12.07.2015 Views

D:\MASTER JUSAMI YANG SUDAH LEN - Batan

D:\MASTER JUSAMI YANG SUDAH LEN - Batan

D:\MASTER JUSAMI YANG SUDAH LEN - Batan

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Jurnal Sains Materi IndonesiaIndonesian Journal of Materials ScienceVol. 6, No. 3, Juni 2005, hal : 46 - 51ISSN : 1411-1098PENINGKATAN RAPAT ARUS KRITIS SUPERKONDUKTORBSCCO-2223 DENGAN PENAMBAHAN AgYustinus Purwamargapratala, E. Sukirman, Didin Sahidin W, danWisnuAriAdiPuslitbang Iptek Bahan (P3IB) - BATANKawasan Puspiptek Serpong 15314, TangerangABSTRAKPENINGKATAN RAPAT ARUS KRITIS SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 DENGANPENAMBAHAN Ag. Pembuatan komposit Bi 2Sr 2Ca 2Cu 3O 10/Ag (BSCCO/Ag) dengan penambahan 0%beratAg; 2,5%beratAg; 5%beratAg; dan 10 %berat Ag telah dilakukan. Pembuatan dilakukan dengan metode pirolosismenggunakan garam cair urea sebagai pelarut. Sintering sampel dilakukan pada suhu 845 o C di lingkungan udarabiasa selama 72 jam. Hasil pengukuran sampel dengan probe empat titik menunjukkan bahwa untuk penambahan0 %berat Ag; 2,5 %berat Ag; 5 %berat Ag; dan 10 %berat Ag diperoleh rapat arus kritis Jc berturut-turut adalah3,3 x 10 6 Am -2 ; 5,9 x 10 6 Am -2 ; 10,4 x 10 6 Am -2 ; dan 20,0 x 10 6 Am -2 . Sedangkan suhu transisi kritis Tc sekitar 105K dan tidak ada perubahan yang berarti untuk masing-masing sampel. Hasil pengamatan SEM menunjukkanbahwa butir-butirnya berbentuk seperti plat (plate like) dengan ukuran yang bervariasi. Dari penelitian inidapat disimpulkan bahwa dengan penambahan Ag pada superkonduktor BSCCO-2223 maka rapat arus kritisbahan menjadi lebih baik karena Ag dapat menempati ruang antar butiran.Kata kunci : Rapat arus kritis, superkonduktor, BSCCO, penambahan AgABSTRACTTHE INCREASING OF THE CRITICAL CURRENT DENSITY ON BSCCO-2223SUPERCONDUCTOR BY SILVER ADDITION. The synthesis of BSCCO/Ag superconductor compositewith the addition of 0, 2.5, 5, and 10 wt % Ag by pirolysis method has been performed. In this method wasused urea molten salt as solvent. The samples were sintered at 845 o C for 72 hours on air. The critical currentdensities of the samples were 3.3 x 10 6 , 5.9 x 10 6 , 10.4 x 10 6 , and 20.0 x 10 6 Am -2 by addition of 0, 2.5, 5, and10 wt % Ag, respectively. The Jc measurement results were 3.3 x 10 6 Am -2 , 5.9 x 10 6 Am -2 , 10.4 x 10 6 Am -2 , and20.0 x 10 6 Am -2 with addition of 0, 2.5, 5, and 10 wt % Ag, respectively. There were no significantly differentin critical temperature at about 105 K. Microstructure analysis using SEM shows that the samples have platelike grains with various sizes. This result shows that the silver addition can increase the critical current densityon the BSCCO-2223 superconductor.Key words : Critical current density, superconductor, BSCCO, Addition AgPENDAHULUANSalah satu logam mulia yang tidak merusak sifatsuperkonduktivitas bahan khususnya untuksuperkonduktor