12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>filosof Yunani, kaum Sabean dan kaum “heretik” dalam Kristen(mubtadi’at ahl al-kitâb). Apa yang disebut oleh Ibn Taymiyahsebagai pengaruh filsafat Yunani itu, saya duga, adalah pandangankaum neo-Platonis yang belakangan sangat populer di kalangan parafilosof Islam seperti al-Farâbî (w. 950) dan Ibn Sînâ (w. 1037). Sayasendiri belum yakin apakah pada masa Jahm gagasan-gagasanPlotinus sudah mulai memperlihatkan pengaruhnya di kalanganpemikir dan sarjana Islam. Yang jelas, pada masa akhir DinastiUmayyah di mana Jahm hidup, kegiatan penerjemahan buku-bukufilsafat Yunani ke dalam bahasa Arab sudah mulai dilakukan. KaumSabean yang dianggap oleh Ibn Taymiyah sebagai mempengaruhigagasan Jahm juga memiliki kecenderungan ke arah gnostisisme. Apayang disebut sebagai kaum “heretik” Kristen yang mempengaruhiJahm itu kemungkinan adalah kaum gnostik Kristen yang cenderungmemandang tubuh manusia sebagai perangkap bagi roh manusia.Pandangan Jahm ibn Shafwân yang deteminsitik tentang manusiatampaknya hanya masuk akal jika dipahami dalam konteks yanglebih luas, yaitu kecenderungan Jahm ke arah gnostisisme dan mistikitu. Jika benar Jahm memiliki kecenderungan gnostis, maka kita bisamemahami dengan mudah jika dia berpandangan bahwa manusiabukanlah “subjek pelaku” yang menciptakan tindakan-tindakannyasendiri. Manusia hanyalah bayang-bayang Tuhan.Salah satu doktrin Jahm yang juga menjadi sasaran kritik keraskaum ortodoks Islam adalah pandangannya tentang definisi iman.Kaum ortodoks Sunni biasanya mendefinisikan iman sebagaipengakuan (dalam hati atau pikiran) yang dibuktikan dengan ucapandan tindakan. 10 Dalam pandangan Jahm ibn Shafwân, iman padadasarnya adalah pengetahuan (ma’rifah)–maksudnya adalahmengetahui Tuhan. Para penulis Sunni yang menulis polemikmelawan Jahm biasanya mencibir bahwa dalam pandangan Jahm,tindakan bukanlah unsur yang penting dalam iman. Seseorang tetapbisa disebut beriman, walaupun tidak menyatakan iman itu secaraverbal, bahkan tanpa mengakui kenabian Muhammad, atau tidakmembuktikan iman itu dengan dengan tindakan nyata. Menurutlawan-lawannya, Jahm dianggap memiliki pandangan yang sangatminimalis mengenai iman. Menurut saya, tuduhan lawan-lawanJahm ini sama sekali tidak tepat; bahkan boleh dikatakan sama sekalikeliru. Kita hanya bisa memahami dengan baik gagasan Jahm ibn736 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!