Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
12.07.2015 Views

Democracy ProjectSyafi’i, MA, “Perempuan dalam Budaya Jawa” dan Dra. DianaPalemanan, M Hum, “Perempuan dalam budaya Minahasa” sertaDrs. I Wayan Suardjaya, “Perempuan dalam Budaya Bali”. Pesertasebanyak 36 orang, terdiri dari wakil-wakil ormas: Islam, Katolik,Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, pengamat, LSM, dan peneliti.Pertimbangan kenapa budaya perspektif budaya lokal diangkatdalam pertemuan ini, kata Pak Djohan, kebudayaan Jawa begitumewarnai pola tingkah laku nasional di Indonesia, dan dari sudutdemografis, orang Jawa berjumlah sekitar 60% dari total pendudukIndonesia. Jadi, katanya, kebudayaan Jawa begitu penting untukdibicarakan, khususnva nilai-nilai yang dikandungnya mengenaikedudukan dan peran politik perempuan. Kebudayaan Bali jugaditampilkan karena memiliki kesamaan tradisi dengan kebudayaanJawa, yaitu Hindu. Walaupun demikian, agama Hindu di Bali agakberbeda dengan agarna Hindu tempat lain yang sangat mem -pengaruhi kebudayaan Jawa sebelum agama- agama lainnya, sepertiIslam dan Kristen, datang. Bali juga dikenal sebagai barometerpariwisata di Indonesia.Perspektif budaya Minahasa untuk mewakili gambaran budayaIndonesia bagian Timur. Meskipun budaya Minahasa kurang dikenaldan populasinya pun tergolong kecil ketimbang yang suku lainnya,namun setidak-tidaknya budaya Minahasa bisa menampil kan nuansalain dari keberagaman budaya di Indonesia.Dalam piagam-piagam Jawa, misalnya, disebutkan para penguasapenguasaterdahulu, seperti ada cerita tentang penguasa-penguasaperempuan contohnya Ratu Sima yang dikenal adil dan bijaksana. Jadidengan mempelajari pakem pewayangan, Piwulang, babad dan piagamatau prasasti, kita dapat memperoleh informasi tentang kepemimpinanperempuan. Cerita wayang Ramayana adalah tentang perebutan DewiShinta, antara Prabu Dasamuko dengan Rama, Dewi Shinta adalahistri Rama kemudian direbut oleh Prabu Dasamuka, tapi akhirnyaDewi Shinta bisa kembali kepada Rama. Perempuan di sini adalahsebagai objek nafsu. Pada zaman Islam, ada Ratu Kalinyamat, yangmemerintah dengan amat sangat baik. Ratu ini pernah membantukerajaan Melayu dan Aceh melawan Portugis dengan mengirim perahusebanyak tiga ribu buah. Tapi, setelah suaminya wafat karena terbunuholeh Aryo Penangsang pada huru-hara di kerajaan Demak, beliau turuntahta dan bertapa di Wukir Donorojos Singiangrambut, yang juga42 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Democracy Projectdikenal dengan tokoh Singiangrambut. Beliau bertapa dengan tidakpakai baju, tubuhnya hanya ditutupi oleh rambutnya yang panjang.Dan itu adalah tafsiran yang salah tentang Ratu Kalinyamat. CeritaRatu Kalinyamat ini baik untuk menjadi kajian historis perempuanJawa, yang bisa menjadi representasi dan kebudayaan Jawa, Islam dankepemimpinan perempuan.Sementara peran perempuan dalam dunia domestik hanyasebatas konco wingking, pelengkap penderita saja, bertugas banyamembesarkan dan mengasuh anak. Banyak pandangan tentangperempuan yang masih memprihatinkan. Di Jawa Tengah, masihbanyak kita lihat perempuan banting tulang mengurus rumah, anak,dan suami, dan juga bekerja di luar, sementara laki-laki di rumahmain burung perkutut. Di daerah Jawa bagian utara, perempuan danlaki-laki cukup setara, sama-sama pergi ke sawah.Dalam melihat konsep kepemimpinan perempuan dalamkebudayaan Jawa, kita harus melihatnya dalam kerangka pen -campuran antara agama dan kebudayaan yang telah dikemukakan diatas, agar jelas mana komponen-komponen yang berasal Islam danmana dari kebudayaan Java. Hal ini dilakukan agar kita terhindarkandari kecenderungan