12.07.2015 Views

a. Alasan dasar perlu HUTAN KOTA b. Mengapa dengan Hutan ...

a. Alasan dasar perlu HUTAN KOTA b. Mengapa dengan Hutan ...

a. Alasan dasar perlu HUTAN KOTA b. Mengapa dengan Hutan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hal-hal TEKNIS STRATEGIS dalam Ilmu <strong>Hutan</strong> Kota untuk Pembangunan Kota Berkelanjutan1. PENDAHULUANa. <strong>Alasan</strong> <strong>dasar</strong> <strong>perlu</strong> <strong>HUTAN</strong> <strong>KOTA</strong>Kota merupakan pusat berbagai kegiatan dan tempat bermukim serta berkarya sumberdayamanusia penting yang menentukan kekuatan dan masa depan bangsa. Pedagang, pengusaha,pekerja, dosen, mahasiswa, olahragawan, seniman, pejabat pemerintah (eksekutif), pembuatperaturan perundangan (legislatif), pelaksana peradilan (yudikatif), bankir, wartawan, presenterTV, arsitek, pengacara, artist dan lain-lain tinggal dan bekerja di kota.Oleh sebab itu, kualitas lingkungan kota harus baik agar dapat mendukung pola pikir dan prestasimanusia kota. Namun kenyataannya, kualitas lingkungan kota dari hari ke hari terus menurunbertambah buruk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam program penataan lingkungankota adalah <strong>dengan</strong> membangun <strong>Hutan</strong> Kota yang baik dan benar.b. <strong>Mengapa</strong> <strong>dengan</strong> <strong>Hutan</strong> KotaBeberapa alasan yang menyatakan mengapa <strong>Hutan</strong> Kota tidak taman kota atau RTH:Menurut sejarah, terbentuknya kota berawal dari hutan.<strong>Hutan</strong> kota tidak membutuhkan perawatan yang intensif. Oleh sebab itu, dana yangdi<strong>perlu</strong>kan untuk perawatan dan pemeliharaannya relatif murah.Menurut Pusat Data dan Perpetaan Badan Planologi Departemen Kehutanan danPerkebunan, pada tahun 2000 akhir luasan hutan alam di Indonesia hanya 120,353 jutaHa dan sebesar 71,10%. Deforestasi lebih dari 1,6 juta ha/th.<strong>Hutan</strong> memiliki biomassa yang lebih banyak daripada taman. Oleh sebab itu, hutan dapatmenjerap dan menyerap polutan lebih banyak.Manfaat yang dapat dihasilkan oleh hutan kota jauh lebih baik daripada taman, untukmenjadikan kota lebih bersih dari pencemaran dan kebisingan serta untuk menjadikankota yang sejuk, sehat, indah dan nyaman.<strong>Hutan</strong> <strong>dengan</strong> berbagai strata ketinggian dapat merupakan tempat untukmenyembunyikan pesawat udara, tank dan pasukan ketika perang terjadi.Dapat dimanfaatkan sebagai asset untuk perdagangan karbon (carbon trade).c. Konsep <strong>Hutan</strong> Kota yang baik dan benarMembangun <strong>Hutan</strong> Kota yang baik dan benar harus betul-betul diusahakan dapat terwujud dikota-kota di Indonesia, agar kekuatan dan masa depan bangsa dapat terbentuk sebagai akibat dariaparat eksekutif, legislatif dan yudikatif beserta anggota masyarakat yang ada di dalamnya dapatsehat <strong>dengan</strong> produktifitas kerja yang tinggi.


