12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>merepresentasikan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kaitandengan gender, kaum perempuan sudah ber peran sebagai pemimpin(lihat Miriam anak Harun - Kel. 15:24), sebagai hakim (Deborah -Hak.4 (Ian 5), dan nabi (Huldah - 2 Raja 22:14; 2 Taw. 34:22),murid Yesus (Tabitha-Kis. 9:36), sebagai pengajar (Kis. 21:8),agamawan (Proscilla - Rom. 16:3) sebagai Rasul (Lunia.- Rom. 16:7),dan penginjil (Euodia dan Syntyche - Fil. 4-2). Namun meski peranperempuan dalam teks-teks kitab suci maupun tradisi awalkekristenan sudah menonjol, dalam per kembangannya, tetap sajamereka tersisih. Kemungkinan besar pemahaman ini didasarkan padabeberapa penafsiran terhadap teks-teks Kitab Suci yang tidakmemperhatikan kerangka sejarah tersebut.Diskusi berikutnya mengambil topik Masalah Gender dalam TeksAjaran Hindu-Buddha dilangsungkan pada tanggal 30 Juni 1999.Kaidah keagamaan Hindu di zaman dulu, dikatakan, didominasi olehlaki-laki. Untuk itu diperlukan perempuan yang tampil memperkuatbarisan teolog feminis yang berani membawa kenyataan kepermukaan peradaban manusia. Perempuan dapat memberikankeseimbangan dalam tata dunia baru yang penuh gejolak kekerasan,keserakahan dan kecenderungan materialistis, telah mengganguhubungan manusia dengan Tuhan. Sementara sifat keibuanperempuan yang penuh cinta kasih, welas asih, pengor banan dankesabaran dapat dijadikan alat untuk memperbaiki kondisi duniayang penuh dengan kekerasan. Forum diskusi ini mengagendakan,perlunya lebih banyak lagi teolog feminin, yang mampu meningkat -kan kualitas manusia dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuanyang legitimate secara agama.Satu catatan akhir dari diskusi ini, bahwa terdapat kesukarandari para narasumber untuk memberikan keterangan yang kompre -hensif mengingat para peserta kebanyakan buta akan Kitab Suciagama Hindu-Buddha. Hal itu terjadi karena para narasumbermemakai pendekatan tekstual lewat ayat dan rujukan dari Kitab Suci,padahal tidak semua peserta pernah dan mampu menghayati isi KitabSuci Hindu-Buddha.GENDER DALAM PERSPEKTIF BUDAYA LOKALPeran politik perempuan dalam perspektif budaya lokal. Itulah topikyang diangkat pada pertemuan tanggal 14 Juli 1999. Drs. AhmadBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!