keramik adalah perak (Ag). PenambahanAg dalam superkonduktor keramik tersebut dapatmeningkatkan sifat mekanik dan sifat listrik terutama rapatarus kritis (Jc) bahan. Didin dan kawan-kawan [1] telahberhasil menambahkan Ag 2O ke dalam matrikssuperkonduktor sistem YBCO. Mereka telahmembuktikan bahwa penambahan Ag 2O ke dalamsuperkonduktor sistem YBCO tidak mengubah sifatsuperkonduktivitas bahan dan menghasilkan efek fluxpinning yang cukup kuat sehingga rapat arus kritisdapat meningkat sangat signifikan.Pada penelitian sebelumnya telah dipelajarimengenai interaksi perak (Ag) dengan superkonduktorBSCCO-2223 (fasa-2223) [2]. Sintesis superkonduktorBSCCO/Ag tersebut disinter pada suhu 845 o C selama72 jam di udara. Hasil penelitian tersebut menyimpulkanbahwa Ag (0 – 10 % berat Ag) dapat menurunkan Tc(BSCCO-2223) hingga Tc = 103 K dari 110 K. Ag iniberperanan mempromosikan terjadinya dekomposisiBSCCO-2223 menjadi BSCCO-2212 (fasa-2212) danmemunculkan fasa impuritas (CuO, Ca 2CuO 3, danCa 2PbO 4). Hasil yang sama diperoleh juga oleh Sarkardan kawan-kawan [3], mereka melaporkan bahwa denganpenambahan perak sampai 15 % volume, Tc bahan initurun sebanyak 40 K dan fasa-2223 relatif berkurangterhadap fasa-2212 dibandingkan dengan sampel BSSCOmurni. Penurunan Tc ini akan berdampak pada rendahnyarapat arus kritis (Jc) bahan tersebut karena rentang suhuoperasinya semakin pendek. Sedangkan syarat aplikasipraktis adalah bahan tersebut harus memiliki rapat arus46


Peningkatan Rapat Arus Kritis Superkonduktor BSCCO-2223 Dengan Penambahan Ag (Yustinus Purwamargapratala)kritis (Jc) yang cukup tinggi dalam orde 10 9 -10 10 A.m -2pada suhu T = 77 K [4].Chui dan kawan-kawan [5], juga telah melakukanpenelitian tentang pengaruh suhu sintering terhadapsifat superkonduktivitas dan strukturmikro kompositBPSCCO/Ag dengan variasi penambahan 0%beratsampai dengan 50 %berat Ag 2O. Berdasarkan data DTA,suhu onset menuju partial melting untuk BSCCO murniadalah 869 o C dengan puncak endotermik pada suhu889 o C. Sedangkan campuran BSCCO yang mengandung10 % beratAg memiliki suhu onset menuju partial meltingpada 849 o C dengan puncak endotermik pada 865 o C.Mereka menyimpulkan bahwa penambahanAg (0 %beratsampai dengan 50 %berat Ag 2O) tidak akan merusaksifat superkonduktivitas bahan apabila komposit tersebutdisinter di udara pada suhu di bawah titik lebur(peritectic point).Pada penelitian sekarang akan dilakukanpembuatan dan karakterisasi komposit BSCCO/Ag(0 %berat sampai dengan 10 %berat Ag) denganmenggunakan pelarut garam urea cair. UreaNH 2COOHNH 2merupakan media yang baik untukpembuatan bahan superkonduktor keramik [6, 7].Dibandingkan dengan reaksi padatan (solid statereaction), pembuatan komposit BSCCO-2223/Ag melaluimedia urea cair tidak diperlukan penggerusanberulang-ulang, karena pencampuran di media basahmemungkinkan atom-atom penyusun dapat bereaksidengan urea sehingga