12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>mana berwatak konservatif, antipembaruan dan antiintelektual,sehingga menimbulkan banyak kritik keras terhadap agama-agama,seperti yang dewasa ini, dalam skala global, khususnya gencardilakukan kalangan agnostik dan kalangan ateistik, yang sesungguh -nya perlu didengar dan diberi respon kreatif oleh umat beragama. 2Tetapi pada pihak lain, konservatisme dari waktu ke waktu di -pertahankan juga karena para pemimpin gereja tidak ingin kehilang -an warga gereja mereka yang dikhawatirkan akan meninggalkangereja jika tidak ada kepastian yang kokoh pada ajaran gereja. Dankondisi ini diperparah lebih jauh oleh rasa berpuas diri warga gerejapada rutinitas berbagai kegiatan gereja yang diulang-ulang dari tahunke tahun, tanpa inovasi dan terobosan baru. Seolah bagi merekasejarah gereja sudah berakhir.Selain itu, keperluan mempertahankan konservatisme dalamajaran gereja dan kiprah proselitisasi dapat juga muncul darikesadaran diri sebagai umat beragama minoritas yang hidup ditengah umat mayoritas yang dipandang sebagai ancaman bagikelanjutan eksistensi mereka. Mungkin, dengan memakai teori“disonansi kognitif ”, orang harus memahami kalau kelompokberagama minoritas beranggapan bahwa untuk mempertahankanidentitas, eksistensi, serta daya juang warganya, warga perlu dibekalidengan doktrin-doktrin yang membangun rasa percaya diri, doktrinyang kokoh tak tergoyahkan dan tak berubah sepanjang masa,doktrin yang mendorong keras warga untuk terus melakukanproselitisasi, dengan anggapan bahwa semakin banyak orang yangmasuk ke dalam komunitas mereka, semakin terjamin kebenaranajaran agama dan kiprah mereka.Menghadapi kenyataan di atas, berbicara tentang pembaruanpemikiran dan kiprah Kristen di Indonesia sungguh merupakan suatuusaha yang melawan arus. Bagaimanapun juga, pembaruan itu harusdilakukan mengingat zaman dan konteks sosio-budaya yang sudahberubah, yang di dalamnya umat beragama kini hidup. Berikut inipenulis akan memaparkan sepuluh bidang yang perlu dibarui dalamajaran dan kiprah gereja di Indonesia, dengan harapan apa yangditawarkannya ini dapat menggelinding lebih jauh sehingga bola saljupembaruan dapat semakin besar, dan pada akhirnya menghasilkansebuah gerakan pembaruan.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 571

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!