12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>dan membaca sebuah booklet kecil berjudul ‘Tiga JalanKesempoernaan’ yang diterbitkan oleh Minerva theosophicalbookshop di Batavia pada tahun 1921. Booklet ini berisi terjemahanke dalam bahasa Indonesia dari pidato yang diberikan oleh AnnieBesant saat ia membicarakan tentang bhakti marga, cara cinta kasihdan penyerahan diri kepada Tuhan.Diskusi yang dilakukan pada kongres Bali Dharma Laksana diDenpasar pada tahun 1931, mungkin merupakam diskusi yangmenimbulkan perubahan paling mendasar di dalam Hindu Bali padamasa itu. Kongres tersebut bertemu dengan tujuan untuk mem -bicarakan nama yang akan diberikan untuk agama di Bali. Saatsebagian menyatakan bahwa nama yang tepat adalah Agama SiwaBuddha, yang merefleksikan sintesis antara kedua agama besar ini diBali, beberapa anggota kongres yang lain menyatakan bahwa namayang sesuai adalah Agama Hindu Bali, yang menyatakan hubunganagama di Bali dengan ajaran agama di India. Hal yang palingmenonjol yang timbul di dalam diskusi ini adalah walaupun anggotakongres ini menekankan pentingnya unity di dalam agama, budayadan masyarakat, mereka sudah mulai menyatakan pembeda di dalamagama di Bali dengan memberikan nama pada agama itu. Merekamencoba untuk memberikan nama pada agama mereka yangsebelumnya bukanlah sesuatu yang terpisah dari budaya dan tradisidi dalam masyarakat mereka.Sebagai seorang peneliti Hinduisme, sebuah perjalanan penuhdengan ekplorasi yang memerlukan banyak persiapan akan dilalui.Teman-teman dari Barat sudah terbiasa dengan menjalani kehidupansecara linear, dengan sebuah permulaan dan sebuah akhir. Tetapi,apa yang dimiliki oleh Hinduisme adalah sebuah perspektif kehidupanyang cyclical. Kematian bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakanpintu menuju siklus hidup selanjutnya, menuju kelahiran baru.Sebagai penutup, saya memberikan rasa terima kasih yang sangatmendalam kepada Dr Djohan Effendi yang kebijaksanaan dan peranhumanitariannya terus menjadi inspirasi bagi semua pendukunginterfaith dialog. Oleh Greg Barton, Pak Djohan disebut seorangpemikir Islam neomodernist. Tidak hanya itu, Pak Djohan juga terusmenunjukkan bahwa seseorang yang ingin melayani sesama dapatmengubah dunia.[]Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 569

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!