12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>dipakai dalam mata pelajaran fikih, maka di perguruan tinggi danuniversitas Islam mereka telah diganti dengan istilah-istilah yangmerupakan terjemahan dari jurisprudensi Barat. Dengan demikiansebuah dialog lebih mudah, jika pada waktu lalu sering terbenturdengan menggunakan istilah yang berbeda yang tidak dipahamipihak lain. Menurut Djohan, paham fikih sudah dipahami lebih luasdan agak mendekati paham Kristen tentang “theology” 15 dan tidakterbatas pada paham yang berorientasi pada syariah. Barangkaliboleh ditambahkan bahwa istilah sharî’a sendiri di zaman klasik puntidak dibatasi penggunaannya dalam bidang hukum saja melainkandapat juga diartikan sebagai “pedoman iman” atau “pedomanakidah” (sharî’at al-îmân atau sharî’at al-‘aqîda).Tekad generasi muda NU untuk mengambil peran lebih aktif dipentas politik dan melibatkan diri dalam proses yang memperkokohdemokrasi membuat mereka sadar bahwa beberapa pendirian fikihtradisional, khususnya yang menyangkut posisi umat non-Muslimdalam negara, tidak dapat dipertahankan lagi. Seperti di kelompokParamadina, persamaan di hadapan hukum nasional, masalahperpindahan agama, masalah gender dan lain-lain, dilihat juga dikalangan muda NU sebagai bidang fikih yang dulu tidak atau kurangdiperhatikan, dan karena itu pandangan-pandangan fikih tradisionaldalam soal-soal ini dan lainnya yang mengandung unsur ketidak -adilan sosial tidak relevan lagi. Baik Cak Nur almarhum dan muridmuridnyadi kalangan Paramadina, maupun Djohan Effendi dangenerasi muda NU yang dirangsang oleh spiritus rector pemikiranpembaharuan di NU, Gus Dur, sudah terbiasa membawapemahaman-pemahaman mereka ke forum-forum dialog sosial/nasional dan dialog antarumat beragama.Boleh dikatakan bahwa suasana dialogis di dalam masyarakatsudah berkembang, dipelopori dan diarahkan oleh tokoh-tokohagama. Mungkin Montesquieu, apalagi pemikir-pemikir pencerahankemudian akan heran melihat perkembangan itu, mengingatkecurigaan mereka terhadap tokoh-tokoh agama dan sikap mereka.Tapi sayang, mungkin mereka merasa dibenarkan oleh pemukapemukaagama lain yang tetap mengutamakan kepentingan sendiridan apa yang mereka tentukan sebagai kepentingan kelompoknya.Jadi kesusilaan dalam pemahaman Montesquieu, yakni cinta padanegara demokratis dan manusia yang hidup di dalamnya, tetap696 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!