12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>lamanya atau melihat kesempatan baru untuk berpartisipasi dalamruang kekuasaan. Maka mereka pun mengutamakan kepentingansendiri di atas kepentingan rakyat yang dibiarkan untuk salingmemerangi. 3Tanah air dan manusianya dipandang sebagai bahan mentahyang boleh direbut dan dikelola untuk memuaskan nafsu sendiri, dankepentingan umum, apalagi kesetiaan pada bangsa ditafsirkansebagai lahan untuk memuaskan siapa yang punya kekuasaan. Polaitu diteruskan sebagaimana terlihat dalam kebijakan pemerintah baikdi pusat maupun di propinsi-propinsi. Jarang terjadi dalam sejarahIndonesia Merdeka bahwa dalam masa yang relatif singkat begitubanyak peraturan atau undang-undang ditetapkan yang mengandungunsur primordial dan diskriminatif terhadap golongan lain dandengan demikian berpotensi untuk meneruskan usaha memecahbelahdan melumpuhkan masyarakat dengan mempertentangkan satukelompok terhadap yang lain. Dan lagi, usaha itu didukung olehsebagian golongan intelektual yang seharusnya menjadi penjaga danpembela demokrasi–selama mereka tidak memahami diri sebagaipujangga istana.Sebagian besar rakyat dan kelompok intelektual dan profesionallainnya menolak usaha memecah-belah dan melumpuhkanmasyarakat itu, misalnya di beberapa wilayah yang pernah dilandakerusuhan. Setelah alat-alat kekuasaan ditarik keluar dan pemerintahsendiri–entah di pusat atau pun daerah–tidak campur tangan dalamurusan rakyat setempat untuk “mengakhiri” kerusuhan dan mencarilandasan baru kehidupan bersama di masa depan, maka perdamaianyang diupayakan rakyat sendiri amat memadai apabila ia dibiarkanberusaha sendiri, seperti di Maluku Utara, sedangkan di wilayahwilayahlain yang berulang kali mengalami campur tangan daripemerintah atau oknum seperti di Sulawesi Tengah atau Ambon,rakyat sudah jenuh dengan kekerasan yang tak ada hentinyadihadapkan lagi dengan tindakan-tindakan permusuhan olehkelompok-kelompok yang didukung dari luar yang rupanya hanyamembenci sesama anggota bangsanya.Apa kesimpulannya? Apakah benar sebagaimana dicontohkanberulang kali selama masa orde-orde yang sudah lewat bahwademokrasi yang sesuai dengan definisinya yang modern (semuakekuasaan negara berasal dari rakyat) tidak cocok dengan karakter682 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!