Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
12.07.2015 Views

Democracy Projectsiswa yang tamat dan berbakat, melanjutkan studi ke Mekah atauKairo. Saat itulah tiga orang murid Engku Haji Rasul ini, panggilanakrab DR Karim Amrullah, yaitu Abu Bakar Ayyub, Ahmad Nurdindan Zaini Dahlan juga memiliki ambisi luhur demikian ini.Atas pertimbangan guru-guru senior, Zainuddin El Yunusi Labaidan Ibrahim Musa Parabek bahwa sudah banyak siswa Indonesia diKairo dan bahwa di India tumbuh beberapa lembaga pendidikanIslam dengan wawasan pembaruan, mereka pun menuju anak benuaitu. Tujuan pertama mereka adalah Lucknaw. Merasa kurang puaskemudian melajutkan ke Lahore. Marasa belum menemukan yangdicari sejak dari kampung, mereka melajutkan ke Qadian.Pada suatu pertemuan dengan Hazrat Basyiruddin MahmaudAhmad, Khalifah II Jemaat Ahmadiyah, siswa-siswa muda inimemohon agar dikirim seorang mubaligh ke Indonesia. MaulviRahmat Ali, mubaligh pertama Jemaat Ahmadiyah itu sampai diTapak Tuan, Aceh Barat pada tahun 1925. Tak lama ia pindah keKota Padang dan mendirikan Cabang pertama di sana. Menarik disini untuk menyebut bahwa kelahiran Jemaat Ahmadiyah diIndonesia aslinya bukan kelahiran yang ditunggu, tetapi dijemput,sekalipun setahun sebelumnya, tepatnya tahun 1924, MaulanaAhmad dan Wali Ahmad Baig dari Gerakan Ahmadiyah Indonesiasampai dan menetap di Yogyakarta.Seperti mafhum diketahui, memasuki abad 20 Masehi bangsaIndonesia mulai serius memikirkan adanya pembaruan yangmengarah pada perbaikan nasib anak bangsa. Kalangan terdidikmenginginkan pembaruan di bidang politik dengan mengupayakanlepas dari campur tangan pemerintah kolonial Belanda. Begitu puladi wilayah budaya dan pendidikan, layak juga dicatat munculnyakeinginan untuk menguatkan pemerataan akses terhadap pendidikankhususnya bagi kalangan inlander.Darah anak-anak muda seperti mendidih mengetahui bala -tentara Jepang berhasil memukul mundur tentara Russia di tahun1905. Mereka adalah para anak priayi Jawa yang tentu sajamemperoleh kesempatan pendidikan lebih tinggi ketimbangmasyarakat lainnya. Puncaknya, kelahiran Budi Utomo (BU) tigatahun kemudian dirasakan begitu fenomenal yang lantas turutmengilhami berdirinya semangat kebangkitan kesatuan berdasarkankesatuan antaretnis dan golongan di kalangan anak-anak muda dari652 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Democracy Projectberagam latar belakang etnis, dan bahkan agama.Selain organisasi berbasis suku bangsa, organisasi berbasis agamajuga bermunculan. Beberapa aktivis gerakan kemerdekaan pada saatitu juga tidak kering dari mereka yang terjerat dalam buaian PanIslamisme.AHMADIYAH DAN ERA KOLONIAL DI INDONESIADengan demikian ini berarti kedatangan Ahmadiyah dapat dikatakanbertepatan dengan menyalanya semangat untuk bangkit melawanimperialisme di kalangan aktivis muda saat itu. Setidaknya,kedatangannya bersamaan dengan mulai tingginya semangat untukbelajar di kalangan muda Islam pada waktu itu. Rasa ingin tahu anakmuda Islam itu menyala-nyala, dan tidak puas hanya dengan melirikpada dunia pendidikan Islam yang telah ada seperti pondokpesantren misalnya.Hal yang tidak terduga, dalam perkembangannya H.O.S.Tjokroaminoto secara diam-diam menerjemahkan tafsir The HolyQur’an karangan Maulana Muhammad Ali, Presiden AhmadiyahLahore, ke dalam Bahasa Melayu (Zulkarnain, 2005: 184-185). Halitu seperti menunjukkan bahwa semangat nasionalisme yang dibalutdengan