12.07.2015 Views

0.6 MB - Center for International Forestry Research

0.6 MB - Center for International Forestry Research

0.6 MB - Center for International Forestry Research

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Manuel Boissière et al. : Pentingnya Sumberdaya Alam bagi Masyarakat Lokal di Papua 93(Aquilaria sp.), dan lain-lainnya. Masyarakat kelihatannya tidak mempunyai larangan dalamberburu atau pengumpulan sumber-sumber daya alam tersebut. Tetapi larangan dan tabuditerapkan untuk beberapa daerah seperti di pegunungan Foja misalnya bertujuan untukpengelolaan. Demikian juga untuk tipe lanskap seperti danau-danau dan sungai-sungai dimana perburuan buaya dikelola oleh masyarakat. Sekarang masyarakat mengikuti peraturanyang pernah dibuat oleh proyek FAO mengenai batasan ukuran maksimum buaya yangdiburu untuk melindungi kelompok buaya yang mampu berkembang biak (18 CBWI, atauCommercial Belly Width Inches, lihat Frazier 1990). Mereka menyebutnya sebagai aturanadat yang baru. Hal ini menunjukkan adanya integrasi peraturan yang baik ke dalam sistemsosial setempat. Ketika masyarakat melanggar peraturan tersebut termasuk berburu didaerah-daerah larangan tersebut, mereka akan dihukum. Umumnya hukuman bagipelanggar aturan adat tersebut berupa pengucilan. Tipe lanskap lain yang terlarang adalahhutan-hutan larangan yang umumnya terletak di sekitar mata air. Menurut mereka kawasantersebut adalah tempat bersemayamnya arwah para leluhur dan masyarakat tidak dapatpergi ke sana tanpa upacara tertentu. Orang luar diperingatkan untuk tidak pergi ketempat-tempat seperti itu.KESIMPULANBagaimana mengintegrasikan kepentingan lokal dengan masalahkonservasi?Hasil studi di Papasena memberikan banyak in<strong>for</strong>masi mengenai nilai kepentinganyang diberikan oleh masyarakat terhadap masing-masing unit lanskap, sumber daya hutandan persepsi mereka terhadap ancaman bagi keanekaragaman hayati, dan peranannya untukmasa depan serta untuk pengelolaan wilayah Papasena.Pemetaan partisipatif berguna untuk mengenali berbagai jenis lanskap, sumbersumberdaya alam utama dan distribusi geographisnya. Untuk membagi in<strong>for</strong>masi tersebutdengan kami, masyarakat lokal harus mengenali semua istilah yang berhubungan denganlanskap mereka dan menjelaskannya kepada kami. Bahasa Papasena adalah bahasa yangkompleks, kadang-kadang ada lebih dari satu istilah diberikan untuk satu jenis tanaman,kategori tanaman atau kegunaan dari lanskap. Menurut in<strong>for</strong>man masyarakat asli di desatersebut menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dapat berbeda untuk memberikanpenamaan terhadap sumber daya alam tertentu, sehingga perbedaan tersebut membuatpekerjaan menjadi rumit.Selanjutnya, pengetahuan mengenai lanskap tidak sama diantara kaum pria danperempuan. Kelompok laki-laki dalam pemetaan menerangkan dan menggambar dengancepat sebagian besar wilayahnya, meskipun secara kasar. Sebaliknya kaum perempuanwalaupun lebih lambat dalam kegiatan pemetaan tersebut, tetapi mereka mempunyaipengetahuan yang lebih terperinci untuk semua unit lanskap yang terdapat di sekitar desatermasuk mengenai kepemilikan dan pola penggunaan lahannya. Untuk mendapatkanin<strong>for</strong>masi dari kaum perempuan mengenai lanskap yang terletak jauh dari desa diperlukanwaktu yang lebih lama dibandingkan dengan kaum pria, karena umumnya, kaumJournal of Tropical Ethnobiology Vol I (2) : 76 - 95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!