12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Apabila hipotesa tersebut di atas dapat diterima, maka seorangpluralis pada tataran teologis, bukan hanya sosiologis (seperti DjohanEffendi), tentu adalah sekaligus penganut tiga nilai atau pandanganberikutnya, yaitu non sektarian, inklusif, dan universal. Dengan katalain empat nilai yang diusung oleh paham Buddhayana adalahsekaligus nilai-nilai yang dianut, dijalani dan diperjuangkan olehDjohan Effendi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara utamanyadi bidang keberagamaan.Djohan Effendi selalu menekankan perlu dibedakannya antara”Agama” dan ”Keberagamaan”. Agama memang mengajarkantentang kebenaran mutlak. Namun manusia yang nisbi dan dalamproses belajar mencari kebenaran mutlak itu harus dilihat sebagaisebuah proses keberagamaan tadi. Artinya dalam proses pembelajar -an tersebut manusia dengan sifatnya yang nisbi sangat bisa menyalah -tafsirkan pengertian agama yang mempunyai kebenaran mutlaktersebut. Dengan kata lain Beliau mengingatkan kita semua agarjangan melihat pandangan pribadi sebagai kebenaran mutlak itusendiri yang diajarkan oleh sebuah Agama. Oleh sebab itu kita tidakboleh memaksakan pandangan dan pengertian kita kepada orang lainsementara kita tidak (belum) tahu bahwa pandangan dan pengertianyang kita paksakan itu bukanlah (belumlah) sebuah pengertian yangfinal. Djohan Effendi juga berpandangan bahwa perkembanganspiritual seseorang itu adalah bersifat gradasi. Oleh karena itumanusia itu pada dasarnya belum bisa memastikan perkembanganspiritualnya ada di mana, maka sebaiknya manusia itu bersikaprendah hati sehingga tidak menganggap bahwa pandangannya adalahyang paling benar sendiri sehingga seolah-olah pandangannya adalahAgama itu sendiri.Penulis sudah mengenal Djohan Effendi dari dekat karena kamibersama-sama mendirikan ICRP (Indonesian Conference On Religionand Peace). Pemikiran dan pandangan yang Beliau perjuangkantermanifestasi pada perilaku Beliau. Antara pikiran, kata danperbuatan telah menjadi satu. Beliau adalah seorang pluralis tulenyang sangat sederhana dan rendah hati dengan kadar kecendekia -wanan yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat luas,termasuk para akademisi sekaliber Greg Barton. Dalam disertasinyadi Universitas Monash, Australia, Barton bahkan mensejajarkanDjohan Effendi dengan Alm. Nurcholish Madjid, AbdurrahmanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 641

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!