12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>beragam latar belakang etnis, dan bahkan agama.Selain organisasi berbasis suku bangsa, organisasi berbasis agamajuga bermunculan. Beberapa aktivis gerakan kemerdekaan pada saatitu juga tidak kering dari mereka yang terjerat dalam buaian PanIslamisme.AHMADIYAH DAN ERA KOLONIAL DI INDONESIADengan demikian ini berarti kedatangan Ahmadiyah dapat dikatakanbertepatan dengan menyalanya semangat untuk bangkit melawanimperialisme di kalangan aktivis muda saat itu. Setidaknya,kedatangannya bersamaan dengan mulai tingginya semangat untukbelajar di kalangan muda Islam pada waktu itu. Rasa ingin tahu anakmuda Islam itu menyala-nyala, dan tidak puas hanya dengan melirikpada dunia pendidikan Islam yang telah ada seperti pondokpesantren misalnya.Hal yang tidak terduga, dalam perkembangannya H.O.S.Tjokroaminoto secara diam-diam menerjemahkan tafsir The HolyQur’an karangan Maulana Muhammad Ali, Presiden AhmadiyahLahore, ke dalam Bahasa Melayu (Zulkarnain, 2005: 184-185). Halitu seperti menunjukkan bahwa semangat nasionalisme yang dibalutdengan semangat religius di dalam jiwa H.O.S. Tjokroaminotosedikit atau banyak diilhami bacaannya atas pendekatan penafsiranAhmadiyah Lahore ini.Salah satu yang perlu dicatat adalah ketertarikan H.O.S.Tjokroaminoto seperti tersebut di atas. Sekalipun Muhammadiyahpada akhirnya mengambil jarak dengan Ahmadiyah, H.O.S.Tjokroaminoto, yang dikenal berlatar Muhammadiyah, masihmelanjutkan hubungan pribadi dengan Wali Ahmad Baig. Bahkandalam penelusuran Alfian yang dikutip Zulkarnain, gara-garakedekatan itu pulalah Muhammadiyah meminggirkan Sarikat Islam(SI) dan H.O.S. Tjokroaminoto sendiri. Dalam Kongres SI tanggal26-29 Januari 1928 di Yogyakarta, tindakan H.O.S. Tjokroaminotoyang menerjemahkan tafsir The Holy Qur’an ini ditentang keras.Akan tetapi pembelaan justru datang dari Haji Agus Salim, yangbersama-sama dengan koleganya itu aktif di SI maupun JongIslamiten Bond (JIB) yang secara lantang mengemukakan bahwa darisegala tafsir, baik dari kaum kuno, kaum Muktazilah, dan golonganmodern, tafsir Ahmadiyahlah yang paling baik untuk memberikanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 653

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!