12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>dapat digagalkan) akhirnya hanya mencapai hasil yang terbalik:bangsa yang satu akhirnya terpecah belah dalam golongan-golonganyang saling memusuhi dan masing-masing berusaha merebutkekuasaan di dalam negara.Salah satu unsur yang aktif dalam pergolakan sektarian itu ialahpihak komunis yang mengarahkan pada perang kelas yang hanyamembenarkan satu golongan dalam masyarakat saja, yakni kelasproletariat untuk merebut kekuasaan demi pembebasan dari kaumkapitalis, dan dengan meng-kelas-duakan semua warga yang bukanbagian dalam proletariat itu. Tujuan politis mereka bukan lagirepublik ataupun demokrasi, melainkan kediktatoran. Gagasan itupun telah dilenyapkan meskipun dengan korban jiwa manusia yangteramat mahal. Sebagai kekuatan politik atau sosial, ideologikomunis tidak berdaya lagi.Hal ketiga, yang pernah mempersoalkan persatuan bangsa(secara keseluruhan) dan berakar dalam primordialisme agama, danjuga telah terlempar dari pentas politik secara nyata ialah Masyumidengan gagasannya tentang “Negara Islam” yang dengan sendirinyaakan me-wargakelasduakan semua golongan non-Islam. Di situ“Islam” dijadikan ideologi politik yang bersaing dengan ideologiideologipolitik lain, dan seperti ideologi politik lain ia pun bersifateksklusif. “Islam” pun diselaraskan dengan pemahaman mereka,bahwa Islam ialah dîn wa-daulah, agama yang berpadu dengankekuasaan. Dalam hal ini, pemerintahan “Orde Baru” meneruskangaris politik dari “Orde Lama” dan ideologi yang dianggap sektarianitu tidak akan diterima di masa depan. Pendirian itu didukung jugaoleh bagian besar umat Islam yang mengutamakan kesetiaan kepadabangsa dalam keseluruhannya di pentas politik dan masyarakat,sedangkan kesetiaan kepada agama diletakkan dan dihayati di ruanglain.Meskipun ada perbedaan-perbedaan pandangan fundamental diantara tiga ideologi politik yang baru saya sebutkan, namun ada jugapersamaannya: ketiganya berupa ideologi eksklusif, dan tak satu pundi antaranya sanggup menghayati, apalagi mewujudkan cita-citatentang bangsa yang bersatu dan bertekad untuk bersama-samamewujudkan negara yang menunjung tinggi peradaban, kesusilaan,kesejahteraan dan martabat manusiawi seluruh rakyat serta rasapersaudaraan dan solidaritas meliputi seluruh bangsa danBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 677

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!