12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>dengan masjid yang cenderung lebih terbuka. Karena itu masalah iniperlu dijelaskan kepada masyarakat muslim. Selain itu, anggapansebagian orang Islam bahwa pembangunan gereja baru akanmengundang orang-orang sekitar masuk Kristen adalah tidak benar.Bagi Djohan, yang lebih ‘berbahaya’ sebenarnya bukan pembangun -an gereja, melainkan tiadanya pendidikan agama Islam di sekolahsekolahKristen. Ia mengatakan: 22Padahal, menurut saya, anak-anak Islam yang sekolah di sekolahKristen, mereka tidak mendapat pendidikan agama Islam. Justru‘kristenisasi’ banyak terjadi di situ. Kalau dia mendirikan gerejalalu orang di sekelilingnya masuk Kristen, saya kira tidak.Mestinya bilang sama mereka, silahkan mendirikan gereja dilingkungan ini, tetapi anak-anak kami yang sekolah di tempatanda diajari agama Islam.Tapi orang Islam tidak berpikirdemikian. Kalau berhasil menutup gereja, mereka merasamenang. Jadi, sangat simbolik.Demikianlah Djohan bukan saja menolak ‘pendekatan struktural’melalui peraturan pemerintah dalam mengelola hubungan antaragama, dia juga menunjukkan bahwa peraturan-peraturan itu malahtidak efektif atau justru ‘merugikan’ orang-orang Islam. Karenaitulah, dia tetap konsisten bahwa hubungan antar agama harusdikelola melalui proses dialog.Jelas bahwa dialog merupakan salah satu budaya penting dalamberdemokrasi. Karena itulah tidak heran kalau Djohan merupakanpejuang demokrasi yang serius. Dalam sebuah tulisannya, Djohanmenegaskan bahwa demokrasi harus diperjuangkan dengan cara-carayang demokratis pula, dan perjuangan itu membutuhkan prosespanjang. Selain itu, keberhasilan sebuah perjuangan, menurutDjohan, tidaklah ditentukan terutama oleh dukungan finansial,melainkan oleh komitmen dan loyalitas kita terhadap cita-cita yangingin dicapai. 23Dalam konteks itulah, Djohan mengharapkan agar para pemukaagama dapat memainkan peranan yang lebih aktif dan konkret dalammewujudkan demokrasi. Para pemuka agama harus “berusahamencegah kecenderungan sikap fanatisme sempit dan antipluralisme.”Sikap fanatisme sempit dan anti-pluralisme, menurutBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 57

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!