12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>tetap berlalu, Djohan merangkak terus mem bangun strategi penelitinuntuk pengembangan agama. Ia berupaya memberikan perhatiantentang bagaimana melaksanakan penelitian dengan baik danobjektif, sebagaimana lazimnya penggunaan metodologi keilmuansosial. Dalam setiap penelitian ia selalu melibatkan para peneliti yangbukan hanya dari kalangan Islam, tetapi juga mengajak peneliti non-Islam. Dalam dua tahun berturut-turut penelitian yang dilaksanakanmelibatkan peneliti dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan dariUniversitas Katolik Atmajaya, di samping dari Depag sendiri. Denganmelibatkan semua itu, ia punya maksud lain. Bukan hanya menjagaobjektivitas, tetapi ke depan agar peneliti agama di DepartemenAgama jangan hanya yang beragama Islam saja, tapi juga berasal dariagama lain.KIPRAH DI BADAN LITBANG AGAMATahun 1998 adalah saat di mana Djohan Effendi diangkat sebagaiKepala Badan Litbang Agama Departemen Agama. Agak spektakulermemang, karena sudah terlalu lama beliau tidak bersentuhan denganbirokrasi di Departemen yang satu ini. Sejak dilengserkan sekitartahun 1982an sebagai Kepala Balai Penelitian Agama danKemasyarakatan, pak Djohan lebih banyak menjadi “orang luar”Depag. Aktivitasnya sebagai PNS beralih ke Sekretariat Negara,membantu kesibukan Mensesneg Moerdiono kala itu. Peran Djohantidak bisa diremehkan di Sekneg, karena pidato-pidato Presidenkhusunya menyangkut agama termasuk masalah kerukuan agama,muncul dari apa yang ditulis oleh Djohan Effendi. Lagi-lagi Djohanmenjadi pemain di belakang layar. Karena apa yang dipidatokan PakHarto kala itu, berujung sangat mem pengaruhi kebijakannya dalampola pembangunan nasional bidang agama khususnya.Setelah peran Djohan di Sekneg semakin berkurang, tidakterdengar kiprahnya di Departemen Agama. Tidak tahunya lagi“sembunyi” untuk beberapa lama, menuntut ilmu di Australia,tepatnya di Deakin University, sampai bergelar Doktor.Kalau bukan karena panggilan tugas membantu Menteri Agamaera Reformasi, Malik Fadjar, mungkin Pak Djohan tidak kembali keJakarta, eh ke Departemen Agama. Meski kesehariannya melanglangbuana ke sana kemari, tapi status PNS pak Djohan belum lepas.Hingga ia bersedia menjadi Kepala Badan Litbang Agama tersebut.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!