12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>- Selanjutnya dikatakan bahwa secara umum ada dua mazhabtentang pemikiran inklusif, yaitu:1. Traditional Inclusivism, which asserts that the believer’sown views are absolutely true, and believers of otherreligions are correct insofar as they agree with that believer.2. Relativistic Inclusivism, which asserts that an unknownset of assertions are Absolutely True, that no human beingcurrently living has yet ascertained Absolute Truth, butthat all human beings have partially ascertained AbsoluteTruth. 28Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa penganut pahaminklusivisme itu bukan berarti tidak mempunyai pendirian atauprinsip. Penganut ini justru mempunyai pendirian bahwa ajaran yangdipelajarinya itu adalah benar namun tidak menutup kemungkinanbahwa ajaran dari agama lain itu juga mengandung kebenaransebagian maupun semuanya. Jadi paham inklusivisme itu mengkajidan menilai paham (-paham) yang lain dengan berangkat dari prinsipyang telah diyakini kebenarannya. Ini semua perlu dilakukan karenadiyakini manusia dalam proses pembelajarannya belum pernahmencapai Absolute Truth, yang telah dicapainya barulah kebenaranabsolut secara parsial. Dalam Agama Buddha juga dianut pandanganini karena orang yang telah mencapai Absolute truth sesungguhnyatidak akan terlahir kembali menjadi manusia karena dia sudahterbebas dari alam pikiran. Perkecualian ini terjadi dalam halkelahiran seorang Bodhisatwa (calon Buddha) yang (sengaja) lahir(incarnated) sebagai manusia karena kehendaknya sendiri untukmenolong agar semua makhluk (bukan hanya manusia!) bebas daripenderitaan.Buddhisme sendiri adalah penganut paham inklusivisme. Hal inisejalan dengan esensi ajaran Buddha yang melihat kehidupan inidiatur dalam suatu hukum kesalingtergantungan. Satu fenomenaadalah tidak terlepas dari fenomena lainnya.Paham inklusivisme dalam Buddhisme ini antara lain dapatditelusuri pada jaman Raja Priyadarsi (Ashoka) (304 - 238 SM). RajaAshoka adalah kaisar India dari Dinasti Maurya dengan markas diMagadha yang sangat terkenal luas kekuasaannya (antara lainmencakup India, Pakistan, Afghanistan, Iran, dan Bangladesh). DiaBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 619

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!