setelah proses pirolisisdihasilkan serbuk yang lebih homogen. Disamping itu,urea adalah bahan yang relatif murah dan mudahdiperoleh di pasaran. Jadi penelitian ini bertujuan untukmembuat prekusor komposit BSCCO/Ag yang memilikirapat arus kritis tinggi.METODE PERCOBAANPrekusor superkonduktor sistem BSCCO dibuatmelalui reaksi kimia dengan mencampurkan bahanpenyusun garam-garam nitrat, seperti : Bismut NitratBi(NO 3) 3, Timbal Nitrat Pb(NO 3) 2, Stronsium NitratSr(NO 3) 2, Kalsium Nitrat Ca(NO 3) 3, dan Tembaga NitratCu(NO 3) 2, pada perbandingan stokiometri unsurBi : Pb : Sr : Ca : Cu = 1,6 : 0,4 : 2 : 2 : 3.Sedangkan serbuk Ag 2O diperoleh dari STREMdengan kemurnian 99+ %. Proses pembuatan kompositBSCCO/Ag ini dapat ditunjukkan dalam diagram alir padaGambar 1.Garam-garam nitrat tersebut dicampur denganurea kemudian dipanaskan sambil diaduk sampai terjadipelarutan dan pengeringan kembali. Hasil pencampurantersebut dipirolisis pada suhu 300 o C, 500 o C, dan 700 o Cmasing-masing selama 1 jam yang bertujuan untukmenghilangkan zat-zat volatil (mudah menguap). Serbukkering hasil percampuran tersebut digerus denganmenggunakan mortar, kemudian dikalsinasi pada suhu800 o C selama 24 jam. Selanjutnya serbuk hasil kalsinasiGambar 1. Diagram alir proses pembuatan kompositBSCCO/Agdigerus kembali dan dicetak dalam bentuk pelet (silindris)berukuran diameter 15 mm dengan tekanan 8 ton.m -2 .Sampel-sampel yang telah dicetak tadi disinter pada suhu845 o C selama 72 jam di dalam aliran udara biasa. Sampelhasil sintering tersebut diuji sifat levitasinya, yaitudengan cara : sampel tersebut direndam ke dalamnitrogen cair selama 10 menit, kemudian satu per satudiletakkan di atas permukaan magnet permanen. Apabilasampel melayang di atas permukaan magnet tersebut,maka bahan tersebut diindikasikan sebagai bahansuperkonduktor dan begitu sebaliknya.Sampel-sampel tersebut digerus kembali,kemudian ditimbang 4 cuplikan dengan neraca analitikmasing-masing dengan berat 4 gram dan ditambahkanserbuk Ag 2O sebanyak 0%berat Ag ; 2,5%berat Ag ;5%berat Ag ; dan 10 %berat Ag yang selanjutnyaberturut-turut disebut dengan sampel BSCCO/Ag 0 %,BSCCO/Ag 2,5 %, BSCCO/Ag 5 %, danBSCCO/Ag 10 %. Keempat cuplikan yang telahditambahkanAg 2O tersebut dicetak kembali dalam bentukpelet (sampel silindris) berukuran diameter 15 mm dengantekanan 8 ton.m -2 dan disinter ulang pada suhu 845 o Cselama 72 jam di dalam udara biasa.Pengamatan strukturmikro sampel dilakukandengan bantuan SEM (Scanning Electron Microscope)merek Philip 515. Sedangkan kualitas dan kuantitasfasa-fasa yang ada di dalam sampel diamati denganteknik difraksi sinar-x. Alat yang digunakan adalahX-ray Diffractometer Shimadzu. Pengukuran poladifraksi sampel dilakukan dengan berkas sinar-x dari tubeanode Cu dengan panjang gelombang, l = 1,5406 Å,mode= continuous-scan, step size = 0,02°, dan timeper step = 0,5 detik. Rapat arus kritis Jc sampel diukur47


