12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>di mana dia hidup. Sebagaimana kita tahu, Jahm hidup padapenghujung abad pertama dan awal abad kedua Hijriyah. Dengankata lain, dia hidup pada masa-masa yang sangat dini dalampertumbuhan cabang-cabang pengetahuan Islam. Pada masa ia hidup,jelas kedudukan hadis sebagai fondasi epistemologis dalam sistempengetahuan Islam belum mapan benar. Pada masa itu, proseskodifikasi hadis juga masih dalam tahap dini, belum menjadi gerakanyang intensif dan luas. Sebagaimana kita tahu, puncak gerakansarjana hadis dalam mendokumentasikan hadis-hadis Nabi terjadijauh setelah Jahm meninggal, yakni pada abad ketiga Hijriyahmelalui seorang tokoh penting, yaitu Imâm Bukhârî (w. 870). Sarjanalain yang dianggap paling bertanggung-jawab dalam memantapkankedudukan hadis sebagai sumber penting setelah Quran dalam teorihukum Islam adalah Imam Shafi’i (w. 820). Sekali lagi, kedua tokohini hidup jauh setelah Jahm meninggal.Pada masa Jahm hidup, perdebatan masih berlangsung seru dikalangan umat Islam, dan gelanggang pemikiran masih belummengkristal dalam rumusan doktrinal tertentu. Paradigma sarjanahadis belum tampil sebagai cara-pandang dominan pada saat itu. Baikkubu yang rasionalis dan tradisionalis yang sangat menekankan padacara berpikir yang “sunnah-centric” masih bersaing dengan ketatuntuk memperebutkan suatu dominasi diskursif. Joseph Schachtmerekam dengan sangat baik persaingan ini dalam karyanya yangsudah klasik, The Origins of Muhammadan Jurisprudence (1967).Sikap-sikap yang skeptis pada sunnah bukan gejala perkecualian,sebaliknya gejala yang bisa dijumpai dalam banyak kalangan padaabad pertama, kedua dan ketiga Hijriyah. Apalagi apa yang disebutdengan sunnah saat itu belum hadir sebagai “sosok” yang bisa dilihatdengan jelas, sebab kegiatan mengumpulkan hadis masih dalamproses. Tuduhan kepada Jahm sebagai mengabaikan sunnah Nabi,walaupun sebagian besar benar, jelas mengabaikan konteks semacamini. Dengan kata lain, tuduhan ini berangkat dari cara pandang yangdibentuk oleh paradigma yang muncul pasca era kodifikasi sunnahyang kemudian diproyeksikan ke belakang. Dengan demikiantuduhan semacam ini cenderung anakronistik.Di samping itu, “mood” atau suasana berpikir yang sangatdominan di kalangan kaum rasionalis Islam (ahl al-ra’y) pada saatitu, terutama kaum Mu’tazilah yang merupakan salah satu penerus740 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!