12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Jadi universalisme merupakan sebuah paham yang memandangbahwa manusia itu di hadapan Tuhan adalah sama, dalam artiansemuanya pada akhirnya akan diselamatkan oleh Tuhan. Bahkanbinatang, malaikat atau dewa yang jatuh ke dalam dosa, hantu dansetan itu juga akhirnya secara evolutif akan diselamatkan ataumencapai pencerahan. Dalam pandangan ini manusia (baik ataujahat) dengan Tuhan itu pada akhirnya adalah satu kesatuan(reconciliative).Selain itu paham ini juga melihat bahwa sesungguhnya terdapatajaran atau prinsip-prinsip tertentu yang bersifat universal (onecommon truth) dan oleh karenanya ada di setiap agama. Misalnya,cinta kasih, kasih sayang, kebijaksanaan, tanpa kekerasan, kedamai -an, kebajikan dan lain-lain. Oleh karena itu penganut paham inibersikap inklusif terhadap ajaran atau prinsip universal seperti ituwalaupun berasal dari agama yang lain.Dalam konteks universalisme ini penulis memandang bahwapada kesadaran yang terdalam dari manusia dan semua makhlukhidup baik yang nampak maupun tidak nampak itu terkandungbenih-benih kebaikan dan keburukan sekaligus. Benih-benihkebaikan yang juga diajarkan di semua agama seperti cinta kasih,kasih sayang, tanpa kekerasan, dan kedamaian seperti tersebut di atassesungguhnya juga ada di dalam kesadaran mereka. Hanyamasalahnya ada yang sedang manifest, ada yang sedang latent. Bilamanusia melatih kesadarannya sehingga sifat-sifat universal sepertiitu berkembang, maka terlepas dari apapun agamanya, mereka akanjuga mencapai pencerahan atau keselamatan atau pembebasan total(apapun kita sebutnya). Pada saat pencerahan atau pembebasan totaltercapai, maka sesungguhnya pada saat itulah peran ajaran agamasudah tidak diperlukan lagi karena tujuan untuk mencapai “pantaiseberang” telah tercapai sehingga agama sebagai sarana sudah tidakperlu kita bawa atau usung lagi.Dengan kata lain memang dimensi self transformation adalahdimensi yang harus diutamakan dalam hidup keberagamaan manusiabukan dimensi eksternal (exoteric) yang seringkali justru mensiasiakanperan sebuah agama. Orang yang menekankan dimensieksternal itu ibarat orang sakit (baca: umat) yang ke dokter (baca:Nabi atau Guru agung yang telah mencapai pencerahan) dan diberiresep oleh dokter tersebut. Yang dia lakukan adalah mengagulkan630 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!