Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
12.07.2015 Views

Democracy ProjectRichard A’thamneh, Al-Qâmûs al-Syakhshî ‘Ibrî-‘Ibrî-Arabî (Jerusalem: Dâr al-Huda li an-Nasyir, 2007), hlm. 237.2Lihat: 1 Yohanes 2:18 teks Peshitta: “…wa aik middem dshmi’attôn d’attâMashihâ Daggala” (dan seperti yang telah kamu dengar, bahwa Al-MasîhAd-Dajjal akan datang), dan cf. Alkitab bahasa Arab: “…sami’tum anna Masîhândajjalân sayaji’u”. Qyamâ Hadatta – Ha B’rit ha Hadashah: The New CovenantAramaic Peshitta Text with Hebrew Translation (Jerusalem: The AramaicScriptures Research Society in Israel and The Bible Society., 1986), hlm. 215.Alkitab terjemahan Arab, lihat: Al-Kitâb al-Muqaddas (Beirut: Dâr Al-Kitâb al-Muqaddas fî asy-Syarq al-Ausath, 1992). Juga: Abûna Bulus Al-Faghalî – Anthon‘Aukar, Al-‘Ahd al-Qadîm Tarjamah Bayna as-Suthûr ‘Ibrî-‘Arabî (Lubnan: Al-Jâmi’ah al-Anthûniyyah, 2007).3Sefer Tehilim: The Book of Psalms Hebrew-English (Tel Aviv: “Sinai” PublishingHouse, 1993).4Ibid, hlm. 251-252. “Terjemahan liturgis” Yahudi ini dipilih karena secaraharfiah lebih mendekati konteks perayaan yang melatarbelakangi teks yangdikutip.5H.M. Noor Matdawam, Ibadah Hajji dan Umrah (Yogyakarta: CV. Bina Usaha,1993), hlm.46-47. Lihat juga: M. Hasbi Ash-Shiddiqieqy, Pedoman Haji(Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 86.6Kata al-Haram (“yang dilarang”) pada nama Masjid al-Haram, di Mekkah,menekankan bahwa tempat suci ini terlarang dimasuki oleh orang-orang non-Muslim, seperti Ruang Maha-kudus (Ibrani: Devir) pada Haekal (Bait Allah) diYerussalem yang tidak boleh dimasuki kecuali oleh imam-imam Yahudi. OrangorangYahudi disediakan tempat di Ruangan Kudus, sedangkan orang-orang non-Yahudi (goyim) juga disendirikan tempatnya di pelataran Bait Allah.7EI (S), h.638, article “Yahud (i)” (H. Speyer)8Yohanes 4:24, teks Aramaik Peshitta.9Makna hajj secara lughat (bahasa) “menyegaja sesuatu” (al-Qashdu), sedangkansecara syara’ berarti “sengaja mengunjungi Bait al-Haram untuk beribadah”(qashdu al-Baiti al-Harâmi li nusuki). Syeikh Muhammad bin Qasim Al-Ghazziy,Fathu al-Qarîb al-Mujîb (Surabaya: Penerbit “Tiga Dua”, 1993), hlm. 284.10Sampai sekarang orang Yahudi memiliki Mazor Rabah (doa-doa besar), yaitukumpulan doa-doa dari 3 perjalanan suci itu: Mahzor ha-Mefoar Regalim (TelAviv: Far, tanpa tahun). Dari ketiga Hag itu, Paskahlah yang paling menonjol.Kata Ibrani “Pesah”, artinya “dilalui” (Inggris: “passover”). Latar belakangnya:pada waktu anak-anak sulung Mesir dibunuh, pintu-pintu orang Israel yangsudah ditandai percikan darah penebusan “dilewati”. Dalam Perjanjian Baru,dengan kebangkitan Yesus dari kematian, setiap orang yang percaya kepada-Nyadan mengikuti Jalan-Nya “dilewati” (pesah) oleh kebinasaan kekal (Yohanes3:16). Inilah “makna teologis” baru mengenai Paskah dalam perspektif Kristiani.11Rabbi Nosson Scherman – Meir Zlotowitz (ed.), “Traktat Mo’ed Khatan” dalamThe Mishnah. Seder Mo’ed, Vol. IV (New York: Mesorah Punlications, Ltd.,1979), hlm. 11-13.12Robert Young, Analitical Concordance to The Bible (Michigan: W. M. BerdamansPubli-shing Company, 1991), hlm. 339.13Jeffrey, Op. Cit, hlm. 21814Sekadar contoh, kita bisa bandingkan ucapan Natal dalam bahasa Ibrani danbahasa Arab yang banyak kita jumpai di kartu-kartu ucapan di Palestina : Mo’edle-Simcha wa Rosh Ha-Sanah (Ibrani), ‘Id al-Milad Sa’idah wa Sanah Jadidah(Arab). Artinya : ”Selamat Natal dan Tahun Baru”.15Reuven Firestone, Journeys in Islamic Exegesis (New York: State University of602 