<strong>Hutan</strong> Kota yang baik, artinya <strong>Hutan</strong> Kota yang dibangun menghasilkan efek maslahat bagikebanyakan orang, tidak menimbulkan akibat buruk yang membahayakan kehidupan manusia.Benar artinya <strong>Hutan</strong> Kota yang dibangun sesuai <strong>dengan</strong> peraturan yang berlaku dan jugamenurut kaidah Ilmu <strong>Hutan</strong> Kota. Ilmu <strong>Hutan</strong> Kota mulai dikenal tahun 60-an dan di Indonesiamulai mendapat perhatian pada awal tahun 80-an. Beberapa akhli/pakar Ilmu <strong>Hutan</strong> Kota kinitelah mulai banyak bermunculan. Walaupun demikian pakar Ilmu <strong>Hutan</strong> Kota di Indonesia masihsangat sedikit, masih dapat dihitung <strong>dengan</strong> jari tangan.d. Definisi <strong>Hutan</strong> KotaPP no. 63 tahun 2002 menyatakan <strong>Hutan</strong> Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhanpohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negaramaupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (PP No. 63tahun 2002).<strong>Hutan</strong> kota adalah: “Pepohonan dan hutan di dalam kota dan di sekitar kota yang berguna danberpotensi sebagai pengelola lingkungan perkotaan oleh tumbuhan dalam hal: ameliorasi iklim,rekreasi, estetika, fisiologi, sosial dan kesejahteraan ekonomi masyarakat kota” (Jorgensen dalamFrench (1975).Wenger dalam Forestry Handbook (1984) menyatakan: Perhutanan Kota adalah pengelolaanlahan milik umum maupun pribadi di wilayah perkotaan”.Miller (1988) menyatakan: <strong>Hutan</strong> Kota adalah semua pepohonan dan vegetasi lain yang beradadi dalamnya yang berada di dalam wilayah hunian manusia baik dari komunitas yang kecil<strong>dengan</strong> wilayah yang sempit sampai wilayah metropolitan yang sangat luas.Helms (1998) mengemukakan bahwa perhutanan kota adalah seni, ilmu pengetahuan danteknologi yang berkaitan <strong>dengan</strong> pengelolaan pepohonan dan sumberdaya hutan di dalammaupun di sekitar ekosistem perkotaan yang bermanfaat untuk psikologi, fisiologi, sosiologi,ekonomi dan manfaat ekologis lainnya serta untuk meningkatkan estetika lingkungan kota danperkotaan (Persatuan Ahli Kehutanan Amerika Serikat ).e. Sosialisasi Perlunya <strong>Hutan</strong> KotaSosialisasi <strong>Hutan</strong> Kota di<strong>perlu</strong>kan untuk :Meningkatkan posisi tawar <strong>Hutan</strong> Kota agar <strong>Hutan</strong> Kota menjadi di<strong>perlu</strong>kan sebagai agenpengelolaan lingkungan kota dan perkotaan.Masukan pada Pemda bahwa <strong>Hutan</strong> Kota juga memiliki nilai ekonomi, sosial dan budayayang tidak kecil bagi pembangunan.<strong>Hutan</strong> Kota tidak memiliki nilai keuntungan ekonomi nyata, sehingga investor tidak mauberbisnis dan menyediakan <strong>Hutan</strong> Kota. Oleh sebab itu, kewajikan pemerintah dalam halini PEMDA untuk menyediakan <strong>Hutan</strong> Kota, agar kualitas lingkungan kota menjadi baikyang kemudian akan mendatangkan nilai ekonomi tangible dan intangible yang tidakkecil artinya bagi kemaslahatan umat manusia.


Adanya NILAI ekonomi, maka terlihat kontribusinya dalam pembangunan ekonomi lokaldan regional.Analisis manfaat – biaya <strong>perlu</strong> dimunculkan dan disajikan kepada PEMDA, agar lebihbersemangat dalam pengalokasi lahan dan membangun <strong>Hutan</strong> Kota yang baru ataumempertahankan hutan kota yang telah ada.2. Manfaat <strong>Hutan</strong> KotaFungsi dan manfaat <strong>Hutan</strong> Kota sangat banyak, antara lain:Penyehatan lingkungan yang akan menjadikan udara kota menjadi lebih bersih dan sehatterbebas dari polusi dan kebisingan.Pengawetan Plasma Nutfah. Hal ini <strong>perlu</strong> diperhatiklan mengingat Indonesia merupakannegara MEGABIODIVERSITY. Jangan sampai kejadian beberapa plasma nutfah yangkita miliki hilang terdesak oleh plasma nutfah dari negara lain.Estetika. <strong>Hutan</strong> kota dapat meningkatkan citra keindahan kota untuk mengurangi kesankumuh dan kotor.Perlindungan. Sumberdaya manusia dan ekosistem kota <strong>perlu</strong> dilindungi darimenurunnya kualitas lingkungan kota.Produksi. <strong>Hutan</strong> kota dapat menghasilkan air tanah yang bersih, oksigen untukpernapasan dan juga kayu, bunga dan buah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhikebutuhan manusia.Pengamanan. <strong>Hutan</strong> kota dapat dimanfaatkan untuk mengamankan kota dari hembusanangin yang kencang, abrasi pantai, intrusi air laut serta berbagai gangguan lainnya.Pendidikan, penelitian, rekreasi serta manfaat lainnya.3. Efek Pulau Bahang dan <strong>Hutan</strong> KotaEfek pulau bahang (heat island effect) atau sering-kali disingkat pulau bahang adalah gejala lebihhangatnya suhu udara di pusat kota. Hal ini terjadi sebagai akibat di siang hari gedung bertingkatdan jalan aspal dan semen menyerap energi panas matahari berupa radiasi infra merah dalambentuk gelombang panjang.Radiasi matahari gelombang panjang yang dikenal <strong>dengan</strong> sinar Infra merah (memiliki energitermis) yang mengakibatkan naiknya suhu benda yang disinari oleh matahari. Lihat saja kertasakan terbakar jika sinar matahari dipusatkan <strong>dengan</strong> bantuan loupe (suryakanta).Radiasi matahari lainnya berupa sinar ultra violet yang memiliki energi kimia. Sinar ultar violetdigunakan di enkas pembibitan jamur atau di laboratorium mikrobiologi. Sinar ini dapatmengubah protein (denaturasi protein) menjadi protein lain. Kita akan menderita katarak ataukanker kulit jika banyak terpapar sinar ini, atau pada kasus yang ringan kulit akan menjadi lebihgelap/hitam jika banyak berjemur.Oleh sebab itu, sangat dianjurkan terutama para wanita, jika anda keluar rumah, supaya kulitterutama muka tidak gosong (katanya orang Indonesia yang cantik itu yang putih), maka mukaanda harus dilaburi dahulu <strong>dengan</strong> sunblock. Jika hanya sebentar gunakan sunblock <strong>dengan</strong> SPF


