12.07.2015 Views

Kerangka analisis kebijakan yang terkait dengan mutu ... - KMPK

Kerangka analisis kebijakan yang terkait dengan mutu ... - KMPK

Kerangka analisis kebijakan yang terkait dengan mutu ... - KMPK

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerangka</strong> <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong><strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong><strong>mutu</strong> pelayanan kesehatanBahan bacaan: Public PolicyAnalysis (William Dunn, 2003)1


Tujuan <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>Menyediakan informasi <strong>yang</strong> dapatdigunakan oleh pembuat <strong>kebijakan</strong> untukmemberikan penilaian <strong>yang</strong> beralasandalam merumuskan solusi terhadapmasalah-masalah <strong>yang</strong> praktikalAsal kata policy: Politia (Latin): theconduct of public affairs or theadministration of government2


SejarahAsal muasal:Abad 21 SM: Mesopotamia: kesadaran perlunya<strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>The code of Hammurabi (Babilon, Abad 18 SM)Analisis <strong>kebijakan</strong> menggunakan mistik, ritual,okultisme untuk meramalkan masa depanSpesialis simbol pada abad 4 SM:– Kautilya (India): mengemukakan Arthashastra: suatupedoman sistematis dalam perumusan <strong>kebijakan</strong>,<strong>yang</strong> dikaitkan <strong>dengan</strong> ekonomi– Plato: raja seharusnya adalah seorang filsuf– Aristoteles : Politics and Ethics3


Abad pertengahan:– Professional politicians: pengaruh pemuka agama, dan ilmuwanRevolusi industri (abad 18):– Ilmu dan tehnologi semakin dominan pengaruhnya terhadappembuat <strong>kebijakan</strong>kAbad 19:– Mackenzie (1850): pentingnya metoda kuantitatif dan empirikdalam perumusan <strong>kebijakan</strong>– Berkembangnya disiplin statistik dan demografi– Penelitian <strong>kebijakan</strong> (policy research) mulai dilakukan– Manchester Society, London Society (Thomas Maltus), Sir JohnSinclair, Adolphe Quetelet (Belgia), Frederick Le Play (Perancis),Erns Engel (Jerman), Henry Mayhew dan Charles Booth(Inggris)– Tidak lagi berdasar otoritas, ritual, filosofi, tetapi berdasarkanobservasi empiris4


Perkembangan lebih lanjut adalah berkembangnya disiplin ilmusosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan administrasi publik menjaditantangan dalam memahami dan mengendalikan komplesitas darimasyarakat.Abad 20:– Berkembangnya analis <strong>kebijakan</strong> k dan penelitian <strong>kebijakan</strong> k (postindustrial society):Berpusat pada pengetahuan teoritisBerkembangnya tehnologi baru: matematis, ekonometrik, simulasi, berbagaibentuk <strong>analisis</strong> sistemMunculnya kelompok-kelompok profesionalPerubahan dari produksi ke pelayananIlmu sosial sebagai instrumen untuk mengendalikan manusia danlingkungannyagugaPentingnya informasi– Lawrence Lowell (1910): Mempelajari <strong>kebijakan</strong> tidak hanya dari studipustaka tetapi melalui observasi dan kontribusi dari ilmuwan– Profesionalisasi ilmu sosial: ilmu politik, administrasi publik, ekonomi,dan disiplin ilmu sosial <strong>yang</strong> lain– Mereka diminta untuk melakukan investigasi adanya masalah<strong>kebijakan</strong>, dan merumuskan alternatif solusi <strong>yang</strong> potensial (tidakmelakukan testing terhadap alternatif maupun mengembangkan gmodel<strong>kebijakan</strong> dan eksperimentasi sosial)5


Abad 20 (lanjutan):– Perkembangan selanjutnya tujuan dari ilmu <strong>kebijakan</strong> tidakhanya memprediksi melalui penelitian ilmiah apa <strong>yang</strong>seharusnya terjadi, tetapi juga memberikan kontribusidibakukannya kondisi <strong>yang</strong> mendukung kesejahteraan umatmanusia– Tokoh-tokoh: Max Weber, Karl Manheim– Disadari keterbatasan dari metoda empirik: metoda empirik tidakdapat menjelaskan apa <strong>yang</strong> seharusnya dilakukan, tetapi hanyamenjelaskan apa <strong>yang</strong> dapat dilakukan, dan dalam keadaantertentu apa <strong>yang</strong> sebaiknya dilakukan– Berkembangnya pengaruh analis <strong>kebijakan</strong> dalam pengambilankeputusan <strong>kebijakan</strong> k (sudut pandang technocratic ti guidance: shiftpower dari pembuat <strong>kebijakan</strong> kepada analis <strong>kebijakan</strong> vs sudutpandang technocratic counsel: analis <strong>kebijakan</strong> memperkuatpower dari pengambil <strong>kebijakan</strong>)6


