12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>terhadap implikasinya.Kalau sempat kita cermati, ada faktor penting lain juga, ialahkelalaian kita selama 32 tahun Orde Baru untuk meningkatkan teruskesadaran akan proses “menjadi bangsa”. Rezim ketika itu yakinbahwa persoalan itu bisa diselesaikan dengan sebuah “pelototan”,tidak memerlukan sebuah proses pembelajaran yang membuangwaktu. Karena kelalaian itu kita kembali mengalami mimpi burukbangsa-bangsa Eropa abad pertengahan. Bangsa kita setbackbeberapa dekade ke belakang. Walaupun tidak sepenuhnya begitu,karena banyak juga hal-hal yang menggembirakan dari guncanganguncanganini.PROSES MENJADI DI BENUA ALIT INDIAAda baiknya, sebelum kita simak lagi pengalaman 4 tahun kita yangterkait kebebasan beragama ini, kita melongok sepintas kebelakang,tentang kelahiran Ahmadiyah dan mula kehadirannya di Indonesia.Perkenankan penulis pada bahagian ini bertolak dari butir butirperbedaan, agar pembahasan bisa lebih “bening” dicermati. KarenaAhmadiyah bisa jadi “titik titik yang dilupa” bagi pribadi usia 50-ankeatas yang familiar dengan Jong Islamieten Bond, dan bisa jadi titiktitik tak dikenal bagi pribadi 50-an kebawah.Ahmadiyah lahir di anak benua India di era kolonial. Karenaitulah, kemunculan Ahmadiyah tidak dapat dilepaskan dari kontekssejarah India/Pakistan sebagai bangsa jajahan Imperium Inggris Rayaketika itu. Sebagai masyarakat jajahan, sulit diharapkan masyarakatterlepas dari kebodohan. Masyarakat Islam India di era kolonialInggris itu, seperti disebutkan Maulana Muhammad Ali dalamZulkarnain (2005: 51), semakin tenggelam dalam keterbelakangandan perselisihan dengan sesama kaum muslim karena masalahperbedaan paham yang sering sepele.Berawal dari Punjab, Pakistan sekarang, di abad ke-19, tumbuh -lah di kawasan ini semacam komunalisme religius dan nasionalismeuntuk melawan kolonial Inggris. Selain muncul gerakan Islam yangbelakangan lantas menjadi lembaga dengan nama Ahmadiyah,tercatat beberapa gerakan pembaruan di bidang keagamaan lain.Tidak berhenti sampai di situ, pada level media pun terjadikompetisi dalam soal-soal pelik ini, interprestasi pada hal-hal yangberbau keagamaan. Koran-koran dan jurnal yang diterbitkan olehBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 649

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!