12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Pada tahun 1891 beliau mendapat wahyu yang mengatakanbahwa Isa Almasih as telah wafat, dan Isa Almasih yang ditunggutunggudi akhir zaman ini adalah beliau sendiri. Dua butir inilah yangmenjadi titik beda utama antara Ahmadiyah dan Non-Ahmadiyahdalam Islam.Hal yang mengherankan rupanya, klaim itu ternyata tidak hanyaberedar di kalangan Islam, tetapi juga beredar dan menyentuhkalangan Hindu, dengan diasumsikan Mirza Ghulam Ahmad adalahKalki, inkarnasi kesepuluh Dewa Wishnu yang ditunggu-tunggu(Asani, 2006: 573).Baik untuk dicatat di sini, bahwa dalam forum diskusi yangdiadakan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah padasekitar November 2005, DR. Kautsar Azhari Nur membawaFuthuhatul Makiyyah karya Syechul Akbar Ibnu Arabi. DR. KautsarAzhari Nur minta K.H. Husein Muhammad untuk membaca danmenterjemahkan beberapa kalimatnya yang menegaskan bahwakedatangan Nabi Ummati, yang takluk kepada Syari’ah Muhammaddan dengan demikian untuk syi’ar Islam tidaklah tertutup adanya.Pengakuan sebagai Isa Almasih di atas menimbulkan arus balikpenentangan yang kuat. Meski begitu, di bawah ancaman, deraandan kekerasan yang datang silih berganti dan bertubi-tubi, sepertijuga diungkap dalam ujung tulisan Asani (2006: 576), terbinalah ”keberada-an”itu., sebagaimana lazimnya gerakan kelompok minoritaskeagamaan yang terus ditindas. Kontroversi yang mengiringinyahanyalah semakin memperkuat komitmen para pengikutnya, baiksecara moral maupun finansial. Situasi ini pelan namun pastimembawa semangat baru, hingga pada akhirnya memperkuat rasasolidaritas di antara mereka. Ditambah lagi dengan penafsiran jihadyang non militeristik, melainkan melalui lisan dan pena, Ahmadiyahmenyebar ke berbagai tempat di lima benua. Slogan utama Jemaatyang diarak ke lima benua ini adalah,‘’love for all, hatred for none’‘.AWAL KEHADIRAN DI INDONESIAPada awal abad kedua puluh itu, melanjutkan tradisi Minangsebelumnya, lembaga pendidikan dan pembaruan Islam berlanjutdengan lebih semarak di Sumatera Barat. Satu di antaranya yangpaling menonjol adalah Sumatera Thawalib, yang dipimpin oleh DR.Haji Abdul Karim Amrullah, ayahanda Buya Hamka. Lazim bagiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 651

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!