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Democracy ProjectNew York Press, 1990), hlm. 218.16Ibid, hlm.9417Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Makkah: Khadim al Haramainasy Syarifain, Fadh ibn ‘Abd al ‘Aziz al Saud, 1992), hlm. 33.18EI (S), hlm. 639, Article “Yahud (i)” (H. Speyer).19H.M. Noor, Op. Cit., hlm. 6220Ibid.21Ibid, hlm. 68-76. Lihat juga: Imam Abu Hamid al Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dîn,Juz III, “Kitâb Asrâr al-Hajj” (Beirut: Dâr al-Fikr, tanpa tahun), hlm. 53-54.22O. Hashem, Berhaji Mengikuti Jalur Para Nabi (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 88.23Mitch and Zhava Glaser, The Fall Feast of Israel (Chichago: Moddy Press,1987), hlm. 177-178.24Syeikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy, Op. Cit, hlm. 288-289.25Risto Santala, The Messiah in the Old Testament in the Light of RabbinicalWritings (Jerusalem: Keren Ahvah Meshihit, 1992), hlm. 98-101.26R.C. Musaph-Andriesse, Sastra Para Rabi setelah Taurat Alih bahasa: Henk tenNapel (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), lm. 35-36.27Gregorius Yuhanna Ibrâhîm (ed.), Rafîq al Mu’min Khidmat al-Quddas wa alTarânîm al-Ruhaniyyah al-Raha; Dâr Mârdin, 1996, hlm. 31.28Ibid, hlm. 31-32.29Bandingkan: Kisah ‘Aqedah ini dalam komentar Torah edisi sinagoga Yahudi,Hamesy homasi Thorah (Yerussalem: Mesorah), 1991, hlm. 46-47. Dalamperayaan Tahun Baru Yahudi (rosh hashanah), kisah ‘Aqedah ini (The Binding ofIsaac) diperingati dalam suatu liturgi khusus, seperti yang akhirnya dilanjutkandengan ‘Id al-Adha dalam Islam, Mitch and Zhava Glaser, Op. Cit., pp. 65-74.30Riwayat yang menyebut Ismail, berasal dari Abu Hurairah dan Abu ath-Thufail‘Amr bin Wailah. Dari para tabi’in yang memegang pendapat ini: Said binMusayyab, asy-Sya’bi, Yusuf bin Mihran, Mujahid, Rabi’ bin Anas, Muhammadibn Ka’ab al-Quradzi, al-Qaibi dan al Qamah. Cf. Reuven Firestone, Op. Cit.,hlm. 135-151. Cf. Hamka, Tafsir al Azhar, Juzz XXIII (Surabaya: Pustaka Islam,1985), hlm.174-17331A. Th. Philips (ed.), Sefer Tefilah ma Kol Ha Sanah (New York: HebrewPublishing Company, tanpa tahun), hlm. 24-25.32Menurut al-Qurthubi, ‘Abbas ibn ‘Abdul Muthalib dan ibn ‘Abbas, Ishak yangnyaris dikurbankan. Diriwayatkan, ketika orang bertanya kepada Ibn Mas’ud,“Siapakah orang mulia, anak orang mulia, anak mulia?”. Jawabnya, dialah Yusufbin Ya’kub bin Ishaq, Dzabuhullah (sembelihan Allah), ibn Ibrahim, KhalilAllah.” Para tabi’in yang mendukung Ishak: Al-Qamah, Asy Sya’biy, Mujahid,Sa’id ibn Jubair, Ka’ab al Ahbar, Qatadah, Masruq, ‘Ikramah, Al-Qasim bin AbiBazzah, ‘Athaak, Muqatil, Abdurrahman ibn Abdullah, Az-Zuhri, as Sudi,‘Abdullah ibn Abil Hudzail, dan Imam Malik ibn Anas. Bahkan dirawikan pula‘Ali ibn Abi Thalib, Umar ibn Khathaab, ‘Abdullah bin ‘Umar, demikianlah tujuhsahabat utama Muhammad mendukung riwayat Ishaq. Julukan dzabihullah(sembelihan Allah) bagi Ishaq sudah dikenal dalam syair as Samaw’al, Ayyamal-‘Arab dari Genizah Kairo, sebelum zaman Islam. Lih. Gordon D. Newby, AHistory of The Jews of Arabia (South Carolina, Colombia: University of SouthCarolina Press, 1988), hlm. 56, 139.33Menurut keterangan Buya Hamka, ath-Thabari sebagai ahli tafsir tertuamenguatkan Ishaq, tetapi Ibn Katsir termasuk ahli tafsir yang membatalkanpendapat itu dan menguatkan Ismail (Hamka, Tafsir Al-Azhar. Juz XXIII.Surabaya: Pustaka Islam, 1985, hlm. 178). Mengenai riwayat-riwayat yangBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 603

