12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>telinga kita menjadi “budeg” atau tuli (mental blockage) sehinggaproses pembelajaran menjadi melamban atau bahkan berhenti samasekali. Dalam kejawen hal ini sering diungkapkan dengan rumangsabisa, ning ora bisa rumongso. Di sinilah tantangan bagi kita sebagaispiritual beings untuk terus menjaga pikiran kita agar tetap sebagaibeginner’s mind sehingga bisa terus menjadi life-long learner denganmengeluarkan hal-hal lama yang ada di benak kita (unlearningprocess) dan terus belajar lagi secara lebih mendalam (relearning)sehingga pada akhirnya berhasil mencapai total liberation atauperfect enlightenment. Dalam konteks ini peringatan Biksu ThichNhat Hanh adalah relevan bahwa hambatan perkembangan spiritualitu tidak hanya dalam bentuk afflictions obstacle tapi juga knowledgeobstacle. 57Sebagai kesimpulan dari makalah ini penulis ingin mengajukanhipotesa sebagai berikut:A = Non sektarianB = InklusivismeC = PluralismeD = UniversalismeDi mana: A < B < C < DDengan demikian seorang Buddhis yang non sektarian—sampaitingkat tertentu–mempunyai benih-benih inklusif, pluralistik, danuniversal. Demikian seterusnya seorang Buddhist inklusif adalahsekaligus non sektarian, dan sampai tingkat tertentu juga telahmemiliki benih-benih pluralistik dan universalistik; dan seorangBuddhis yang berpandangan pluralistik adalah sekaligus inklusif dannon sektarian serta sampai tingkat tertentu juga telah memiliki benihbenihuniversalistik; serta akhirnya seorang Buddhis yang benarbenartelah memahami dan menjalani paham universalisme adalahorang yang tentu saja berpandangan non sektarian, inklusif dansekaligus pluralistik.Namun perlu dicatat bahwa keberadaan empat nilai ini pada dirisatu orang itu bersifat gradasi dan relatif berbeda kadarnya dariorang lain. Hal itu terjadi karena tingkat pemahaman atas empat nilaitersebut bagi satu orang akan berbeda kedalamannya dengan tingkatpemahaman dari orang lain sesuai dengan tingkat pencerahan yangtelah dicapai oleh masing-masing orang.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 639

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!