12.07.2015 Views

SEMANGAT MENGAJAK KEBAIKAN oleh ... - Kemenag Sumsel

SEMANGAT MENGAJAK KEBAIKAN oleh ... - Kemenag Sumsel

SEMANGAT MENGAJAK KEBAIKAN oleh ... - Kemenag Sumsel

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bilamana seorang muslim berhasil menyesuaikan ambisi hidupnya dengan ambisi hidup NabiMuhammad shollallahu ‟alaih wa sallam, niscaya ia akan menjadi seorang muslim yang selalubersemangat mengajak manusia ke jalan Allah subhaanahu wa ta‟aala. Ambisi utama Nabi kitaMuhammad shollallahu ‟alaih wa sallam dalam hidupnya di dunia yang fana ini ialahmenginginkan keimanan dan keselamatan atas manusia.”Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa <strong>oleh</strong>nyapenderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu.” (QS AtTaubah ayat128)Setiap manusia yang berjumpa dengan Nabi Muhammad shollallahu ‟alaih wa sallamdiperlakukan <strong>oleh</strong> beliau sebagai sasaran da‟wah. Nabi shollallahu ‟alaih wa sallam tidak pernahmelewatkan satupun kesempatan berjumpa dengan manusia kecuali orang itu diajaknyamengikuti jalan Allah ta‟aala. Beliau sangat ingin agar setiap manusia merasakan manis danlezatnya iman dan Islam. Beliau sangat yakin bahwa hanya dengan menempuh jalan Allahta‟aala sajalah seseorang bakal selamat hidupnya di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, Nabishollallahu ‟alaih wa sallam membangkitkan semangat agar ummatnya seperti beliau dalammengajak manusia ke jalan Allah ta‟aala.‏(ه ع قفتم)‏“Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk-hidayah kepada seseorang karena ajakanmu,maka itu lebih menguntungkan bagimu daripada mendapat onta merah.” (Bukhary-Muslim)Jika kita renungkan hadits di atas, maka pasti seorang muslim akan bersemangat mengajak


manusia agar memper<strong>oleh</strong> hidayah Allah ta‟aala. Bayangkan, bila kita sukses mengajakseseorang sehingga Allah ta‟aala izinkan orang itu memper<strong>oleh</strong> hidayah-Nya, maka bagi kitayang mengajak dijamin bakal memper<strong>oleh</strong> reward berupa sesuatu yang lebih baik daripadaseekor onta merah..! Onta merah merupakan kendaraan yang dinilai paling mewah di zamanNabi shollallahu ‟alaih wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‟anhum. Mungkin kalau dizaman kita sekarang seperti mobil Jaguar, Rolls Royce atau bahkan Maybach yang kononharganya mencapai dua puluh miliar rupiah per unit..!Bilamana Nabi Muhammad shollallahu ‟alaih wa sallam berjumpa dengan seorang non-muslimbeliau segera mengucapkan kalimat ajakan da‟wah penuh cinta kasih yang singkat, jelas danbermakna:”Masuk Islam-lah, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan di akhirat.” (HR Ibnu Majah 1/95)Seorang sahabat Nabi shollallahu ‟alaih wa sallam bernama Adi bin Hatim radhiyallahu ‟anhumenceritakan bagaimana ia ketika pertama kali berjumpa dengan Nabi shollallahu ‟alaih wasallam. Saat itu ia masih beragama Nasrani. Ketika berjumpa dengan Nabi shollallahu ‟alaih wasallam, maka kalimat pertama yang langsung disampaikan Rasulullah shollallahu ‟alaih wasallam kepadanya adalah kalimat di atas. Jadi tanpa keraguan bahkan penuh cinta dan keyakinan,Nabi shollallahu ‟alaih wa sallam mengajak Adi bin Hatim radhiyallahu ‟anhu untuk langsungmemeluk agama Islam dengan jaminan bakal selamat di dunia dan di akhirat.Seyogyanya seorang muslim berusaha mengikuti semangat dan langkah da‟wah yangdicontohkan Rasulullah shollallahu ‟alaih wa sallam. Hendaknya kita berusaha menyingkirkansegenap keraguan dan keengganan kita mengajak siapapun ke jalan keselamatan Islam. Denganselalu mengingat betapa besarnya karunia iman dan Islam bagi kehidupan seseorang. Justru jikakita sudah mengajak orang lain ke jalan Allah ta‟aala berarti kita telah memenuhi hak asasinyasebagai seorang manusia sekaligus hamba Allah ta‟aala. Hak asasinya untuk mendengar seruankebenaran untuk selanjutnya bebas memilih menyambutnya atau mengingkarinya. Soal iaakhirnya beriman atau tidak itu bukan urusan kita. Yang penting kewajiban kita telah gugurdengan kita sudah berda‟wah mengajak mereka ke jalan Allah ta‟aala. Sebab pada akhirnya hakmemberikan hidayah atau membiarkan seseorang tetap sesat adalah hak dan kuasa Alllah ta‟aala.” Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS AnNahl ayat125)


Inilah hakekat ummat Islam menjadi Rahmatan lil „aalamiin (rahmat bagi segenap alam).Alangkah jauhnya dari berperan menjadi rahmat bilamana ummat Islam yang telah memper<strong>oleh</strong>ni‟mat paling istimewa, yakni ni‟mat iman dan Islam, kemudian tidak peduli dengan nasib fihaklain yang hidupnya belum mengikuti petunjuk-hidayah Allah ta‟aala. Alangkah bakhilnya kitaterhadap urusan iman dan masuk surga. Alangkah egoisnya kita bilamana kita tahu dan yakinbahwa iman dan Islam ini akan menyelamatkan kita di alam kubur apalagi di akhirat kelak nanti,sedangkan teman kerja kita, atau tetangga kita, bahkan saudara kita yang bukan muslim, bakalcelaka di alam kuburnya serta di akhirat nanti. Namun kita sama sekali tidak berupayamenyelamatkan mereka semata karena kita lebih memperhatikan kemaslahatan kondisi perasaankita dan mengabaikan kewajiban kita berda‟wah.Alangkah ironisnya bila kita melihat berbagai fihak dan kelompok lain demikian bersemangatdalam menyebarkan misi ajarannya padahal mereka sesungguhnya dalam kesesatan. Sedangkankita yang sejatinya berada dalam kebenaran dan rahmat Allah ta‟aala justru tidak berfikir danberusaha menyebarkan ajaran Allah ta‟aala yang sebenarnya bakal menyelamatkan siapapunyang mau menerima undanganNya...!Ya Allah, limpahkanlah penghargaan dan kehormatan setinggi-tingginya melalui sholawat dansalam kami bagi NabiMu Muhammad shollallahu ‟alaih wa sallam, da‟i sempurna teladan kami,yang telah menunjukkan kepada kami jalan keimanan dan keselamatan hakiki...Walhamdulillah...

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!