12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>menjadi semacam pedoman ketat, atau pembenaran suatu ajarandogmatis yang mutlak.Patut disesalkan dan kurang disadari bahwa apa yang ditetapkanpemerintah Orde Baru sebagai satu-satunya asas bukanlah Pancasilasemata-mata melainkan penafsirannya dalam P4 yang mutlak ditaati.Namun bagi banyak orang Pancasila sendiri kehilangan dayatariknya. Terjadilah semacam kevakuman orientasi yang nampakdalam sandiwara yang dipentaskan setelah penguasa lamadigulingkan. Yang paling mengecewakan bahkan memalukan ialahsikap beberapa intelektual yang sebelumnya terlibat juga dalamwacana mengenai “civil society” atau “masyarakat madani”.Sebenarnya, dengan berakhirnya pemerintahan “Orde Baru”,muncul kesempatan untuk mewujudkan apa yang diimpikan. Jikapada awal tahun 1970-an pemerintah yang mengagalkan semuausaha untuk mendirikan negara demokratis, maka sekarang,khususnya setelah pemilu 1999 yang demokratis, justru sebagian daripara pendukung wacana tentang demokrasi yang menggagalkanimplementasi cita-cita mereka sendiri. Daripada mendukungpresiden yang pertama yang didukung oleh suara pemilih makasebagian besar para pendukung lisan demokrasi segera melakukanintrik terselubung atau dengan fitnah terbuka menentang danmenggagalkan banyak usaha reformasi yang dirancang presiden,sampai akhirnya mereka, berkongsi dengan tulang punggungpenguasa yang lama, berhasil memecatnya.Salah seorang yang tetap setia bukan saja kepada seorang kawanlama melainkan juga kepada presiden yang terpilih dan prisnipdemokrasi ialah Djohan Effendi. Akhirnya beliau menyadari bahwausaha untuk menanam budaya dan semangat demokratis untukkedua kalinya akan gagal. Usaha yang pertama dijalankan pada masaKonstituante yang hampir dapat merampungkan tugasnya untukmenyusun sebuah kontitusi demokratis untuk Republik Indonesia 2 ,saat itu masih berdiri atas dasar Undang-Undang Dasar Sementaradari tahun 1945. Karena usaha mereka menjurus ke sistemparlementer dan bukan sistem kepresidenan seperti UUD ’45, makapresiden sendiri, untuk menjaga kekuasannya, mengagalkan usahaKonstituante. Juga setelah masa “Orde Baru” berakhir, unsur-unsuryang berusaha mengagalkan kesempatan untuk reformasi di ambangpintu tampil bergolak, entah untuk mempertahankan kedudukanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 681

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!