12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>berlanjut jauh setelah meninggalnya Jahm, bahkan hingga saat ini.Kalau kita baca beberapa buku yang ditulis oleh kalangan “salafi”kontemporer, saya mendapat kesan bahwa polemik yang sengitterhadap sekte Jahmiyyah dan umumnya terhadap kaum negativismasih berlanjut hingga saat ini, seolah-olah debat sengit mengenaisifat-sifat Tuhan yang pernah berlangsung pada masa Jahm itu baruterjadi kemarin sore. Contoh terbaik adalah buku karangan YâsirQâdî yang sudah saya singgung di atas. Ketakutan ini, saya kira,hanya bisa dijelaskan dari dua arah seperti sudah saya singgung dimuka–penjelasan politik dan epistemologis. Secara politis, gagasandemokratis sekte Jahmiyyah sangat berbahaya bagi setiap bentukotoritarianisme. Ini bisa menjelaskan mengapa sebagian besar bukubukupolemis terhadap Jahmiyyah dan kaum negativis padaumumnya sebagian besar ditulis oleh ulama-ulama salafi yang sangatdipengaruhi oleh doktrin Wahabi yang berkembang di Saudi Arabia.Kedua, perspektif epsitemologis sekte ini yang cenderung padata’wîl dianggap oleh kalangan ortodoks bisa membahayakanbangunan doktrin yang mereka susun melalui cara pandang yang“sunnah-centric” dan cenderung literalistik itu. Begitu pula,pendekatan sekte ini yang cenderung rasional dan agak mengabaikanQuran dan sunnah itu jelas merupakan ancaman yang mem -bahayakan bagi kubu yang oleh al-Qasimi disebut sebagai “alathariyyîn”itu, maksudnya golongan yang mengikuti “athar”(=bekas atau jejak) – tentu yang dimaksud di sini adalah jejak Nabi. 1Selama ini, kalangan ortodoks berhasil menanamkan semacampsikologi ketakutan terhadap sekte ini, sehingga warisan intelektualyang cukup kaya yang pernah dikembangkan oleh sekte tersebutmenjadi tertimbun sama sekali. Banyak pemikiran menarik yangterpendam dalam sejarah perkembangan sekte-sekte Islam klasik.Sayang sekali, gagasan-gagasan sekte itu terkubur karena sudahkeburu dicap sebagai “ahl al-ahwa’”, golongan yang mengikuti hawanafsu, “ahl al-bid’ah”, golongan yang mengikuti pikiran heretik(sesat) atau bidaah, dsb. Umat Islam saat ini layak menggali kembalipemikiran-pemikiran cemerlang yang terpendam di dalam timbunansejarah klasik itu. Untuk sementara cap “sesat” atau “bidaah” itusebaiknya dikesampingkan dahulu, sebab akan menghalangi kitauntuk belajar secara positif dan produktif dari masa lampau.742 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!