melakukan simplifikasi dan generalisasi.Peran politik perempuan berdasarkan perspektif Bali dapat dikajimelalui peran perempuan dalam pengaruh kekuasaan, mulai darimasyarakat Bali kuno sampai sekarang. Dalam masyarakat Bali kuno,yakni pada zaman kejayaan kerajaan Bali kuno, melalui beberapajenis sumber tertulis seperti prasasti, babad, dan ke sastraan,ditemukan bahwa peran politik perempuan telah nampak sebagaipemegang kekuasaan. Misalnya, raja Udayana Waimadewa, dalammelaksanakan peran poltiknya selalu didampingi oleh istrinyaMahendradata Atati Gemapria Dharma Putri. Raja Tabanendradidampingi oleh istrinya Subradika Dharma Dewi. Dalam prasastidikemukakan bahwa raja selalu memperhatikan peran perempuandalam menjalankan kekuasaannya sebagai raja. Peran perempuanbersama dengan laki-laki, bukan saja di bidang politik, mempunyaikedudukan yang sama. Dalam bidang upacara keagamaan jugamendapatkan peran yang sama seperti pendeta, tetapi laki-laki yangberistri wajib mengikutsertakan istrinya menjadi pendeta.Di Minahasa beda lagi, dalam peminangan perempuan,seseorang harus menyediakan uang seribu gulden, tambah tanah,Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 43

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Syafi’i, MA, “Perempuan dalam Budaya Jawa” dan Dra. DianaPalemanan, M Hum, “Perempuan dalam budaya Minahasa” sertaDrs. I Wayan Suardjaya, “Perempuan dalam Budaya Bali”. Pesertasebanyak 36 orang, terdiri dari wakil-wakil ormas: Islam, Katolik,Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, pengamat, LSM, dan peneliti.Pertimbangan kenapa budaya perspektif budaya lokal diangkatdalam pertemuan ini, kata Pak Djohan, kebudayaan Jawa begitumewarnai pola tingkah laku nasional di Indonesia, dan dari sudutdemografis, orang Jawa berjumlah sekitar 60% dari total pendudukIndonesia. Jadi, katanya, kebudayaan Jawa begitu penting untukdibicarakan, khususnva nilai-nilai yang dikandungnya mengenaikedudukan dan peran politik perempuan. Kebudayaan Bali jugaditampilkan karena memiliki kesamaan tradisi dengan kebudayaanJawa, yaitu Hindu. Walaupun demikian, agama Hindu di Bali agakberbeda dengan agarna Hindu tempat lain yang sangat mem -pengaruhi kebudayaan Jawa sebelum agama- agama lainnya, sepertiIslam dan Kristen, datang. Bali juga dikenal sebagai barometerpariwisata di Indonesia.Perspektif budaya Minahasa untuk mewakili gambaran budayaIndonesia bagian Timur. Meskipun budaya Minahasa kurang dikenaldan populasinya pun tergolong kecil ketimbang yang suku lainnya,namun setidak-tidaknya budaya Minahasa bisa menampil kan nuansalain dari keberagaman budaya di Indonesia.Dalam piagam-piagam Jawa, misalnya, disebutkan para penguasapenguasaterdahulu, seperti ada cerita tentang penguasa-penguasaperempuan contohnya Ratu Sima yang dikenal adil dan bijaksana. Jadidengan mempelajari pakem pewayangan, Piwulang, babad dan piagamatau prasasti, kita dapat memperoleh informasi tentang kepemimpinanperempuan. Cerita wayang Ramayana adalah tentang perebutan DewiShinta, antara Prabu Dasamuko dengan Rama, Dewi Shinta adalahistri Rama kemudian direbut oleh Prabu Dasamuka, tapi akhirnyaDewi Shinta bisa kembali kepada Rama. Perempuan di sini adalahsebagai objek nafsu. Pada zaman Islam, ada Ratu Kalinyamat, yangmemerintah dengan amat sangat baik. Ratu ini pernah membantukerajaan Melayu dan Aceh melawan Portugis dengan mengirim perahusebanyak tiga ribu buah. Tapi, setelah suaminya wafat karena terbunuholeh Aryo Penangsang pada huru-hara di kerajaan Demak, beliau turuntahta dan bertapa di Wukir Donorojos Singiangrambut, yang juga42 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!