranti Putih(Shorea spp., Dipterocarpaceae)• Kerapatan: 380 sampai 945 kg/m 3• Warna: putih• Pembuluh : umumnya soliter, cenderungberkelompok, agak keci l sampai agakbesar• Parenkim : paratrakea selubung dan cenderungaliform• Jari-jari• Cirilain: agak sempit: ada saluran damar berderet tangensialpendek-panjangSkala: 1 mm3.29. Nyatoh Putih(Pouteria duclitan, Sapotaceae)• Kerapatan : 420 sampai 850 kg/m 3• Warna : putih• Pembuluh : umumnya berganda radial 2sampai5(9)• Parenkim : apotrakea kelompok baur• Jari-jari : agak sempitSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 35


3.30. Penjalinan(Geltis spp., Ulmaceae)• Kerapatan : 410 sampai 960 kg/m3• Warna• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari: putih sampai kuning pucat: sol iter dan ganda radial 2 sampai 5, agakkecil , jarang: paratrakea selubung sampai aliform: agak sempit sampai agak lebarSkala: 1 mm3.31. <strong>Peta</strong>i(Parkia spp., Leguminosae)• Kerapatan: 350 sampai 81 0 kg/m3• Warna : putih kekuningan• Pembuluh : soliterdan berganda radial ataudiagonal 2 sampai 3 sel , agakbesar, jarang• Parenkim• Jari-jariparatrakea selubung danaliform sampai apotrakeabentuk pitaagaksempitSkala: 1 mm36 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.32. Pisang-pisang(Mezzettia spp., Annonaceae)• Kerapatan : 420 sampai 755 kg/m 3• Warna: putih sampai kuning pucat• Pembuluh : soliter dan ganda radial 2 sampai 6, agakkecil,jarang• Parenkim : apotrakea bentuk tangga• Jari-jari: agaklebarSkala: 1 mm3.33.Popunti(Trichadenia spp., Flacourtiaceae)• Kerapatan: 735 sampai 1030 kg/m 3• Warna : putih sampai kuning pucat• Pembuluh: umumnya berganda radial 2. sampai 3, agak besar• Parenkim: apotrakea baur, tidak jelastampak• Jari-jari: agak sempit sampai agak lebarSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 37


3.34. Pulai(Alstonia spp., Apocynaceae terutama:A. scho/aris, A. macrophylla)• Kerapatan: 90 sampai 490 kg/m'• Warna : putih, lunak• Pembuluh : umumnya berganda radial 2 sampai 6• Parenkim : apotrakea bentuk pita• Jari-jari: agak sempitSkala: 1 mm3.35. Pulai Keras(Alstonia spp.,Apocynaceae;terutama: A. spectabi/is)• Kerapatan : 490 sampai 900 kg/m'• Warna : putih , keras• Pembuluh : hampir seluruhnya bergandaradial, kecil• Parenkim : tidakjelas• Jari-jari: agak sempitSkala: 1 mm38PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


3.36. Sendok-sendok(Endospermum spp., Euphorbiaceae)• Kerapatan : 300 sampai 650 kg/m 3• Warna : putih kekuningan, lunak• Pembuluh : sol iter dan berganda radial 2 sampai3, agak besar• Parenkim : apotrakea bentuk pita• Jari-jari: sempit - agak sempitSkala: 1 mm3.37. Sengon(Paraserianthes fa/cataria, Leguminosae)• Kerapatan: 200 sampai 520 kg/m 3• Warna "• Pembuluh• Parenkim• Jari-jari: putih sampai putih kecoklatan,lunak: sol iter dan ganda radial 2 sampai3, agak kecil sampai agak besar,jarang: apotrakea baur: sangat sempitSkala: 1 mmPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN39


3.38. Sungkai(Peronema canescens, Verbenaceae)• Kerapatan: 360 sampai 730 kg/m'• Warna : putih krem sampai kuning cerah• Pembuluh : tata lingkar• Parenkim : pita marginal• Jari-jari: agak sempit sampai agak lebarSkala: 1 mm3.39. Tembesu(Fagraea spp. Loganiaceae)• Kerapatan: 440 sampai 1130 kg/m'• Warna: kuning pucat, keras• Pembuluh : umumnya berganda radial 2sampai 5, agak besar, berisi tilosis• Parenkim : apotrakea bentuk pita• Jari-jari: sempitSkala: 1 mm40 PEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFIKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN


DAFTAR PUSTAKADamayanti, R. & Y. I. Mandang. 2007. Pedoman Identifikasi Kayu Kurang Dikenal. PusatPenelitian Hasil Hutan, Sogor. (Manuskrip).Lemmens, R. H. M. J. & I. Soerianegara. 1994. Plant Resources of South East Asia 5(2).Minor Commercial Timbers. Prosea Sogor, Indonesia.Mandang, Y. I. dan I. K. N. Pandit. 2002. Pedoman Identifikasi Kayu di Lapangan. Prosea,Sogor, Indonesia.Oey Djoen Seng. 1990. Serat Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Seratnya Kayu untukKeperluan Praktek. Pusat Penelitian Hasil Hutan, Sogor.Sosef, M. S. M., L. T. Hong & S. Prawirohatmodjo. 1998. Plant Resources of South EastAsia 5 (3). Lesser Known Timbers. Prosea Sogor, Indonesia.Soerianegara, I. & R. H. M. J. Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia 5 (1).Commercial Timbers. Prosea Sogor, Indonesia.fPEDOMAN <strong>ID</strong>ENTlFlKASI KAYU RAMIN DAN KAYU MIRIP RAMIN 41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!