semangat religius di dalam jiwa H.O.S. Tjokroaminotosedikit atau banyak diilhami bacaannya atas pendekatan penafsiranAhmadiyah Lahore ini.Salah satu yang perlu dicatat adalah ketertarikan H.O.S.Tjokroaminoto seperti tersebut di atas. Sekalipun Muhammadiyahpada akhirnya mengambil jarak dengan Ahmadiyah, H.O.S.Tjokroaminoto, yang dikenal berlatar Muhammadiyah, masihmelanjutkan hubungan pribadi dengan Wali Ahmad Baig. Bahkandalam penelusuran Alfian yang dikutip Zulkarnain, gara-garakedekatan itu pulalah Muhammadiyah meminggirkan Sarikat Islam(SI) dan H.O.S. Tjokroaminoto sendiri. Dalam Kongres SI tanggal26-29 Januari 1928 di Yogyakarta, tindakan H.O.S. Tjokroaminotoyang menerjemahkan tafsir The Holy Qur’an ini ditentang keras.Akan tetapi pembelaan justru datang dari Haji Agus Salim, yangbersama-sama dengan koleganya itu aktif di SI maupun JongIslamiten Bond (JIB) yang secara lantang mengemukakan bahwa darisegala tafsir, baik dari kaum kuno, kaum Muktazilah, dan golonganmodern, tafsir Ahmadiyahlah yang paling baik untuk memberikanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 653

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>siswa yang tamat dan berbakat, melanjutkan studi ke Mekah atauKairo. Saat itulah tiga orang murid Engku Haji Rasul ini, panggilanakrab DR Karim Amrullah, yaitu Abu Bakar Ayyub, Ahmad Nurdindan Zaini Dahlan juga memiliki ambisi luhur demikian ini.Atas pertimbangan guru-guru senior, Zainuddin El Yunusi Labaidan Ibrahim Musa Parabek bahwa sudah banyak siswa Indonesia diKairo dan bahwa di India tumbuh beberapa lembaga pendidikanIslam dengan wawasan pembaruan, mereka pun menuju anak benuaitu. Tujuan pertama mereka adalah Lucknaw. Merasa kurang puaskemudian melajutkan ke Lahore. Marasa belum menemukan yangdicari sejak dari kampung, mereka melajutkan ke Qadian.Pada suatu pertemuan dengan Hazrat Basyiruddin MahmaudAhmad, Khalifah II Jemaat Ahmadiyah, siswa-siswa muda inimemohon agar dikirim seorang mubaligh ke Indonesia. MaulviRahmat Ali, mubaligh pertama Jemaat Ahmadiyah itu sampai diTapak Tuan, Aceh Barat pada tahun 1925. Tak lama ia pindah keKota Padang dan mendirikan Cabang pertama di sana. Menarik disini untuk menyebut bahwa kelahiran Jemaat Ahmadiyah diIndonesia aslinya bukan kelahiran yang ditunggu, tetapi dijemput,sekalipun setahun sebelumnya, tepatnya tahun 1924, MaulanaAhmad dan Wali Ahmad Baig dari Gerakan Ahmadiyah Indonesiasampai dan menetap di Yogyakarta.Seperti mafhum diketahui, memasuki abad 20 Masehi bangsaIndonesia mulai serius memikirkan adanya pembaruan yangmengarah pada perbaikan nasib anak bangsa. Kalangan terdidikmenginginkan pembaruan di bidang politik dengan mengupayakanlepas dari campur tangan pemerintah kolonial Belanda. Begitu puladi wilayah budaya dan pendidikan, layak juga dicatat munculnyakeinginan untuk menguatkan pemerataan akses terhadap pendidikankhususnya bagi kalangan inlander.Darah anak-anak muda seperti mendidih mengetahui bala -tentara Jepang berhasil memukul mundur tentara Russia di tahun1905. Mereka adalah para anak priayi Jawa yang tentu sajamemperoleh kesempatan pendidikan lebih tinggi ketimbangmasyarakat lainnya. Puncaknya, kelahiran Budi Utomo (BU) tigatahun kemudian dirasakan begitu fenomenal yang lantas turutmengilhami berdirinya semangat kebangkitan kesatuan berdasarkankesatuan antaretnis dan golongan di kalangan anak-anak muda dari652 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!