12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>memberikan informasi yang memadai.Sementara itu, kaum negativistik sejak dari awal menolakmenetapkan sifat-sifat tertentu pada Tuhan. Bagi kaum negativis,sikap yang terbaik dalam berhadapan dengan Tuhan adalahmengosongkan Tuhan dari seluruh atribut yang positif. Satu-satunyadeskripsi yang paling mungkin untuk Tuhan adalah deskripsi negatif(Sifât salbiyyah)–Tuhan bukan ini, bukan itu. Sejak awal, merekasama sekali tak mau terlalu jauh berspekulasi mengenai “bagaimana”(kaifa) watak sifat Tuhan itu. Informasi mengenai sifat-sifat Tuhandalam Kitab Suci tidak boleh dipahami apa adanya, secara harafiah,tetapi harus ditafsirkan begitu rupa sehingga tidak mengarah kepadaantropomorfisme. Pertanyaan yang layak diajukan kepada kaumnegativis adalah: jika informasi dalam wahyu mengenai sifat-sifatTuhan itu harus ditafsirkan secara metaforis, artinya informasi itutidak mengandung makna yang “sebenarnya”, lalu isi yangsebenarnya dari informasi itu apa? Jika ayat yang menyatakan bahwaTuhan memiliki tangan dan mata harus ditafsirkan secara metaforis,maka apa sesungguhnya makna “tangan” dan “mata” di sana? Kaumnegativis biasanya menghindar untuk menjawab pertanyaan ini. Danhal ini bisa dimaklumi, sebab posisi mereka sejak awal memangmenghindar untuk menetapkan secara positif sifat Tuhan. Merekapada akhirnya tidak tahu apa-apa tentang makna yang sesungguhnyadari sifat-sifat Tuhan yang diinformasikan dalam wahyu itu, selainhanya menganjurkan agar informasi itu ditafsirkan secara metaforis.Dengan kata lain, saya tak melihat perbedaan mendasar dalamdua posisi ini. Pada akhirnya, posisi kedua kubu ini hampir sama,yaitu berserah diri. Dua-duanya berujung pada sikap negatif. Yangberbeda hanyalah kadar negativism di sana: pada kaum negativis,kadar negativisme itu sangat besar bahkan radikal sekali, sementarapada kaum positivis, kadarnya lebih rendah.Kalau ditelaah teks-teks dalam Kitab Suci, sebetulnya baik sikappositivis dan kaum negativis bisa dibenarkan. Masing-masingmempunyai landasan yang kuat dalam teks Kitab Suci, meskipunkaum positivis mengklaim bahwa sikap mereka paling sesuai dengansemangat Islam yang awal. Pandangan kaum positivis Islam bahwaNabi, sahabat dan generasi perdana Islam tidak pernah melakukanpenafsiran yang metaforis terhadap sifat-sifat Tuhan memang benaradanya. Diskusi tentang teologi tidak pernah ada pada zaman Nabi.730 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!