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>New York Press, 1990), hlm. 218.16Ibid, hlm.9417Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Makkah: Khadim al Haramainasy Syarifain, Fadh ibn ‘Abd al ‘Aziz al Saud, 1992), hlm. 33.18EI (S), hlm. 639, Article “Yahud (i)” (H. Speyer).19H.M. Noor, Op. Cit., hlm. 6220Ibid.21Ibid, hlm. 68-76. Lihat juga: Imam Abu Hamid al Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dîn,Juz III, “Kitâb Asrâr al-Hajj” (Beirut: Dâr al-Fikr, tanpa tahun), hlm. 53-54.22O. Hashem, Berhaji Mengikuti Jalur Para Nabi (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 88.23Mitch and Zhava Glaser, The Fall Feast of Israel (Chichago: Moddy Press,1987), hlm. 177-178.24Syeikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy, Op. Cit, hlm. 288-289.25Risto Santala, The Messiah in the Old Testament in the Light of RabbinicalWritings (Jerusalem: Keren Ahvah Meshihit, 1992), hlm. 98-101.26R.C. Musaph-Andriesse, Sastra Para Rabi setelah Taurat Alih bahasa: Henk tenNapel (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), lm. 35-36.27Gregorius Yuhanna Ibrâhîm (ed.), Rafîq al Mu’min Khidmat al-Quddas wa alTarânîm al-Ruhaniyyah al-Raha; Dâr Mârdin, 1996, hlm. 31.28Ibid, hlm. 31-32.29Bandingkan: Kisah ‘Aqedah ini dalam komentar Torah edisi sinagoga Yahudi,Hamesy homasi Thorah (Yerussalem: Mesorah), 1991, hlm. 46-47. Dalamperayaan Tahun Baru Yahudi (rosh hashanah), kisah ‘Aqedah ini (The Binding ofIsaac) diperingati dalam suatu liturgi khusus, seperti yang akhirnya dilanjutkandengan ‘Id al-Adha dalam Islam, Mitch and Zhava Glaser, Op. Cit., pp. 65-74.30Riwayat yang menyebut Ismail, berasal dari Abu Hurairah dan Abu ath-Thufail‘Amr bin Wailah. Dari para tabi’in yang memegang pendapat ini: Said binMusayyab, asy-Sya’bi, Yusuf bin Mihran, Mujahid, Rabi’ bin Anas, Muhammadibn Ka’ab al-Quradzi, al-Qaibi dan al Qamah. Cf. Reuven Firestone, Op. Cit.,hlm. 135-151. Cf. Hamka, Tafsir al Azhar, Juzz XXIII (Surabaya: Pustaka Islam,1985), hlm.174-17331A. Th. Philips (ed.), Sefer Tefilah ma Kol Ha Sanah (New York: HebrewPublishing Company, tanpa tahun), hlm. 24-25.32Menurut al-Qurthubi, ‘Abbas ibn ‘Abdul Muthalib dan ibn ‘Abbas, Ishak yangnyaris dikurbankan. Diriwayatkan, ketika orang bertanya kepada Ibn Mas’ud,“Siapakah orang mulia, anak orang mulia, anak mulia?”. Jawabnya, dialah Yusufbin Ya’kub bin Ishaq, Dzabuhullah (sembelihan Allah), ibn Ibrahim, KhalilAllah.” Para tabi’in yang mendukung Ishak: Al-Qamah, Asy Sya’biy, Mujahid,Sa’id ibn Jubair, Ka’ab al Ahbar, Qatadah, Masruq, ‘Ikramah, Al-Qasim bin AbiBazzah, ‘Athaak, Muqatil, Abdurrahman ibn Abdullah, Az-Zuhri, as Sudi,‘Abdullah ibn Abil Hudzail, dan Imam Malik ibn Anas. Bahkan dirawikan pula‘Ali ibn Abi Thalib, Umar ibn Khathaab, ‘Abdullah bin ‘Umar, demikianlah tujuhsahabat utama Muhammad mendukung riwayat Ishaq. Julukan dzabihullah(sembelihan Allah) bagi Ishaq sudah dikenal dalam syair as Samaw’al, Ayyamal-‘Arab dari Genizah Kairo, sebelum zaman Islam. Lih. Gordon D. Newby, AHistory of The Jews of Arabia (South Carolina, Colombia: University of SouthCarolina Press, 1988), hlm. 56, 139.33Menurut keterangan Buya Hamka, ath-Thabari sebagai ahli tafsir tertuamenguatkan Ishaq, tetapi Ibn Katsir termasuk ahli tafsir yang membatalkanpendapat itu dan menguatkan Ismail (Hamka, Tafsir Al-Azhar. Juz XXIII.Surabaya: Pustaka Islam, 1985, hlm. 178). Mengenai riwayat-riwayat yangBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 603

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!