12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>pihak-pihak bertikai kemudian menggunakan agama untuk justifikasibagi konflik dan kekerasan yang terjadi di antara mereka. Karenaitu, perbaikan kondisi ekonomi, politik, sosial, dan hukum menjadiprasyarat-prasyarat pokok bagi terciptanya kehidupan antaragamayang toleran, damai dan harmonis.KESIMPULANSebagaimana diisyaratkan di atas, pengembangan kerukunan hidupantarumat beragama di Indonesia sulit dilakukan pada ting katankonsep-konsep teologis sentral, yang merupakan inti darieksklusivisme masing-masing agama. Akan sulit dibayangkan, jikapara pemeluk agama-dalam hal ini Islam dan Kristen menerima usuldari Montgomery Watt, misalnya. Demi kehidupan keagama an yangtoleran dan penuh respek, Watt antara lain mengusulkan agar pihakKristen mempertimbangkan kembali doktrin bahwa “Yesus merupa -kan satu-satunya anak Tuhan”, atau agar kaum muslim me nafsirkankembali doktrin tentang finalitas Islam dan Muhammad sebagai rasulterakhir (Watt, 1991: 145-50).Tetapi, selain usul yang kelihatan tidak viable dan realistik itu,menarik mengutip pernyataan Mahmud Ayoub, profesor studi Islamdi Temple University, yang dijadikan Watt sebagai penutup pem -bicaraannya tentang ini:“Islam boleh jadi dapat membantu kemanusiaan dalampencarian nya bagi jalan keluar dari nestapa kehancuran danalienasi, hanya jika kaum muslim hidup secara serius dengankesalehan keimanan mereka secara seimbang dengan tuntutantuntutansosial, politik, etis dan ekonomisnya. Pada akhirnya,tantangan Islam sebagai suatu agama yang terinstitusionalisasiadalah inner (bâthin) Islam, atau me nyerahkan semuanya kepadaTuhan. Ini adalah keberanian untuk menjadikan Tuhan sebagaiTuhan di dalam kehidupan individu kita, masyarakat danmasalah-masalah dunia. Ini adalah tantangan bukan hanya bagikaum muslim, tetapi juga bagi seluruh manusia bertu han. Jikapolitik domestik dan luar negeri di Barat dapat sepenuhnyadikristenisasikan dan Dunia Islam dapat diislamisasikan dalamselu ruh aspeknya, maka Dâr al-Islâm dapat mencakup Gereja,dan Gereja dapat melihat dunia sebagi “tubuh mistik Kristus”(dikutip dalam Watt, 1991:150-1).26 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!