Jurnal Sains Materi IndonesiaIndonesian Journal of Materials Sciencedengan menggunakan Metode Four Point Probe(MFPP) [8]. Eksperimen tersebut dilakukan di PuslitbangIptek Bahan - BATAN. Pengukuran suhu transisi kritisTc ditentukan dengan suseptibilitas magnet terhadapsuhu yang dilakukan di Pusat Penelitian Fisika - LIPI.Vol. 6, No. 3, Juni 2005, hal : 46 - 51ISSN : 1411-1098pembentukan pasangan elektron (cooper pair) sangatbergantung pada suhu [10]. Apabila suhu T jauh dibawah Tc maka pair interaction energy ini akan semakinHASIL DAN PEMBAHASANSalah satu foto hasil pengujian efek Meissneruntuk mengetahui sifat superkonduktivitas sampeldiperlihatkan pada Gambar 2. Sedangkan hasil pengujianefek Meissner untuk keempat sampel ditunjukkan padaTabel 1.(a) BSCCO/Ag 0%Gambar 2. Efek Meissner dari sampel BSCCO/Ag 10%Tabel 1. Efek Meissner dari sampel BSCCO/Ag 10%Nama sampelPenambahanAg 2O( % berat Ag)Hasil pengujianefek Meissner(b) BSCCO/Ag 2,5%BSCCO/Ag 0 %BSCCO/Ag 2,5 %BSCCO/Ag 5 %BSCCO/Ag 10 %02,5510MelayangMelayangMelayangMelayangTampak pada Tabel 1 bahwa keempat sampelmelayang di atas permukaan magnet permanen SnCo.Hal ini menunjukkan bahwa apabila medan magnet luaryang diterapkan berubah terhadap waktu atau tetap,maka bahan ini akan memberikan respon efek perisai yangmenolak perubahan medan tersebut. Dalam keadaan inibahan bersifat diamagnetik sempurna dan lazim disebutbahan berada dalam kondisi Meissner.Suhu transisi kritis (Tc) keempat sampel iniditunjukkan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 diperlihatkanbahwa suseptibilitas magnet semakin bertambah denganmeningkatnya suhu. Berdasarkan pada teori BardeenCooper Schrieffer (BCS) bahwa apabila pada bahantersebut diterapkan medan magnet sebesar H maka halHini juga berarti pemberian energi sebesar 0 MdH kepada0bahan tersebut [9]. Sedangkan besarnya energi kinetikpasangan elektron yang sering disebut dengan pairinteraction energy, yaitu energi yang diperlukan untuk(c) BSCCO/Ag 5%(d) BSCCO/Ag 10%Gambar 3. Suseptibilitas magnet terhadap suhu48


Peningkatan Rapat Arus Kritis Superkonduktor BSCCO-2223 Dengan Penambahan Ag (Yustinus Purwamargapratala)besar. Apabila suhu T mendekati harga Tc maka besarnyapair interaction energy ini akan semakin kecil. Padaakhirnya besarnya energi eksternal H 0 MdH ini akan lebih0besar dari pair interaction energy, sehingga y terjaditransfer fasa dari keadaan superkonduksi ke keadaannormal. Dengan kata lain bahwa energi eksternal ini samadengan energi yang diperlukan untuk memutuskanikatan electron berpasangan (depairing) menjadielektron normal.Pada Gambar 3 tampak adanya dua transisi Tc,yaitu Tc untuk BSCCO-2223 dan BSCCO-2212 yangberturut turut disebut dengan fasa Tc tinggi (Tc FTT)dan fasa Tc rendah (Tc FTR). Nilai Tc FTT untuk sampelBSCCO/Ag 0 %, BSCCO/Ag 2,5 %, BSCCO/Ag 5 %, danBSCCO/Ag 10 % berturut-turut adalah 105 K, 