12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>sebab usaha ini memerlukan kemandirian gereja di bidang daya dandana sebagai prasyarat mendasar. Sebab, dalam konteks gereja-gerejaKristen di kawasan Timur, Ortodoksi sering kali berarti dominasiteologi kuno Barat, para teolog Barat, dan dana Barat. Karena itulah,melakukan sesuatu di luar batas-batas Ortodoksi berarti pertamatamamencapai kemandirian rangkap tiga ini: teologi, daya dan dana.Gereja-gereja di Indonesia masih banyak yang belum mencapaikemandirian di tiga bidang ini; dan mereka harus membanting tulanguntuk mencapainya. 17 Tidak berlebihan jika dikatakan bahwakomunitas-komunitas keagamaan lainnya juga perlu melakukanusaha yang sama.Waktunya sudah sangat mendesak untuk mencapai kemandiriandi bidang daya dan dana, sebab hanya dengan lebih dulu mandiri dikedua bidang ini, kemandirian teologi lebih mudah dapat di -usahakan. Sekaranglah waktunya untuk berteologi “dengan pers -pektif mata ketiga”, maksudnya, dengan perspektif Asia, perspektifIndonesia. Choan-Seng Song, seorang teolog Asia asal Taiwan,menyatakan, “Teologi di Asia tidak dapat lagi hanya sebagai suatupengulangan atas apa yang kita telah warisi.” 18 McAfee Brown jugamengatakan hal yang sama, “Suatu pengulangan masa lampau tidakakan memadai.” 19 Song bahkan menyatakan bahwa Reformasi gerejadi abad ke-16 dilaksanakan sejalan dengan roh Jerman, bukandengan roh Asia atau roh Indonesia. Dia menandaskan, “Merekayang tidak memiliki mata Jerman haruslah tidak dicegah untukmelihat Kristus melalui mata Cina, mata Jepang, mata Asia, mataAfrika, mata Amerika Latin.” 20 Dalam hubungan dengan figur-figursuci masa lampau lainnya (misalnya, Musa, Gautama Buddha, NabiMuhammad), komunitas-komunitas keagamaan di Indonesia, hematpenulis, harus juga melakukan hal yang sama dan mengambilorientasi yang sama pula.PENUTUPTentu masih ada bidang-bidang lain yang tidak disebut dalam tulisanini, yang perlu dibarui gereja kalau mereka mau tanggap padaperubahan zaman dan konteks. Penulis sungguh berharap, daya danpotensi juang yang terkandung dalam gereja-gereja Protestan sebagaigereja yang terus-menerus dapat melakukan pembaruan (ecclesiareformata semper reformanda) dapat diaktualisasi, sehinggaBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 581

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!