Sejarah <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>:Abad 19:Metoda kuantitatif (empirik) : Mackenzie (1850)Disiplin statistik dan demografiBerkembangnya penelitian empirikTumbuhnya stabilitas politikPolicy research mulai dilakukanObservasi empiris menjadi dasar bukan otoritas, ritual,filosofi, mistik. Berkembang: sosiologi, ekonomi, ilmuPolitik, administrasi publikAbad 20: Profesionalisasi ilmu sosialKesadaran keterbatasan metoda empirik, berkembangPendekatan normatifKebijakan harus bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusiaBerkembangnya post-industrial t i societyEmpirikEmpirik,normatifPengaruh ilmuwanAgama, investorRevolusi industri (abad 18):Ilmu dan tehnologi semakin dominan berpengaruhTerhadap pembuat <strong>kebijakan</strong>Ritual, mistikAbad pertengahan: professional politicians:Pengaruh ilmuwan, investor dan pemuka agama dalam politikAbad 21 SM : first legal code (Mesopotamia,Ur)Aristoteles (384-322 SM), Confusius (551-479 SM), Kautilya (300 SM): risalat klasik politik dan pemerintahanCode Hammurabi (Babylon, abda 18 SM): publ;ic order <strong>yang</strong> adil dan disepakati bersamaAbad 4 SM : spesialis simbol : <strong>analisis</strong> berdasarkan magik, mistik, pemurnian ritual bersifat pragmatisAristoteles: politik dan etik, Plato: raja seharusnya seorang filsuf, Kautilya:arthashastra: pedoman perumusan 7Kebijakan <strong>yang</strong> dikaitkan <strong>dengan</strong> ekonomi


Pengertian <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>Disiplin ilmu terapan <strong>yang</strong> menggunakanberbagai metoda (multiple methods)pengkajian dan argumentasi untukmenghasilkan dan mentransformasikaninformasi-informasi <strong>kebijakan</strong> agar dapatdigunakan secara politis untukmenyelesaikan masalah <strong>kebijakan</strong>8


Tiga pendekatan dalam <strong>analisis</strong><strong>kebijakan</strong>Pendekatan empirik: menjelaskanhubungan sebab akibat dari suatu<strong>kebijakan</strong>Pendekatan Evaluatif: menilai manfaat(value) dari suatu <strong>kebijakan</strong>Pendekatan Normatif: memberikanrekomendasi untuk perumusan <strong>kebijakan</strong>kmendatang9


Analisis <strong>kebijakan</strong>Sense (kepekaan) terhadap adanyamasalahSense (kepekaan) bahwa ada solusi-solusi untuk masalah tersebutPengkajian praktis <strong>yang</strong> akanmenghasilkan kesimpulan bagaimanamenyelesaikan masalah tersebutt10


Policy analysis vs policymakingCognitive process vs politicalprocess11


Policy analysisProblem structuringForecastingRecommendationMonitoringEvaluation13


Prosedur <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong> pada tiap tahapan pembuatan <strong>kebijakan</strong>ProblemStructuringAgenda settingForecastingPolicy formulationRecommendationPolicy AdoptionMonitoringPolicy ImplementationEvaluationPolicy Assessment14


3 elemen sistem <strong>kebijakan</strong>PolicyStakeholdersKel masyLSMRS, DinKesPemda, dsbPolicyEnvironmentLaju inflasiTingkat kriminalitasAngka Kematian bayiDiskriminasii i iPublicPolicyKebijakan keuanganKebijakan ekonomiLaw enforcementKebijakan personilKebijakan energi, dsb15


Proses <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>Policy process(reconstructed logic)PolicyPerformancePolicyanalysismethodsEvaluationProblemStructuringt ForcastingPolicyOutcomeProblemStructuringPolicyProblemsProblemStructuringPolicyFutureMonitoringProblemStructuringRecommendationPolicyAti ActionDipengaruhi oleh logic in use dari analis: analyst characteristics, setting tempat16analis bekerja, training, time, specialization


