12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>PANDANGAN JAINISME TENTANG SAMSARADAN PENDERITAANOrang-orang Jain percaya bahwa keinginan memiliki barang-barangduniawi hanya akan berbuah kekecewaan dan bahwa samsarah(dunia) adalah asarah (kesakitan). Inilah kesimpulan pandangan dankepercayaan Jainisme. Semua jivas (jiwa), apakah dia hidup di planetatau neraka atau di surga, tunduk pada penderitaan. Manusiamenderita karena perbuatan yang tidak baik. Kemiskinan, perbudak -an, penyakit, usia tua dan takut mati meracuni kehidupan mereka.Kesengsaraan yang mengerikan dimulai begitu suatu jiva masuk kedalam rahim dan merasakan kesempitan yang menekan. Bahkandewa-dewa pun menderita. Jiwa-jiwa yang berada di nerakamenanggung kesakitan yang tak terperikan akibat perbuatan burukdalam kehidupan sebelumnya. Kehidupan duniawi yang kehilanganspiritual sama artinya dengan penderitaan. Dalam samsarapenderitaan bagaikan gunung Meru dan kesenangan kecil seperti bijisawi. Ia segera sirna ditelan ombak.Kehebatan penderitaan dan peningkatan kesenangan tergantungpada perbuatan buruk atau baik manusia. Teori Jainisme tentangkarma memperjelas bahwa suatu jiwa bisa keluar dari lingkaranpenderitaan jika dia tahu penyebab yang mengikat jiwa dalamperbudakan karma dan berjuang menyingkirkannya. Perbudakankarma itu adalah mithyatva (kemunafikan), avirati (tidak bisamenahan diri), kasaya (nafsu) dan yoga (kegiatan). Kepercayaanorang-orang Jain tentang karma berjalan sepanjang menjaminkeutamaan sosial dan mengatur kehidupan sosial sebanyak iamemajukan kerjasama dan bukan persaingan.PANDANGAN TENTANG MASYARAKAT TANPA KASTA:KESETARAAN SEMUA JIWADoktrin Jainisme menggambarkan sebuah masyarakat tanpa kasta dimana semua jiwa dianggap setara. Sang Mahavira mengatakan bahwasetiap jiwa mempunyai potensi untuk menjadi paramatma (jiwaagung atau Tuhan). Bahkan seekor serangga pun bisa mencapai tarafini bila ia dilahirkan sebagai manusia dalam kelahiran berikutnya.Walaupun Jainisme menganggap setara untuk semua jiwa, dalamkenyataan kita menemukan tingkatan-tingkatan dalam masyarakatyang ditentukan oleh karma mereka sebelumnya. Akan tetapiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 709

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!