12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>karena khawatir akan membawa seseorang terjatuh pada antro -pomorfisme, seperti dikatakan oleh kaum negativis, maka hal itusama saja dengan menuduh Tuhan berbohong, demikian argumenbalik kalangan positivis untuk menangkis pendapat kaum negativis.Jika Tuhan berfirman dalam Quran bahwa Ia memiliki tangan lalukita mengatakan bahwa “tangan” di sana bukan dimaksudkan dalampengertiannya yang harafiah (sebagaimana dikatakan oleh kaumnegativis), maka sikap semacam itu sama saja dengan mengatakanbahwa Tuhan mengatakan suatu hal tetapi menghendaki hal yanglain. Bukankah hal semacam ini sama saja dengan kebohongan?Watak utama dari posisi kaum positivis Islam ini adalah sikappasrah dalam memahami hakikat Tuhan. Akal dan kemampuanmanusia sangat terbatas, sehingga tak mampu mencapai hakikat itu.Sikap terbaik dalam menghadapi hal ini adalah menyerahkan sajasemuanya pada apa yang dikatakan Tuhan dalam Kitab Suci. Dalamtingkat tertentu, ada kecenderungan negativistik pula dalam teologikaum positivis ini. Sebagaimana kaum negativis, kaum positivis jugaberpandangan bahwa “natur” Tuhan sama sekali tak bisa diketahui.Yang membedakan kaum positivis dan negativis dalam hal ini adalahbahwa kaum positivis sama sekali tak mengosongkan konsep Tuhandari suatu atribut. Manusia bisa mengetahui isi konsep Tuhan melaluisifat-sifat-Nya yang terdapat dalam Kitab Suci. Dengan kata lain,hanya wahyulah satu-satunya medium yang bisa membantu manusiauntuk mengetahui hakikat Tuhan itu. Yang menarik, walaupunwahyu bisa memberikan informasi tentang “natur” Tuhan, padaakhirnya ada keterbatasan dalam kemampuan manusia untukmemahami wahyu itu. Ayat-ayat yang memberikan informasi tentangsifat-sifat Tuhan itu pada akhirnya membawa “masalah” pula, sebabsifat-sifat itu bisa mengarah kepada sikap antropomorfistik. Kaumpositivis Islam sangat sadar mengenai hal ini. Oleh karena itu,mereka berpandangan bahwa makna ayat-ayat itu tidak bisadiketahui sepenuhnya oleh manusia. Saat ayat dalam Kitab Sucimengatakan bahwa Tuhan memiliki tangan dan mata, maka hakikattangan dan mata sebagaimana diinformasikan oleh wahyu itu samasekali tidak bisa diketahui oleh manusia. Pada ujung terakhir, kaumpositivis, dengan tanpa disadari oleh mereka sendiri, sebetulnyamenyetujui posisi kaum negativis – bahwa hakikat Tuhan berada jauhdi laur jangkauan pengetahuan manusia. Bahkan wahyu pun tidakBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 729

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!