12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>gagasan-gagasan sekte Jahmiyyah, memang cenderung agak skeptispada sunnah. Ahmad Amîn (w. 1954), seorang penulis dan sejarawanMesir, merekam dengan baik kecenderungan skeptis terhadapsunnah di kalangan kaum Mu’tazilah itu dalam karyanya yang sudahklasik, Dluhâ al-Islâm (Amîn 2004:87-88). Sebagaimana diulas olehAmîn, kaum rasionalis itu memang cenderung lebih mempercayaiakal ketimbang sunnah. 12 Sekali lagi, skeptisisme ini sebaiknyadiletakkan dalam konteks sosial dan intelektual pada zaman itu. Kitaharus mempertimbangkan pula keengganan generasi awal untuk“menyentuh” dan men dokumen tasikan sunnah, sebab praktek itudilarang oleh Nabi sebagaimana kita baca dalam hadis yang terkenal,dan larangan itu dipraktikkan dengan keras oleh khalifah keduasetelah Nabi, yaitu ‘Umar ibn Khattâb. Seorang sarjana dari Mesir,Mahmûd Abû Rayyah, merekam keadaan ini dengan sangat baikdalam bukunya yang sudah klasik dan kontroversial, Adlwâ’ ‘alâ al-Sunnah al-Muhammadiyyah (terbit pada 1957).Karena kedudukan sunnah yang belum mantap ini, maka tidakheran jika metode “ta’wîl” atau penafsiran yang metaforis danrasional menjadi salah satu pendekatan hermeneutis yang menarikbagi mereka. Pendekatan inilah yang selama berabad-abad setelahera Jahm ibn Shafwân menjadi sasaran kritik oleh sarjana hadis yanglebih mengikuti paradigma yang “sunna-centric”. Metode ini, dimata kaum ortodoks Sunni, terutama kalangan sarjana hadis,merupakan ancaman yang serius bagi proyek intelektual yang sedangingin mereka tegakkan. Sebagaimana oposisi politik yang ditempuholeh Jahm mengancam kekuasaan wangsa Umayyah saat itu,pendekatan hermeneutis yang dipakai Jahm itu juga mengancamproyek epistemologis yang dikembangkan oleh sarjana hadis untukmenegakkan cara berpikir yang “sunnah-centric” sebagai satusatunyaparadigma yang sah dalam beragama. Dalam pandanganmereka, pendekatan ta’wîl bisa menjadi liar dan susah dikendalikan.Menurut saya, inilah yang menjelaskan kenapa polemik yangdilancarkan oleh kalangan ortodoks Islam terhadap sekte Jahmiyahbegitu keras sekali. Membaca berbagai literatur tentang sekte ini,saya memiliki kesan adanya “trauma” dan ketakutan yang mendalamterhadap sekte itu. Padahal sebagai arus pemikiran, gagasan-gagasanJahm ibn Shafwân bisa dikatakan telah berhasil dikalahkan olehkaum ortodoks. Tetapi polemik terhadap kelompok ini masih terusBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 741

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!