12.07.2015 Views

indonesia - australia forest carbon partnership (iafcp)

indonesia - australia forest carbon partnership (iafcp)

indonesia - australia forest carbon partnership (iafcp)

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

II. KOMPONEN PROGRAM1. Dukungan bagi pembangunan Kerangka Kerja Nasional REDD termasuk terhadapPokja REDD antar instansi pemerintah.2. Dukungan bagi pengembangan dan penerapan metodologi awal REDD danKegiatan Percontohan (Demonstration Activity).3. Dukungan bagi pengembangan penilaian dan pemantauan hutan dan karbon hutankhususnya untuk mendukung implementasi Kegiatan Percontohan dan peningkatansistem penilaian dan pemantauan hutan di Indonesia.4. Dukungan bagi peningkatan tata kelola kehutanan dan pengelolaan hutankemasyarakatan khusunya untuk mendukung implementasi Kegiatan Percontohan.5. Dukungan bagi pencegahan kebakaran dan peningkatan pengelolaan lahan gambutbagi pengurangan emisi GRK serta implementasi Kegiatan Percontohan.


IV. STRUKTUR ORGANISASI IAFCP


V. PENGEMBANGAN KEGIATAN DEMONSTRASI1. Kalimantan Forest and Climate Partnership (KFCP):- Kegiatan demonstrasi pertama.- Difokuskan pada pengurangan emisi dari lahan hutan rawagambut.- Lokasi eks areal PLG 1 Juta Ha, Kabupaten Kapuas, ProvinsiKalimantan Tengah.2. Demonstrasi REDD Kedua- Kegiatan demonstrasi kedua.- Difokuskan pada pengurangan emisi dari lahan hutan non rawagambut(tanah mineral).- Lokasi sedang dalam proses penjajagan.


- Tujuan :VI. KALIMANTAN FOREST AND CLIMATEPARTNERSHIP (KFCP)+ Uji coba metoda yang kredible, adil dan efektif pengurangan emisiGRK dari de<strong>forest</strong>asi dan degradasi hutan (REDD) di lahan gambut.+ Sebagai kontribusi Indonesia dan Australia dalam perjanjian globalperubahan iklim paska 2012.+ Memungkinkan partisipasi Indonesia secara nyata dalam pasarkarbon internasional di masa mendatang.- Dokumen Rancangan Kegiatan telah selesai dan disepakati padaPertemuan Komite Pengarah Februari 2009 setelah melalui konsultasiekstensif dan kajian intensif melibatkan para pemangku kepentingandari Pemerintah Indonesia dan Australia.


KFCP (Lanjutan 1)- Komponen kegiatan utama, yaitu :+ Pengurangan emisi dari de<strong>forest</strong>asi dan degradasi hutan rawa gambut antaralain : sosialisasi REDD, perubahan perilaku, restorasi lahan gambut,re<strong>forest</strong>asi, pemantauan GRK dan mekanisme pembayaran.+ Pemantauan,pengukuran dan penetapan baseline emisi GRK yangdiintegrasikan dengan pengembangan FRIS/NCASI.+ Pengembangan mekanisme pembayaran REDD insentif yang praktisdan efektif.+ Peningkatan kapasitas manajemen dan teknis REDD sertakesiapannya di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatam dan desa.


KFCP (Lanjutan 2)- Lokasi dan Luas :+ Berada dalam satu kesatuan kubah gambut seluas 120.000 Ha pada bagianUtara eks PPLG 1 Juta Ha. Sebagian besar areal mempunyai kedalamangambut lebih dari 3 meter yang sangat sensitif terhadap gangguan.+ Sebagian areal di Blok A bagian Utara dengan kondisi berupa hutancampuran bekas tebangan dan hutan rawa gambut yang telah rusakserta areal terbuka. Sebagian areal lainnya di Blok E dengan kondisi hutanrawa gambut yang cukup utuh.+ Seluruh areal barada di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah,yang sebagian besar berada di Kecamatan Mentangai dan sebagian kecildi Kecamatan Timpah.


LOKASI KFCP


KFCP (Lanjutan 3)- Tahapan Kegiatan :+ Penetapan baseline/tingkat emisi referensi (BAU dan prediksi) untuk wilayah KFCPdan Kabupten Kapuas dan berkontribusi untuk wilayah provinsi.+ Pelaksanaan pengurangan emisi: pengendalian kebakaran; pembasahan gambut;re-vegetasi; pengembangan mata pencaharian alternatif yang ekonomis dan rendahemisi.+ Pengukuran dan verifikasi: menguji coba dan mengembangkan teknologi-teknologiuntuk pemantauan emisi; mengukur reduksi; memonitor keberhasilan tahunan gunamengevaluasi kredit yang dihasilkan.+ Pendistribusian pembayaran insentif: berdasarkan kinerja dan jasa yg diberikanoleh pemangku kepentingan a.l. masyarakat lokal, pemerintah daerah(provinsi/kabupaten) dan atau pihak swasta lainnya.+ Pengembangan kapasitas kelembagaan di daerah guna mengimplementasikanREDD.


