12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>terutama ketika modernisasi ternyata menimbulkan ketidakadilansosial, memperluas jurang antara sejumlah kecil orang kaya dengansebagian besar rakyat yang miskin. Hal ini misalnya tercermin dalamsebuah kolomnya yang berjudul ‘Qarun’, nama seorang kaya rayatetapi pelit di zaman Nabi Musa yang dikisahkan Alquran matiterkubur bersama harta bendanya. Menurut Djohan, kisah tersebutbukan saja kritik terhadap sikap hidup yang materialis andindividualis, melainkan juga kritik terhadap struktur sosial yang tidakadil dan menindas orang-orang yang lemah. 34 Tulisan Djohan yangterbit tahun 1994 ini tampaknya adalah kritik teologis ataskepincangan sosial sebagai akibat dari modernisasi.Selain itu, mungkin masih ada sesuatu yang lebih dalam darisekadar konteks sosial dari pemikiran teologis Djohan. Usaha yangdilakukannya dalam merumuskan teologi humanis tersebut terkaiterat dengan keinginannya untuk menonjolkan unsur-unsur pokokdari agama agar tidak terbelunggu oleh simbol-simbol yang bersifatformal belaka. Djohan ingin menegaskan bahwa pokok dari agamaadalah membimbing manusia untuk menjadi makhluk yang memilikimoral dan spiritualitas yang tinggi. Ritus-ritus keagamaan tidak akanbernilai jika ia tidak lagi memberikan kekuatan moral dan spiritualpada manusia. Inilah sebab mengapa Djohan ber pendapat bahwaajaran moral dan spiritual Islam yang ada dalam sufisme adalahesensi dan masa depan agama. 35Dengan demikian, tidak mengherankan kalau Djohan ke mudianmenilai bahwa pendidikan agama di negeri ini cenderung gagalkarena hanya menekankan aspek-aspek formal dan sere monial dariagama. Dia mengatakan: 36Saya melihat agama itu sudah gagal untuk membangun manusiayang bermoral, dan untuk membangun pemerintahan yangbersih, dalam konteks Indonesia. Karena kemarin beberapatahun yang lalu di masa reformasi ini ada ide marilah kitahidupkan kembali pendidikan budi pekerti di sekolah. Itu berartisuatu pernyataan bahwa agama sudah gagal membentuk manusiaIndonesia yang berbudi pekerti. Padahal pendidikan agamadiberikan mulai SD sampai perguruan tinggi. Tiap hari adaceramah agama di TV. Rumah-rumah ibadat, gereja, masjidpenuh. Lihat peringatan-peringatan hari besar keagamaan, yangBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 61

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!