12.07.2015 Views

0.6 MB - Center for International Forestry Research

0.6 MB - Center for International Forestry Research

0.6 MB - Center for International Forestry Research

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

86 Manuel Boissière et al. : Pentingnya Sumberdaya Alam bagi Masyarakat Lokal di Papuasama yaitu sebesar 12,0%. Secara umum masyarakat desa Papasena memiliki tradisi danpengetahuan yang cukup tentang hutan, tumbuhan dan binatang.Pada tabel 2 di atas menunjukkan pula bahwa unit lanskap terpenting berikutnyaadalah danau (12,3%) dan gunung (11,5%). Danau menghasilkan produk-produk yangdapat dijual dan merupakan sumber utama protein hewani bagi masyarakat (buaya danikan). Menurut laki-laki dan perempuan, nilai kepentingan danau hampir sama (Gambar 3),karena semua orang di desa mengetahui nilainya yaitu sebagai sumber bahan makanan danproduk-produk yang dihasilkannya bisa dijual. Danau juga dinilai baik untuk tempatrekreasi oleh laki-laki muda dan dianggap sebagai sumber makanan yang penting di masadepan.Asumsi yang menyatakan bahwa melimpahnya bahan makanan dan tanaman bergunayang terdapat di dekat desa serta letak gunung yang jauh dari desa, menyebabkanmasyarakat jarang mengunjungi daerah gunung. Ternyata asumsi tersebut salah, masyarakatmenyatakan bahwa mereka sering pergi ke gunung untuk berburu atau mengumpulkangetah damar. Nilai kepentingan unit lanskap gunung yang tinggi nampaknya terkait dengankepentingan kultural, dan tersedianya beberapa sumber daya alam khusus seperti getahdamar, burung cenderawasih, dan lainnya yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.Melalui berbagai prosedur <strong>for</strong>mal yang dilanjutkan dengan berbagai diskusi, jelasbahwa pegunungan Foja memiliki kepentingan religius dan kultural bagi marga Kawena darisuku Batero, yang berasal pegunungan tersebut. Walaupun mereka tidak mau lagi menetapdi gunung tersebut, tetapi mereka memiliki hubungan yang kuat dengan daerah tersebut.Sebagian masyarakat menceritakan asal-usul mereka dan perjalanan ke daerah pegununganyang mereka ungkapkan bagaikan dongeng. Pegunungan digambarkan sebagai daerah yangmenyerupai “surga”, suatu daerah dengan hutan yang menawan dengan banyak sumberdaya alam, berbagai burung, kangguru dan kuskus yang tidak dapat ditemukan di dataran.Kami pun mencatat bahwa suku Batero khawatir setiap kali ada orang luar yang tertarikdengan pegunungan Foja.Tiga tipe lahan terpenting lainnya adalah kampung (10,0%), dusun sagu (9,5%) dansungai (9,3%). Di dalam dan sekitar kampung masyarakat dapat menemukan beberapa jenistumbuhan yang digunakan sebagai bahan-bahan untuk peralatan berburu dan bahan obatobatan,dan mereka juga menilai kampung sebagai tempat rekreasi.Dusun sagu mempunyai nilai kepentingan yang tinggi karena sagu merupakanmakanan pokok masyarakat Mamberamo. Budidaya tanaman sagu umumnya dilakukanoleh para perempuan, sehingga kelompok ini menilai bahwa dusun sagu merupakan tipelahan terpenting. Menurut masyarakat, tanaman sagu tumbuh di lahan-lahan yangumumnya berawa-rawa dan letaknya berdekatan dengan desa. Sistem kepemilikan dusunsagu memiliki aturan yang ketat. Lain halnya dengan kepemilikan kebun yang ditanami ubijalar, singkong, pisang, dan sayuran, pada umumnya dibuat di lahan yang lebih kering,pemanfaatannya tidak diperlukan izin dari pemilik lahan dan hampir tidak ada kompetisiuntuk pembukaan lahan kebun tersebut.Mungkin agak mengherankan bahwa masyarakat desa Papasena merupakan petaniyang sangat bergantung pada hasil kebunnya, namun nilai rata-rata kepentingan dari kebunhanya menduduki urutan kedelapan. Namun, perempuan menilai tipe lahan ini dua kaliJournal of Tropical Ethnobiology Vol I (2) : 76 - 95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!