105 K, 104K, dan 105 K. Sedangkan Tc FTR tampak sama yakni 80K. Tc FTT tampak relatif sama dengan bertambahnyakandungan Ag di dalam sampel. Hal ini menunjukkanbahwa penambahan Ag tidak mempengaruhi kestabilanfasa matrik BSCCO-2223. Hasil ini didukung lebihlanjut oleh pola difraksi sinar-x seperti yang ditunjukkanpada Gambar 4.Pada Gambar 4 terlihat bahwa kualitas maupunkuantitas BSCCO-2223 tidak berubah denganmeningkatnya kandungan Ag sampai 10 % di dalamsampel. Hal ini menunjukkan bahwa dengan suhusintering 845 o C ini, Ag tidak bereaksi dengan matrikBSCCO-2223. Hasil ini bersesuaian dengan penelitianyang dilakukan oleh Chiu [5] dan Dou [15] yangmelaporkan bahwa berdasarkan data DTA, suhu onsetmenuju partial melting untuk BSCCO murni adalah869 o C dengan puncak endotermik pada suhu 889 o C.Sedangkan campuran BSCCO yang mengandung 10 %berat Ag memiliki suhu onset menuju partial meltingpada 849 o C dengan puncak endotermik pada 865 o Cseperti yang terlihat pada Gambar 5.Gambar 5. Kurva DTA untuk BSCCO/Ag (0% dan 10%berat) [3]Gambar 4. Pola difraksi sinar-x sampel BSCCO/Ag denganpenambahan Ag(0–10%) () BSCCO fasa 2223, ()BSCCO fasa 2212, () Ag, dan (•) CuOIdentifikasi fasa-fasa pada Gambar 4 merujukpada makalah Chiu dan kawan-kawan [5],kemudian dikonfirmasi dengan database JCPDS -International Center for Diffraction Data (ICDD)tahun 1997 [11-14].Gambar 5 menunjukkan bahwa penambahanAg 2Omenurunkan suhu lebur (peritectic point) pada sistemini dari 889 o C menjadi 865 o C. Hal ini disebabkan titiklebur Ag 2O lebih rendah dari superkonduktor BSCCO.Penambahan Ag 2O juga dapat mengakibatkan terjadinyalarutan padat Ag 2O-PbO-CuO. Larutan padatAg 2O-PbO-CuO terdekomposisi pada suhu antara187 o C sampai dengan 450 o C dan stabil pada suhu diatas itu [3]. Apabila dekomposisi ini terjadi pada suhutinggi (suhu sintering), maka Ag 2O akan terdekomposisimenjadiAg. DanAg ini yang mempromosikan terjadinyadekomposisi fasa dari superkonduktor BSCCO ini.Namun apabila proses sintering ini dilakukan pada suhudibawah titik onsetnya (partial melting), maka Ag initidak akan bereaksi dengan matriksnya.Pada Gambar 4 tampak fasaAg semakin meningkatdan muncul pada sudut 2 = 38,12 o dan 44,28 o . Fasaimpuritas yaitu fasa CuO yang muncul pada sudut2 = 38,73 o diduga sebagai penyebab rendahnyaTc FTT ini. Dari hasil pengukuran Tc dan analisis XRD49


Jurnal Sains Materi IndonesiaIndonesian Journal of Materials Scienceini dapat ditarik kesimpulan bahwa kompositBSCCO/Ag ini sudah terbentuk.Gambar 6 memperlihatkan hasil pengukuran rapatarus kritis (Jc) sebagai fungsi penambahan persen beratAg. Tampak bahwa nilai rapat arus kritis (Jc) semakinmeningkat dengan bertambahnya kandungan Ag didalam sampel. Harga Jc untuk sampel BSCCO/Ag 0 %,BSCCO/Ag 2,5 %, BSCCO/Ag 5 %, danBSCCO/Ag 10 % berturut-turut adalah 3,3 x 10 6 Am -2 ;5,9 x 10 6 Am -2 ; 10,4 x 10 6 Am -2 ; dan 20,0 x 10 6 Am -2 .Vol. 6, No. 3, Juni 2005, hal : 46 - 51ISSN : 1411-1098(a)Gambar 6. Rapat arus kritis versus penambahan Ag didalam sampel(b)Jc dari komposit BSCCO/Ag yang dibuat denganmenggunakan pelarut garam cair urea ini tampakmeningkat dua kali lipat dibandingkan dengan Jc hasilpenelitian terdahulu, yaitu dari STREM [2].Ada beberapafaktor yang menyebabkan harga Jc naik, yaitu : porositasdan weak link, ukuran butir, keteraturan butir (grainaligment), dan fluks pinning [16-18].Hasil ini didukung oleh pengamatan strukturmikro dengan menggunakan SEM seperti yang terlihatpada Gambar 7. Pada Gambar 7 menunjukkan bahwastruktur seperti pelat (plate like) nampak jelas terlihat disemua sampel. Struktur seperti pelat (plate like) padasampel BSCCO/Ag 2,5 %, BSCCO/Ag 5 %, danBSCCO/Ag 10 % ini memiliki bentuk yang sama (similar)dengan sampel BSCCO/Ag 0 %. Dan struktur (plate like)ini nampak semakin besar dengan bertambahnyakandungan Ag di dalam sampel. Hal ini menunjukkanbahwa Ag dapat menghapuskan adanya isolasi di daerahweak link (eliminate the insulating weak link regions).Dengan demikian porositas dan sumber-sumber weaklink semakin berkurang.Faktor lainnya adalah besarnya ukuran butir.Pembuatan prekusor BSCCO dengan pelarut garam cairurea ini cenderung memperoleh ukuran butiryang relatif lebih kecil dibandingkan dengan reaksipadatan [6, 7, 16]. Semakin kecil ukuran butirnya semakinbesar luas permukaan kontak antara butir satu denganbutir yang lain, akibatnya kerapatan bahan danJc meningkat [16].Keteraturan butiran (grain aligment) padaumumnya dapat diperoleh dari hasil proses pelelehan(c)(d)Gambar 7. Strukturmikro dari sampel(a) BSCCO/Ag 0%, (b) BSCCO/Ag 2,5%,(c) BSCCO/Ag 5%, (d) BSCCO/Ag 10%,bahan (melting process) [17]. Kemudian faktor yangterakhir adalah adanya fluks pinning yang cukup kuat.Arus yang mengalir dalam bahan superkonduktor akanmenimbulkan rapat gaya Lorentz (F L) pada sistem vortex.50


Peningkatan Rapat Arus Kritis Superkonduktor BSCCO-2223 Dengan Penambahan Ag (Yustinus Purwamargapratala)Akibatnya vortex dalam keadaan bebas ini akanmenimbulkan transport listrik yang disipatif. Sehinggagerakan vortex ini perlu dicegah. Untuk itu diperlukanpinning untuk mencegah gerak vortex ini. Sumberpinning ini dapat berupa cacat kristal yang disebabkanoleh impuritas. Pada Gambar 4 jelas terlihat adanya fasaimpuritas, yaitu CuO dan Ag. CuO dan Ag yang dimilikioleh komposit superkonduktor ini ternyata efektifsebagai sumber pinning yang kuat untuk menahangerakan vortex (flux line) tersebut [18-19].KESIMPULANPembuatan komposit BSCCO/Ag denganpenambahan 0 %beratAg; 2,5 %berat Ag ; 5 %berat Ag;dan 10 %berat Ag ke dalam matriks superkonduktorBSCCO-2223 yang disinter pada suhu 845 o C selama72 jam telah berhasil dilakukan. Nilai Tc FTT relatif samadengan penambahan Ag 0%berat sampai dengan10 %berat. Penambahan Ag ini tidak mempengaruhikestabilan matriks