12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>1. Unconscious incompetent (Tidak sadar kalau tidak mampu)2. Conscious incompetent (Sadar kalau tidak mampu)3. Conscious competent (Sadar kalau sudah mampu)4. Unconscious competent (Tidak sadar kalau sudah mahir). 55Empat tahapan di atas sesungguhnya juga berlaku dalam prosespembelajaran kita secara spiritual. Pada saat seseorang menganutsebuah agama, maka itu akan diawali dari ketidak-tahuannya akanberbagai ajaran dari agama yang dianutnya. Setelah mulai belajar,maka orang akan mulai menyadari bahwa ternyata ada berbagaimacam ajaran yang kemudian disebut sekte-sekte. Pada tahap awalpembelajaran seperti ini biasanya orang akan ada kecenderunganmenggandrungi suatu ajaran sekte tertentu. Kegandrungan inilahyang kemudian tanpa disadari akan membuat orang tersebut menjadisektarian.Dalam tahap perkembangan berikutnya dia akan meneruskanbelajar hingga akhirnya mulai melihat bahwa ternyata adakebenaran-kebenaran lain yang bisa melengkapi dan menyempurna -kan pengertiannya tentang ajaran dari sektenya sendiri (non -sectarian). Demikianlah seterusnya semakin dalam pemahaman nyatentang ajaran agamanya (dan juga ajaran agama lainnya), makaorang tersebut akan semakin berkembang sikap inklusif danpluralistiknya sebelum akhirnya orang tersebut mencapai tingkatpembelajaran yang tertinggi hingga dia mencapai pencerahan abadisehingga bisa melihat bahwa kebenaran mutlak itu adalah bersifattunggal atau universal seperti yang sesungguhnya dimaksudkan olehagama manapun.Namun demikian perlu disadari bahwa proses pembelajaranseperti dimaksud di atas hanya bisa terjadi apabila kita selalu bisamempertahankan diri kita sebagai beginner’s Mind. 56 Manusia itupada waktu lahir ada dalam tataran beginner’s mind. Sebuah kondisidi mana kita ibarat sebuah “gelas kosong” yang selalu siap diisidengan hal-hal baru. Oleh sebab itu semua yang diajarkan olehlingkungannya akan diserap sepenuhnya tanpa sikap menolak samasekali (no mental blockage). Namun sayang, sejalan denganpertambahan usianya, manusia itu mulai bergeser paradigmanyamenuju ke kutub ekstrem yang lainnya, yaitu expert mind. Pada saatkita dibelenggu oleh paradigma expert mind, maka pada saat itulah638 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!