(sun protection factor) rendah, sebaliknya jika berlama-lama terutama di pantai, gunung dansalju, maka gunakan SPF yang tinggi.Kembali ke sinar infra merah. Banyaknya gedung bertingkat dan permukaan tanah bertutupkanaspal dan beton, maka suhu udara di pusat kota menjadi lebih hangat beberapa derajat,dibandingkan <strong>dengan</strong> wilayah pedesaan di sekitarnya. Perbedaan suhu dapat mencapai 7 o C.Panasnya suhu udara kota tidak nyaman yang akan membuat prestasi kerja menjadi menurun dancepat lelah.Untuk mengatasi ini orang sering menggunakan AC. Padahal yang dihembuskan ke luar ruanganadalah udara panas. Sehingga menjadi udara kota menjadi bertambah panas <strong>dengan</strong> banyakdipasangnya AC.<strong>Hutan</strong> Kota dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah semakin panasnya suhu udara kota.Suhu udara di dalam <strong>Hutan</strong> Kota dapat lebih kecil 3-5 0 C, dibandingkan <strong>dengan</strong> suhu udara diluar lingkungan <strong>Hutan</strong> Kota. Iklim mikro menjadi lebih sejuk dan nyaman di dalam <strong>Hutan</strong> Kota,karena suhu udara yang lebih rendah dan kelembaban udara yang lebih tinggi. Oleh sebab itu,<strong>Hutan</strong> Kota yang luas dan tersebar di kota akan menjadikan kota lebih sejur, segar, indah dannyaman.Beberapa penelitian telah banyak dilakukan di beberapa kota. Hasilnya menyatakan memangtelah terjadi efek pulau bahang dan suhu udara di pusat kota semakin meningkat. Contohnya IrnaNingsi melakukan penelitan di [[Gorontalo]] tahun 2009.4. <strong>Hutan</strong> Kota untuk Mengatasi Pemanasan GlobalPembangunan <strong>Hutan</strong> Kota yang baru dan mengembangkan fungsi <strong>Hutan</strong> Kota yang telah adadapat diarahkan untuk membantu mengatasi pemanasan global (global warming) yaitu <strong>Hutan</strong>Kota sebagai penyerap Gas CO 2 antropogenik dan <strong>Hutan</strong> Kota menciptakan iklim mikro yangsejuk dan nyaman. Walaupun dampak iklim mikro ini lokal saja, namun <strong>perlu</strong> diperhatikanbahwa yang tinggal di kota adalah SDM penting yang membutuhkan lingkungan yang segar,sejuk dan nyaman. Oleh sebab itu, jangan lagi ada yang nyinyir, tidak setuju.Pemanasan global yang ditandai <strong>dengan</strong> meningkatnya suhu udara terutama di perkotaan dapatdibantu diredam <strong>dengan</strong> <strong>Hutan</strong> Kota yang luas. <strong>Hutan</strong> Kota yang luas dapat menciptakan iklimmikro yang sejuk segar dan nyaman, karena tajuk <strong>Hutan</strong> Kota dapat menahan radiasi gelombangpanjang dari matahari dalam bentuk radiasi infra merah yang memiliki energi termis yang tinggi.Suhu udara pada lingungan dalam <strong>Hutan</strong> Kota lebih rendah 3-5 o C daripada suhu udara di sekitargedung bertingkat.Di muka telah dikatakan bahwa, <strong>Hutan</strong> Kota dapat mengatasi pemanasan global yaitu sebagaipenyerap gas CO 2 melalui proses fotosintesis. Jika luasan <strong>Hutan</strong> Kota di semua kota di duniacukup tersedia sebagai penyerap gas CO 2 anthropogenik, maka peningkatan konsentrasiambiennya dapat ditekan serendah mungkin. Oleh sebab itu, <strong>perlu</strong> dikaji analisis input-output gasini di dalam setiap kota, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penyumbang emisinya terbesaradalah transportasi dan industri yang notabene adanya di kota.


