12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>masyarakat nya dengan mengakui, menerima dan menghormatisemua jenis keragaman yang ada di tengah-tengahnya.Setelah arus-arus ideologis yang memecah-belah dan memper -tentangkan tubuh dan bagian-bagian bangsa dieliminasi makabangkitlah harapan bahwa cita-cita gerakan kebangsaan sudah dapatdiwujudkan lagi. Harapan itu khususnya menggairahkan kalanganmahasiswa dan cendekiawan. Lahirlah “kelompok Cipayung”,sedangkan di Yogyakarta, atas prakarsa Prof. Dr. H.A. Mukti Ali,dibentuk “Limited Group”, dengan Djohan Effendi sebagai salahseorang anggotanya. Pemikiran dan pergumulan mereka yang seriusdan mendalam untuk mewujudkan masyarakat yang beradab danmodern, tercermin dalam catatan-catatan harian Ahmad Wahib,seorang kawan di Limited Group yang tahun 1973 meninggal karenaditabrak oleh seorang pengendara motor. Catatan harian ituditerbitkan oleh Djohan Effendi. 1 Judul bukunya, PergolakanPemikiran Islam. Isi renungan dalam buku itu belum diterima denganbaik oleh sebagian kalangan muslim, khususnya yang belum dapatmenerima “arus baru” dalam pemikiran Islam dan masih tertahandalam wacana yang lama. Cinta pada Islam, demikian juga dalamhati kawan-kawan Ahmad Wahib, disertai dengan rasa persaudaraanmendalam dengan mereka yang berada di luar batas agamanya,namun menjadi rekan dalam kehidupan bersama sebagai anggotabangsa dan sesama warga.Namun semangat dan antusiasme para pemikir waktu itumengalami kekecewaan besar. Harapan bahwa “Orde Baru” akanmembuka babak baru dalam kehidupan bangsa akhirnya pupus.Pemerintahan Orde Baru tidak mengabulkan sumbangan pikiranmereka yang masih dijiwai oleh optimisme terhadap masa depan dankesetiaan pada tanah air dan manusianya. Orde Baru menampilkandiri sebagai sistem kekuasaan yang malah lebih reaksioner dibandingpemerintahan Orde Lama yang digulingkan dengan sedapat mungkinmengeksploitasi rakyat dan dengan “menggebuk” para pembangkangyang berani mengangkat kepala dan menyatakan sikap.Jadi kegiatan para pemikir yang menjunjung tinggi cita-citabangsa seolah terkurung di lembaga-lembaga akademis di manamereka dibolehkan melanjutkan perdebatan tentang masyarakat dannegara yang dicita-citakan, dengan catatan gagasan-gagasan merekatetap terkurung di kalangan akademis dan di belakang tembok678 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!