EMISI GRK DARI LAHAN GAMBUT- Sebagian besar emisi GRK berasal darilahan gambut.- Metodologi untuk menghitung emisimasih belum jelas.- Pengeringan lahan gambut >degradasi>oksidasi > kebakaran.- Kebakaran di gambut yang terdegradasipenyebab utama emisi.- Rehabilitasi lahan gambut merupakanpeluang yang signifikan untuk mencapaitarget REDD.


PENANGANAN SECARA FISIK DAN EKOLOGI- Pencegahan dan pengendaliankebakaran.- Restorasi sistem hidrologi- Penanaman kembali dan restorasidengan jenis-jenis vegetasiyang tepat.


REHABILITASI LAHAN GAMBUTKondisi lahan gambut yangdiharapkan setelahrehabilitasi :- Tutupan hutan/vegetasimeningkat.- Permukaan air gambutpada tingkat yang dapatmencegah prosesdegradasi dan oksidasi.


KFCP (Lanjutan 4)- Beberapa Progres Awal Kegiatan :+ Komponen 1, Pengurangan emisi :> Survei dasar tentang hutan, lahan gambut dan sosial-ekonomi telah dilakukan.> Strategi untuk rehabilitasi hidrologi lahan gambut kritis telah dibuat.> Tim pemantau hidrologi dan vegetasi telah dibentuk.> Pemantauan vegetasi sedang berlangsung.> Rincian program peningkatan kehidupan masyarakat (karet dan gemur) telah tersusun.> Proses amdal sedang berlangsung.+ Komponen 2, Pemantauan,pengukuran dan penetapan baseline emisi :> Pertemuan kedua Kelompok Kerja Teknis GRK sudah dilaksanakan.> Kajian metodologi pengukuran dan penetapan baseline sedang berlangsung.> Monitorng gambut dan permukaan air sedang berlangsung.> Tender untuk survey LIDAR telah disiapkan.+ Komponen 3, Pengembangan mekanisme pembayaran :> Trust fund untuk pendanaan pembayaran insentif REDD telah terbentuk (AUD. 8,4 Juta).> Rancangan TOR untuk mekanisme pembayaran dan tata kelola kelompok kerja sedang disiapkan.> Model pengusahaan REDD yang dikaitkan dengan pengembangan KPH sdg dlm proses.+ Komponen 4, Peningkatan kapasitas manajemen dan teknis REDD serta kesiapan daerah :> Koordinator KFCP dan posisi-posisi kunci lainnya telah tersedia.> Pengaturan kerja dengan Pemerintah Kabupaten Kapuas telah dibuat.> Model KPH sedang dalam prose.> GIS dan data base telah tersusun. >. Strategi komunikasi sedang dalam pengembangan.


VII. DEMONSTRASI REDD KEDUA- Tujuan :+ Uji coba metoda yang kredible, adil dan efektif pengurangan emisi GRK daride<strong>forest</strong>asi dan degradasi hutan (REDD) di lahan non-gambut.+ Sebagai kontribusi Indonesia dan Australia dalam perjanjian global perubahan iklimpaska 2012.+ Memungkinkan partisipasi Indonesia secara nyata dalam pasar karbon internasionaldi masa mendatang.- Perkembangan Kegiatan :+ Analisa awal, konsultasi dan survei lapangan telah dilakukan di beberapa tempat.+ Persiapan penyusunan rancangan kegiatan dan konsep pengembangan dalamproses.+ Pengusulan alokasi pendanaan sebesar kurang lebih sama dengan KFCP sedangdalam proses.


KONDISI AREAL YANG DIUSULKANPenebangan liar dan perambahanpenyebab utama de<strong>forest</strong>asiHutan produksi dengan kualitas baik dantidak terkelola secara benar merupakanlokasi uji coba REDD yang ideal.


VIII. KESIMPULAN1. Kerjasama Indonesia – Australia tentang Kabon Hutan (IAFCP) merupakanmanisfestasi komitmen kedua negara dalam mengatasi masalah perubahan iklimglobal.2. Hasil kerjasama akan menjadi kontribusi yang signifikan terhadap proses negosiasiinternasional dalam mengembangkan mekanisme REDD.3. Tujuan kerjasama mendukung pencapaian pengurangan emisi GRK di Indonesiasecara signifikan dan efektif melalui pengurangan de<strong>forest</strong>asi, mendorong re<strong>forest</strong>asidan meningkatkan pengelolaan hutan secara lestari.4. KFCP merupakan lokasi uji coba (Demonstration Activity) REDD pertama yangdifokuskan pada lahan hutan rawa gambut. Sementara lokasi uji coba kedua akandifokuskan pada lahan hutan tanah mineral (non rawa gambut).


Terima Kasih

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!