12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>lagi. Penulis coba merumuskan dalam bahasa sehari-hari. Untukmelihat sesuatu kita memerlukan dua mata. Kalau hanya satu, tidakterdapat titik api, jadi tidak menemukan titik fokus alami danpandangan akan tidak sempurna. Alquran dan Sunnah Rasul tidakakan berubah, tetapi ternyata terbuka akan penafsiran penafsiranbaru, yang ternyata valid dan bermakna. Setelah waktu yang lamaditinggal Ulama Salaf, tumbuh masyarakat yang konservatif, ditariksedikit ke kiri untuk lebih progresif oleh Al-Gazali dan Ibn Arabi,untuk belakangan, dalam perkembangan selanjutnya, karena terlalusufistik, dikoreksi dengan ditarik sedikit ke kanan oleh Ibn Taimiyah.Abad berganti abad, tajdid berganti tajdid, mereka adalah paramujaddid, reformer Islam yang diakui. Ilham dari Langit dan Ilhamdi Bumi karena tunggal Maha-Sumbernya tidak akan bertetangan.Menyimak kembali gagasan-gagasan H.O.S. Tjokroaminoto danAgus Salim di atas tersirat adanya kehendak untuk menjadikan Islamsebagai basis filosofis untuk membebaskan diri dari penjajahanBelanda. Ia seolah mengajak kalangan penganut Islam untuk bersatudan sadar bahwa kesatuan nasional sangat diperlukan untukmengusir penjajahan. Di balik itu, sejujurnya pada diri tokoh ini jugaterpancar keinginan untuk menggaet kebersamaan dengan umatIslam lainnya di negara lain. Ia mulai melihat kebangkitan Islam dinegara-negara lain untuk lepas dari penjajahan asing sebagaipelajaran yang perlu digelorakan di kalangan umat Islam HindiaBelanda kala itu.AHMADIYAH DI ERA REVOLUSIKetua PB JAI pada waktu itu adalah Almarhum Rd. MuhammadMuhyiddin. Beliau adalah pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri,dan aktif dalam mempertahankan kedaulatan RI di Jakarta. Padatahun 1946 beliau diangkat sebagai Sekretaris Perayaan Kemerdeka -an RI yang pertama, yang seyogianya juga akan memegang benderasang merah putih di muka barisan. Akan tetapi 8 hari sebelum HUTRI I itu beliau telah diculik oleh Belanda dan hingga kini hilang taktentu rimbanya. Menurut keterangan Suwiryo, Walikota Jakarta saatitu, beliau telah dibawa serdadu Nica ke suatu daerah di Depok danditembak mati di sana.Sebelum tentara NICA memasuki dan merebut kota Bandung,dua orang mubaligh Ahmadiyah Abdul Wahid HA dan Malik AbdulBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 657

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!