BSCCO-2223. Harga Jc meningkatdengan penambahan Ag sebanyak 0 %berat sampaidengan 10 % berat. Ag dapat menghapuskan isolasi didaerah weak link. Hal ini terlihat dari struktur sepertipelat (plate like) yang semakin membesar.UCAPAN TERIMAKASIHPenulis mengucapkan terimakasih kepada BapakDrs. Gunandjar, S.U. selaku Kepala Puslitbang IptekBahan BATAN, almarhum DR. Wuryanto sebagai peloporkemajuan kelompok superkonduktor, kepada DR. Ridwanselaku Kepala Bidang Bahan Maju P3IB BATAN yangtelah memberikan kesempatan untuk penelitian,Dra. Grace Tj. Sulungbudi, dan kepada semua pihak yangtelah membantu dalam kelancaran penulisan makalah ini.DAFTARACUAN[1]. WINATAPURA, D.S., WISNU,A.A., Jurnal SainsMateri Indonesia, 1(3) (2000) 21-26[2]. YUSTINUS, P., WISNU ARI ADI, Interaksi Agdengan Superkonduktor BSCCO Fasa 2223, sedangdalam proses penerbitan pada Jurnal TeknikMesin Trisakti.[3]. SARKAR, A.K., MAARTENSE, I., PETERSON,T.L., J. Mater. Res., 7 (1992) 1672[4]. MURAKAMI, M., Supercond. Sci. Technol. 5(1992)185-203[5]. CHIU, Y.D., LEI, T.S., KAO, C.H., Journal ofMaterials Science, 29 (1994), 2678 – 2682[6]. YUSTINUS P, IDRAGUNAWAN, WURYANTO,Pembuatan Komposit YBCO-123/Ag MelaluiPelarut Garam Cair Urea, Pertemuan dan PresentasiIlmiah Penelitioan Dasar Ilmu Pengetahuan danTeknologi Nuklir, PPNY - BATAN, Buku II, (1996)85-91[7]. WURYANTO, Sintesis SuperkonduktorYBa 2Cu 3O 7-xMelalui Prekusor Hasil Pirolisis GaramCair Urea dan Ammonium Nitrat, ProsidingSeminar Pertemuan dan Presentasi IlmiahPenelitian Dasar dan Ilmu Pengetahuan danTeknologi Nuklir, Yogyakarta, (1994)[8]. WISNUARIADI,ENGKIR SUKIRMAN, DIDIN S.WINATAPURA, GRACE TJ. SULUNGBUDI,Majalah BATAN, XXXIV (1/2) (2001) 15-30[9]. ROSE-INNES, A.C., RHODERICK, E.H.,Introduction to Superconductivity, PergamonPress, Oxford, (1969) 92-110[10]. BUCKEL, W., Superconductivity, VCH PublisherInc., New York, (1991) 112-159[11]. PANDEY, D., et al., Physica C, Superconductivity,173 (1991) 476[12]. WEST, A., University of Aberdeen, Old Aberdeen,Scotland, ICDD Grant-in-Aid (1990)[13]. SWANSON, TATGE, Natl. Bur. Stand. (U.S.), Ciro,539 (1) (1953) 23[14]. MARTIN, K., MCCARTHY, G., North Dakota StateUniv., Fargo, ND, USA, ICDD Grant-inAid, (1991)[15]. DOU,S.X.,SONG,K.H.,LIU,H.K.,SORRELL,C.C.,APPERLEY, M.H., GOUCH,A.J., SAVVIDES, N.,HENSLEY, D.W., Physica C, 160 (1989) 533-540[16]. WISNU ARI ADI, GRACE TJ. S., DIDIN S.WINATAPURA, E. SUKIRMAN, ARIHANDAYANI dan OCTAVIANUS, Jurnal SainsMateri Indonesia, 4(3) (2003) 8-14[17]. WISNU ARI ADI, E. SUKIRMAN, DIDIN S. W.,GRACE TJ. S., M. RIFAI M. dan RIDWAN, JurnalSains Materi Indonesia, 3(3) (2002) 9-14[18]. WISNUARIADI,ENGKIR SUKIRMAN, DIDIN S.WINATAPURAdan GRACE TJ. SULUNGBUDI,Jurnal Sains Materi Indonesia, 3(1) (2001) 38-44.[19]. ROSE-INNES, A.C., RHODERICK, E.H.,Introduction to Superconductivity, PergamonPress, Oxford, (1969) 92-11051

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!