12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>(sehingga bisa bahagia), maka diperlukan Ukhuwah Islamiyah (:persaudaraan antara sesama kaum beriman). 37 Kutipan di atas jugadapat ditafsirkan bahwa Tuhan memang sengaja menciptakanmanusia itu secara unik, tidak ada satupun yang sama persis secarafisik (apalagi pikirannya) walau kembar siam sekalipun. Artinyapluralitas itu adalah kodrati.Oleh sebab itu, untuk bisa mempunyai pandangan yang pluralis,seseorang tentu saja perlu memiliki sikap yang toleran (menghormati)dan sekaligus inklusif terhadap ajaran dari agama lain. Pada zamanBuddha Gautama, Beliau sendiri juga menunjukkan sikap yang toleran.Ini antara lain dapat diketahui pada saat Upali, seorang hartawan, akanmenjadi muridnya. Setelah menerima permohonan tersebut hinggatiga kali, Buddha berkata, ”... permohonan tersebut baru akandikabulkan apabila Upali tetap membantu dan menyokong golonganagama yang dianut sebelumnya.” 38Kejadian itu membuktikan bahwa Buddha tetap menghormatiajaran agama lain. Dalam konteks itulah Djohan Effendi mengata -kan, “<strong>Kebebasan</strong> berkeyakinan itu melekat pada eksistensi manusiadan karena itu manusia dibebani tanggung jawab atas pilihannya.<strong>Kebebasan</strong> itu adalah anugerah Tuhan yang membuat manusiaberbeda dengan makhluk lainnya.”Allah Swt. berfirman dalam Alquran, ‘Dan katakanlah kebenarandari Tuhan kalian maka barang siapa mau silakan beriman danbarang siapa tidak mau silakan kafir’ (al-Kahfi 29). Dari kutipan iniDjohan Effendi menegaskan bahwa “Dengan demikian bukankahmerampas kebebasan manusia yang bersifat primordial daneksistensial itu sama artinya dengan merampas otoritas Tuhan?” 39Sekalipun berada dalam sebuah kelompok yang sama, yaituLingkaran Diskusi Limited Group, wawasan religious pluralismDjohan Effendi belum tentu sama dengan teman seperjuangannya.Hal itu antara lain ditegaskan oleh Zainul Abas, “Pengakuanpluralisme Djohan Effendi bukan hanya pengakuan secara sosiologisbahwa umat beragama berbeda, tetapi juga pengakuan tentang titiktemu secara “teologis” di antara umat beragama. Djohan tidak setujudengan absolutisme agama. Ia membedakan antara agama itu sendiridengan keberagamaan manusia. Pengertian antara agama dankeberagamaan harus dipahami secara proporsional. Menurutnya,agama--terutama yang bersumber pada wahyu--diyakini sebagai626 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!