5. Analisis EkonomiAnalisis ekonomi <strong>Hutan</strong> Kota <strong>perlu</strong> dilakukan pengkajiannya, agar posisi tawar <strong>Hutan</strong> Kotameningkat menjadi tinggi tidak seperti sekarang. Banyak orang menganggap bahwa <strong>Hutan</strong> Kotatidak memberikan kontribusi ekonomi malah sebaliknya menjadi beban Pemda untukmembiayainya (cost center). Padahal <strong>Hutan</strong> Kota selain bermanfaat tangible (menghasilkanbunga, buah, getah dan kayu) juga intangible yang tiada sedikit artinya bagi kehidupan manusiakota.Manusia yang tinggal di kota yang airnya terpolusi dan juga udaranya terpolusi dan bising, makakesehatannya aklan menurun. Infeksi saluran napas atas (ISNA), cemaran gas CO, akumulasi Pbdari bensin yang diperparah <strong>dengan</strong> cemaran logam berat (Pb, Cd, Ni dan Hg) pada ekosistemperairan seperti sungai, kolam dan lautan.Logam berat yang terakumulasi pada tubuh manusia akan mengakibatkan penyakit Minamata(Hg) dan Itai-itai (Cd) yang ditandai <strong>dengan</strong> gejala tremor,lumpuh, idiot dan bayi lahir cacat.Semuanya itu merupakan biaya ekonomi yang harus dibayar mahal akibat rusaknya ekologi.Saat ini kedudukan pengelolaan lingkungan masih sering dikalahkan oleh manfaat ekonomi danatau sistem komando (hierarki) yang tidak berpihak pada lingkungan. Akibatnya penggusuranlahan hijau seperti taman dan hutan banyak terjadi beralih fungsi menjadi pompa bensin, mall,outlet dll.Padahal <strong>dengan</strong> rusaknya ekosistem kota, maka kota menjadi panas dan di<strong>perlu</strong>kan biaya untukmembeli AC dan mengoperasikannya. Kota yang terasa sumpek, tercemar dan panas, makadibutuhkan rekreasi ke luar kota. Ini pun biaya lingkungan.Orang Jakarta sudah tahu benar bahwa hari Saptu ke Puncak itu macet dan hari Minggu pulangdari Puncak juga macet, namun mereka keukeuh (?) pergi ke sana untuk menghilangkankejenuhan, padahal kemacetan akan menambah stress. Jadi Hari Seninnya kesegaran setelahpulang berekreasi mestinya mereka peroleh, malah tidak mereka dapatkan. Akibatnyaproduktivitas kerja mereka biasa-biasa saja.6. Analisis Supply demandAnalisis supply demand <strong>perlu</strong> dilakukan mengingat saat ini masih banyak pejabat pemerintahdan juga masyarakat yang menganggap bahwa <strong>Hutan</strong> Kota tidak <strong>perlu</strong>. Masalah lingkungan kamimasih baik, apalagi di sekitar kota masih banyak hutannya. Coba siapa yang menjamin bahwalingkungan kota ke depan masih seperti itu. Demikian juga <strong>dengan</strong> hutan yang beradamengelilingi kota akan masih tersedia <strong>dengan</strong> luasan dan kualitas tegakan yang masih seperti itu.Memang saat ini masih begitu baik keadaannya, namun di masa yang akan datang <strong>dengan</strong>meningkatnya jumlah dan ragam kegiatan kota, maka demand <strong>Hutan</strong> Kota menjadi meningkat.Mumpung saat ini masih tersedia lahan yang luas, maka bangun dan kembangkan <strong>Hutan</strong> Kotasebagai antisipasi di masa yang akan datang.


Bayangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1817 itu masih hutan yang disebut “LeuweungSamida” dan Bogor masih perkampungan. Jika saat ini tidak ada Kebun Raya, betapa panas dantercemarnya udara Kota Bogor. Curah hujan di Kota Bogor mungkin tidak setinggi 4.200 -4.500mm/tahun, jika tidak dilengkapi <strong>dengan</strong> Kebun Raya. Turis domestik maupun manca negara punbanyak berkunjung ke Kota Bogor.Jadi sangat beruntung masyarakat Bogor memiliki Kebun Raya yang notabene dibangun olehpenjajah. Nah sekarang kita sudah merdeka, mana Kebun Raya atau <strong>Hutan</strong> Kota yang dapat kitabanggakan ??7. Aspek kelembagaan dan Analisis SWOTKelembagaan <strong>perlu</strong> dibuat <strong>dengan</strong> aturan main yang jelas. Tupoksi <strong>perlu</strong> dibuat, agar dinas danisntansi yang ada dapat bekerja bahu membahu bekerja sama. Jangan sampai terjadi hari iniDinas Kehutanan/pertamanan menanam pohon, eh tahunya beberapa minggu atau bulankemudian Perumtel menggali tanah. Lalu anehnya, beberapa bulan kemudian PDAM atau PLNmenggali dan memasang saluran air atau kabel listrik.Analisis SWOT <strong>perlu</strong> dibuat untuk mengkaji perihal internal kelembagaan yang lemah agarmenjadi kuat setelah dilakukan penataan. Ancaman merupakan tantangan yang <strong>perlu</strong> dihadapi<strong>dengan</strong> membuat alternatif upaya pemecahannya, serta di lain pihak peluang harus ditangkap<strong>dengan</strong> menyiapkan strategi untuk memenangkannya.8. Penentuan Luasan <strong>Hutan</strong> KotaLuasan <strong>Hutan</strong> Kota <strong>perlu</strong> dikaji-pikirkan agar <strong>Hutan</strong> Kota dapat bermanfaat mendatangkankemaslahatannya bagi banyak orang. Saat ini ada beberapa pendekatan dalam menentukan luasan<strong>Hutan</strong> Kota: (1). Persentase, (2). Luasan per kapita, (3) Issu penting dan (4). Global.Pendekatan persentase sangat mudah dan luasannya statis. Jika PP No. 63 tahun 2002menyatakan bahwa luasan <strong>Hutan</strong> Kota harus 10% dari luas kota, maka sampai kapan pun yaseperti itu.Ber<strong>dasar</strong>kan luasan per kapita agak sulit. Kita harus menghitung berapa jumlah penduduk yangada, lalu bagaimana kecenderungan pertambahannya. Jika terus bertambah populasi manusianya,maka luasan <strong>Hutan</strong> Kota juga harus bertambah sesuai <strong>dengan</strong> pertumbuhan jumlah penduduk.Tugas Pemda menjadi lebih berat, karena tiap tahun harus menambah hutan kota sesuai <strong>dengan</strong>bertambahnya jumlah penduduk.Nah ini menjadi sulit diterapkan di lapangan. Meningkatnya jumlah penduduk akanmembutuhkan lahan untuk permukiman, sekolah, madrasah, jalan, pasar dll, sedangkan menurutdemand <strong>Hutan</strong> Kota lahan harus ditambah juga. Terjadi benturan kepentingan.Luasan <strong>Hutan</strong> Kota ber<strong>dasar</strong>kan issu penting lebih sulit lagi, karena banyak issu lingkungan yangharus dikaji dan pengkajiannya juga harus menganalisis ke masa yang akan datang. Jika terdapat


lebih dari satu issu penting, mana yang harus dikedepankan. Pendekatan ini juga akanmenghadapi masalah penyediaan lahan <strong>dengan</strong> meningkatnya jumlah penduduk.Pendekatan global menganut azas bahwa semua wilayah kota atau kabupaten pada <strong>dasar</strong>nyamerupakan wilayah <strong>Hutan</strong> Kota, karena memang jika dikaji asal muasalnya Kota/kabupatensemuanya berawal dari hutan. Pendekatan ini menyatakan pembukaan lahan untuk apapun,apakah sekolah, mall, pasar, gedung perkantoran, permukiman dll dapat dilakukan, namun harusdihijaukan kembali. Sehingga pada akhirnya setelah tajuk pepohonan berkembang, jika dilihatdari udara tidak lagi terlihat lahan tidak tertutup tajuk pepohonan.Mau Kuliah dan tertarik masalah <strong>HUTAN</strong> <strong>KOTA</strong> ??Kami pun menyediakan pelatihan <strong>Hutan</strong> Kota.Silakan hubungi KAMI.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!