3 bentuk <strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>Prospektif: sintesis informasi <strong>yang</strong> diambil dari alternatifdan pilihan <strong>kebijakan</strong>, k <strong>yang</strong> dinyatakan dalam wujudpembandingan, prediksi secara kuantitatif dan kualitatifsebagai dasar atau pedoman keputusan <strong>kebijakan</strong>.Policy analysis vs policy researchRetrospektif: Hasil dan transformasi informasi sesudah<strong>kebijakan</strong> diambil. 3 Gaya dalam <strong>analisis</strong> retrospektif– Discipline-oriented: kajian murni berdasar disiplin ilmu– Problem-oriented: oriented: kajian sebab dan konsekuensi <strong>kebijakan</strong>terhadap masalah <strong>kebijakan</strong>– Application-oriented: oriented: kajian implementasi <strong>kebijakan</strong> sampai padasejauh mana outcome dan manfaat <strong>kebijakan</strong> (concern thdpencapaian tujuan dan objektif dari policy makers danstakeholders)– (macronegative vs micropositive)Integrated: retrospektif, diskriptif, dan kontinyu17


Perlu diperhatikan oleh analisTeori pengambilan keputusan deskriptif(retrospektif) pemahaman terhadap masalah,dan Teori pengambilan keputusan normatif(prospektif) lebih menekankan pada bagaimanasolusi masalahFormulasi <strong>kebijakan</strong> dan implementasi <strong>kebijakan</strong>Kompleksitas informasi dalam melakukan<strong>analisis</strong> <strong>kebijakan</strong>18


DiskusiSesi 10:– 1. Pilih satu permasalahan <strong>yang</strong> merupakan client experience– 2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> clientexperience tersebut– 3. Pilih satu permasalahan pada konteks organisasi <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong>permasalahan pada sistem mikro– 3. Lakukan <strong>analisis</strong>:– a. adakah <strong>kebijakan</strong> organisasi <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan pada konteksorganisasi tsb– jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, danmengapa <strong>kebijakan</strong> tersebut tidak efektif– c. adakah <strong>kebijakan</strong> pemerintah daerah <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan padakonteks organisasi tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya <strong>kebijakan</strong>pemerintah daerah <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan pada konteks organisasitersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa<strong>kebijakan</strong> k tersebut tidak efektif . Apa <strong>yang</strong> saudara rekomendasikan pada pemda?– d.adakah <strong>kebijakan</strong> pemerintah pusat <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan padakonteks organisasi tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya <strong>kebijakan</strong>pemerintah pusat <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan pada konteks organisasitersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa<strong>kebijakan</strong> tersebut tidak efektif . Apa <strong>yang</strong> saudara rekomendasikan padapemerintah pusat ?20


DiskusiSesi 11:– 1. Pilih satu permasalahan <strong>yang</strong> merupakan client experience– 2. Pilih satu permasalahan pada sistem mikro <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> clientexperience tersebut– 3. Pilih satu permasalahan pada konteks organisasi <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong>permasalahan pada sistem mikro– 4. Pilih satu permasalahan pada konteks lingkungan <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong>permasalahan pada konteks k organisasii– 3. Lakukan <strong>analisis</strong>:– a. adakah <strong>kebijakan</strong> organisasi <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan pada kontekslingkungan tsb– jika tidak ada bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, danmengapa <strong>kebijakan</strong> tersebut tidak efektif– c. adakah <strong>kebijakan</strong> pemerintah daerah <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan padakonteks lingkungan tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya <strong>kebijakan</strong>pemerintah daerah <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan pada konteks lingkungantersebut, t bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa<strong>kebijakan</strong> tersebut tidak efektif . Apa <strong>yang</strong> saudara rekomendasikan pada pemda?– d.adakah <strong>kebijakan</strong> pemerintah pusat <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan padakonteks lingkungan g tsb. Jika tidak ada, apakah diperlukan adanya <strong>kebijakan</strong>pemerintah pusat <strong>yang</strong> <strong>terkait</strong> <strong>dengan</strong> permasalahan pada konteks lingkungantersebut, bagaimana forecastingnya, dan jika ada, apa bentuknya, dan mengapa<strong>kebijakan</strong> tersebut tidak efektif . Apa <strong>yang</strong> saudara rekomendasikan padapemerintah pusat ?21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!