12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Diterjemahkan oleh Sister Caridad Inda dan John Eagleson (Maryknoll, NewYork: Orbis Books, 2001 13 [1973 1 ]) 9.7Paul F. Knitter, ed., The Myth of Religious Superiority. A Multi-Faith Exploration(Faith Meets Faith Series) (Maryknoll: Orbis Books, 2004).8Ada juga model keempat yang belakangan ini dikembangkan sejumlahsistematikus Kristen, yang memakai trinitarianisme Kristen sebagai wadah danbingkai bersama yang ke dalamnya agama-agama lain diundang untukberpartisipasi di dalam keunikan relasi tiga Oknum ilahi Kristen yang dilihatjuga bekerja dalam agama-agama lain. Dengan model ini, trinitarianisme menjadipayung yang memayungi semua agama. Hemat penulis, model ini juga bisadilihat sebagai eksklusivisme atau inklusivisme terselubung, bahkanindiferentisme diam-diam; bukan posisi pascapluralis, tetapi antipluralis.9Choan-Seng Song, The Believing Heart: An Invitation to Story Theology(Minneapolis: Fortress Press, 1999) 63.10Mengenai paham keunikan relasional sebagai sebuah sebuah model kristologisyang komprehensif dan memberi harapan dalam membangun suatu dialog yangjujur, yang berkontras dengan keunikan eksklusif, lihat Paul F. Knitter, No OtherName? A Critical Survey of Christian Attitudes Toward the World Religions(Maryknoll, New York: Orbis Books, 1999 10 [1985 1 ]) 171 dyb; idem, Jesus andthe Other Names: Christian Mission and Global Responsibility (Maryknoll, N.Y.:Orbis Books, 1996) 61-101 (bab 4-5).11Dikatakannya dalam kata pengantar buku yang disuntingnya, The Myth ofReligious Superiority.12Pernyataan Knitter ini dimaksudkannya untuk menjadi suatu pelengkap bagiucapan terkenal Hans Küng : “Tidak akan ada perdamaian di antara bangsabangsatanpa perdamaian di antara agama-agama; dan tidak akan adaperdamaian di antara agama-agama jika tidak ada dialog yang lebih besar diantara mereka.” Lihat Küng, Global Responsibility: In Search of a New WorldEthics (New York: Crossroad, 1991) xv; dan kata pengantar dalam Paul F.Knitter, ed., The Myth of Religious Superiority.13John B. Cobb Jr., Beyond Dialogue: Toward A Mutual Transformation ofChristianity and Judaism (Philadelphia: Fortress Press, 1982) 47 dyb.14Mengenai “non-believers” dan “non-persons”, lihat Robert McAfee Brown,Theology in A New Key, 62-64.15Tidak banyak buku telah ditulis penulis Kristen mengenai hubungan antaraagama-agama di Indonesia dan negara; salah satu di antaranya yang menyorotiperjumpaan kekristenan di Indonesia dan nasionalisme adalah buku Zakaria J.Ngelow, Kekristenan dan Nasionalisme: Perjumpaan Umat Kristen denganPergerakan Nasional Indonesia 1900-1950 (Jakarta: Gunung Mulia, 1994).16McAfee Brown, Theology in A New Key, 70.17Mengenai kemandirian rangkap tiga ini, yang sejak dicanangkannya masih harusdiperjuangkan gereja-gereja di Indonesia hingga kini, lihat dokumen PGI, LimaDokumen Keesaan Gereja. Keputusan Sidang Raya XII PGI, Jayapura 21-30Oktober 1994 (Jakarta: Gunung Mulia, 1996) 85-99.18Choan-Seng Song, The Believing Heart, 57.19McAfee Brown, Theology in A New Key, 48.20Choan-Seng Song, Third-Eye Theology: Theology in Formation in Asian Settings(Guildford and London: Lutterworth Press, 1980) 11.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 583

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!